Karakteristik Isotermis Sorpsi Air pada Produk Olahan Jagung: Review Jurnal

Faroh, Yuni (2021) Karakteristik Isotermis Sorpsi Air pada Produk Olahan Jagung: Review Jurnal. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman yang cukup penting bagi kehidupan manusia khususnya di Indonesia. Beberapa varietas jagung dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan potensial bagi manusia. Dalam pemanfaatannya, jagung dapat diolah menjadi tepung jagung, keripik jagung, emping jagung maupun biji jagung yang dapat dikembangbiakkan menjadi benih jagung. Jika pemanenan benih dilakukan saat masak fisiologis, maka kadar air benih masih relatif tinggi yaitu antara 25%-30%, dan hal ini dapat menyebabkan benih menjadi rusak dan tidak dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama. Aktivitas air (aw) menunjukkan jumlah air bebas di dalam pangan yang dapat digunakan oleh mikroba untuk pertumbuhannya. Di bawah aw minimal tersebut mikroba tidak dapat tumbuh atau berkembangbiak. Oleh karena itu salah satu cara untuk mengawetkan pangan adalah dengan menurunkan aw tersebut. Pengeringan benih dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi kadar air benih sampai pada taraf yang aman untuk menyimpan dan mempertahankan persentase viabilitas benih terutama yang berada di daerah yang bersuhu dan kelembaban tinggi. Pengeringan benih merupakan proses perpindahan air dari dalam benih ke permukaan benih, dan kemudian air yang berada dipermukaan benih tersebut akan diuapkan jika RH ruangan lebih rendah. Proses ini akan terjadi hingga keseimbangan kadar air benih dengan RH lingkungannya tercapai. Isotermi sorpsi air menunjukkan hubungan antara kadar air bahan dengan RH kesetimbangan ruang tempat penyimpanan bahan atau aktivitas air pada suhu tertentu. Dari 10 artikel tersebut, suhu yang digunakan dalam proses sorpsi isotermi bervariasi, mulai dari 25 - 60 . Namun, rata-rata suhu yang banyak digunakan yaitu suhu 30 dan 40 , serta penggunaan garam untuk mengatur RH lingkungan mulai dari 0-90%. Model terbaik dari artikel-artikel tersebut adalah model BET, GAB, Chung-Pfost, Henderson, Oswin, Halsey dan Henderson-Thompson. Untuk menentukan model yang tepat pada sorpsi isotermi, digunakan dua parameter yaitu R2 (Coefficient of Determination) dan P (Modulus Deviasi). Perbedaan bentuk kurva sorpsi isotermi dipengaruhi oleh perbedaan pada suhu penyimpanan jagung yang dapat mempengaruhi kemiringan dari kurva sorpsi isotermi yang berbentuk sigmoid. Sehingga, dapat mempengaruhi ketepatan nilai deviasi dari model-model yang diujikan.

English Abstract

Corn (Zea mays L.) is a plant that is quite important for human life, especially in Indonesia. Several varieties of maize can be used as a potential food source for humans. In its use, corn can be processed into corn flour, corn chips, corn chips and corn kernels which can be cultivated into corn seeds. If the harvesting of seeds is carried out during physiological maturity, the moisture content of the seeds is still relatively high, namely between 25% -30%, and this can cause the seeds to become damaged and cannot be stored for a long time. Water activity (aw) indicates the amount of free water in food that can be used by microbes for their growth. Under this minimum, the microbes cannot grow or reproduce. Therefore, one way to preserve food is to reduce the aw. Seed drying is carried out in order to reduce the moisture content of the seeds to a level that is safe to store and maintain the percentage of seed viability, especially those in areas with high temperature and humidity. Drying the seed is the process of moving water from the inside of the seed to the surface of the seed, and then the water on the surface of the seed will be evaporated if the RH of the room is lower. This process will occur until the balance of the seed moisture content with the RH of the environment is reached. Water sorption isotherm shows the relationship between the water content of the material and the RH of the equilibrium of the space in which the material is stored or the activity of water at a certain temperature. Of the 10 articles, the temperature used in the isothermic sorption process varies, ranging from 25 - 60 . However, the average temperatures that are widely used are 30 and 40 , and the use of salt to adjust the RH of the environment starts from 0-90%. The best models of these articles are the BET, GAB, Chung-Pfost, Henderson, Oswin, Halsey and Henderson-Thompson models. To determine the appropriate model for isothermic sorption, two parameters are used, namely R2 (Coefficient of Determination) and P (Modulus of Deviation). The difference in the shape of the isothermic sorption curve is influenced by differences in the storage temperature of maize which can affect the slope of the sigmoid sorption curve. Thus, it can affect the accuracy of the deviation value of the models tested.

Other obstract

-

Item Type:	Thesis (Sarjana)
Identification Number:	630
Uncontrolled Keywords:	Jagung, Aktivitas Air, Kadar Air Kesetimbangan, Isotermi Sorpsi Air, maize, water activity, equilibrium water content, water sorption isotherm.
Subjects:	600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions:	Fakultas Teknologi Pertanian > Keteknikan Pertanian
Depositing User:	Unnamed user with email gaby
Date Deposited:	25 Oct 2021 07:54
Last Modified:	27 Sep 2024 06:52
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/185979

Text Yuni Faroh.pdf Download (1MB)

Actions (login required)

View Item