Analisis Rantai Pasok Dan Peluang Aplikasi Keteknikan Pertanian Pada Cabai (Capsicum L.) Segar Dari Daerah Produsen Ke Daerah Konsumen (Studi Kasus Produksi Cabai Dari Desa Bago, Kec.Besuk, Kab.Probolinggo Ke Pasar Keputran,Surabaya)

Nandi Pratama, Rheza (2021) Analisis Rantai Pasok Dan Peluang Aplikasi Keteknikan Pertanian Pada Cabai (Capsicum L.) Segar Dari Daerah Produsen Ke Daerah Konsumen (Studi Kasus Produksi Cabai Dari Desa Bago, Kec.Besuk, Kab.Probolinggo Ke Pasar Keputran,Surabaya). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Rantai pasok cabai segar merupakan hal yang kompleks karena banyaknya interaksi ekonomi dari banyak orang yang terlibat mulai dari petani, pengepul, pedagang, konsumen dari berbagai daerah. Tujuan penelitian yaitu mengetahui pola rantai pasok cabai dari daerah produsen hingga konsumen serta mengetahui aplikasi keteknikan pertanian yang dapat diterapkan untuk menjaga kualitas cabai yang dijual. Studi kasus dilakukan di Desa Bago, Kec.Besuk, Kab.Probolinggo sebagai daerah produsen dan Pasar Keputran, Surabaya sebagai daerah pemasaran dengan pengamatan di masing-masing tempat selama 7 hari. Informasi yang dikumpulkan dari kedua tempat tersebut yaitu : mekanisme rantai pasok, mekanisme perubahan harga, dan penanganan cabai yang dilakukan. Rantai pasok cabai memiliki sifat terdesentralisasi. Pelaku usaha pada rantai pasok cabai terdiri dari petani, pengepul tingkat desa, pengepul tingkat kecamatan, pedagang pasar induk, pedagang pasar cabang, dan konsumen. Pelaku usaha dengan peran kuat yaitu pengepul tingkat kecamatan dan pedagang pasar induk. Dari studi kasus di daerah produsen, Kecamatan Besuk, Pakuniran, Gading, dan Kota Anyar dominan memproduksi cabai rawit dan dijual tingkat lokal Jawa Timur terutama ke Pasar Keputran. Pasar Keputran sebagai daerah pemasaran pada studi kasus merupakan tempat berkumpulnya cabai dari berbagai kabupaten di Jawa Timur termasuk Probolinggo dan utamanya melayani pedagang pasar cabang di Jawa Timur. Semakin panjang rantai pasok maka harga cabai akan semakin mahal bagi konsumen. Selisih harga cabai antara petani dan konsumen yang cukup besar yaitu Rp 17.000/Kg. Pedagang pasar cabang mengambil nilai tambah terbesar sebesar Rp 4.000/Kg, petani dan pengepul tingkat desa mengambil nilai tambah sebesar Rp 3.500/Kg dan pengepul tingkat kecamatan serta pedagang pasar induk mengambil nilai tambah terkecil sebesar Rp 3.000/Kg Kerusakan cabai terjadi karena penyakit Antraknosa dan kadar air cabai yang tinggi karena air hujan di permukaan cabai tidak diuapkan sebelum pengangkutan ke pasar yang biasanya terjadi saat musim hujan. Kerusakan cabai yang cukup besar terjadi karena penyakit Antraknosa yaitu sebesar 60%. Diketahui pada satu hari penjualan cabai selama 16-18 jam pada suhu udara bebas terjadi kerusakan cabai rawit sebesar 2,229% dan kerusakan cabai merah besar sebesar 13,65%. Blower pemanas bertenaga gas dapat digunakan untuk menguapkan air di permukaan cabai yang basah sebelum diangkut untuk menjaga kualitas cabai segar yang dijual.

English Abstract

Supply chain of fresh chili is a complex matter because of a lot of economic interaction from a lot of people involved in this business from farmers, collectors, traders, and consumers from various region. Research objectives are to understand supply chain of chili from producer region to consumer and to understand application of agriculture engineering which can keep the quality of chili. Case study for research was done in Bago, Besuk, Probolinggo as the producer region and Keputran Market, Surabaya as the marketing region which observation was done at both place for 7 days. Informations collected from both place are : supply chain mechanism, price change mechanism, and handling of the chili. Chili supply chain is decentralized. Farmer, village chili collector, district chili collector, chili trader in central market, chili trader in branch market, and consumer are the player in the supply chain of chili. District chili collector and chilli trader in central market have strong influence on chili supply chain. From producing region of the case study like Besuk, Pakuniran, Gading, and Kota Anyar district dominantly produce cayenne pepper and it is sold to around East Java particularly in Keputran market. Keputran market functions as central marketplace that gathers chili from regencies in East Java including Probolinggo and it serves chili traders from other markets in East Java. As supply chain getting longer so the price of chili will be more expensive for costumer. Difference of chili price between farmer and consumer is quite big that is Rp 17.000/Kg. Retail chili trader get the biggest added value that is Rp 4.000/Kg. Farmer and village chili collector get added value that is Rp 3.500/Kg. District chili collector and chili trader in chili collector get the smallest that is Rp 3.000/Kg. Chili damage are caused by : Antrachnose and high water content in chili because of unevaporated rain water on chili surface prior to transportation to market, both commonly happen in rainy season. Chili damage caused by Anthracnose is quite significant is 60%. On one day of sale for 16-18 hours on ambient temperature can cause 2,229% damage for cayenne pepper and 13,65% damage for big red chili. Gas powered heater blower can be used to evaporate water from surface of chili prior to transportion to maintain quality of the chili.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 630
Uncontrolled Keywords: Cabai, Rantai Pasok, Harga, Kerusakan, Aplikasi Keteknikan Pertanian, Chili, Supply Chain, Price, Damage, Application of Agricultural Engineering
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions: Fakultas Teknologi Pertanian > Keteknikan Pertanian
Depositing User: Unnamed user with email gaby
Date Deposited: 25 Oct 2021 07:18
Last Modified: 23 Feb 2022 08:01
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/185972
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Rheza Nandi Pratama.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2023.

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item