Audy Wiranda, Timothy (2021) Pengaruh Suhu Aging Dan Penambahan One-Side Chamfer Terhadap Kekuatan Puntir Sambungan Las AA6061 Dan Baja SS41. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kebutuhan komponen kendaraan yang ringan menjadi masalah dalam industry electric vehicle dimana sebagian beban komponen kendaraan harus dikurangi untuk mengantikan beban berat baterai yang menujang jarak tempuh kendaraan. Solusi yang sering digunakan adalah pengunaan komponen dissimilar aluminium baja dimana aluminium mempunyai densitas yang lebih redah sedangkan baja tetap dapat memberikan kebutuhan kekuatan yang dibutuhkan. Penyambungan dissimilar metal aluminium dan baja adalah jenis penyambungan yang tidak bisa dilakukan pengelasan fusi, las gesek adalah salah satu metode yang dipakai untuk mengelas aluminium yang mensolusikan cacat las pada las fusi. Parameter yang digunakan dalam pengelasan adalah kecepatan spindle 1600 rpm, tekanan awal 7 KN, BOL 15 mm, tekanan akhir 35 KN, selama 60 detik. Kekurangan dari penyambungan dissimilar metal aluminium dan baja adalah penurunan kekuatan dari logam aluminium, dikarenakan oleh panas dari proses pengelasan yang merubah struktur butir aluminium. Dalam mengurangi penurunan kekuatan suhumaksimum pengelasan tidak boleh terlalu tinggi maka dari itu diberikan geometri chamver 30 dan tanpa pemberian chamver pada specimen baja dengan tujuan mengurangi heat input sehingga suhu maksimum pengelasan dapat dijaga tidak terlalu tinggi, lalu untuk memperbaiki kekuatan logam aluminium setelah proses pengelasan maka digunakan precipitation hardening dengan 3 tahapan proses dimana pertama specimen hasil pengelasan dilakukan solution heat treatment pada suhu 530 C lalu dilanjukan dengan proses Quencing pada pendinginan air ,pada proses ketiga specimen di lakukan proses aging pada variasi suhu 125 C, 150 C, 175 C, selama 7 jam, lalu dilakukan proses pengujian kekuatan puntir. Dari hasil penelitian ini didapatkan dengan penambahan geometri chamver 30 dan perlakuan aging pada suhu aging 125 C memiliki kekuatan puntir tertinggi sebesar 216,07 Mpa hal ini dikarenakan pada penambahan geometri chamfer membuat heat input yang terjadi dapat dioptimalka sehingga terbentuk ikatan antar aluminium dan baja tanpa mengurangi sifat mekanis aluminium karena heat input terlalu banyak. Lalu dengan perlakuan aging 125 C membentuk perispeta Mg2Si di batas butir menyebabkan kekerasanya meningkat yang diikti denga meningkatnya kekuatan puntir.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 052107 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 621 Applied physics > 621.8 Machine engineering |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Mesin |
Depositing User: | Unnamed user with username agussusilo |
Date Deposited: | 27 Oct 2021 04:34 |
Last Modified: | 04 Oct 2024 07:29 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/186107 |
Text
Timothy Audy Wiranda.pdf Download (3MB) |
Actions (login required)
View Item |