Ayu Puspita, Marina (2021) Literature Review: Strategi Pengembangan Industri Rumput Laut di Indonesia. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Komoditi rumput laut yang semakin berkembang di Indonesia tidak diimbangi oleh upaya pengembangan pengolahan dan perkembangan nilai ekspor rumput laut di Indonesia. Hal tersebut terbukti dengan hanya sebanyak 20% rumput laut yang diolah dalam industri dan nilai ekspor rumput laut Indonesia yang rendah. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa diperlukannya strategi pengembangan industri yang tepat di Indonesia. Penelitian literature review ini bertujuan: 1) Mengetahui keadaan dan perkembangan dari industri rumput laut yang ada di wilayah Indonesia, 2) Menganalisis potensi budidaya rumput laut di Indonesia yang berfungsi sebagai penunjang perkembangan industri rumput laut di Indonesia, 3) Menganalisis strategi pengembangan industri rumput laut agar menghasilkan produk yang dapat bersaing dengan produk impor dan meningkatkan nilai ekspor rumput laut Indonesia. Metode penelitian berdasarkan metode systematic review yaitu suatu metode untuk menciptakan artikel dengan melakukan tinjauan sistematis terhadap hasil penelitian yang telah ada sebelumnya menghasilkan artikel berupa rangkuman atau jawaban dari pertanyaan maupun informasi baru yang ditemukan. Sumber pustaka yang digunakan adalah artikel internasional dan artikel nasional yang dilakukan pencarian melalui situs Google Scholar, Research Gate, Proquest, Science Direct dan Neliti. Kemudian artikel tersebut diseleksi berdasarkan ketentuan 1) Isi artikel sesuai dengan topik yang digunakan, 2) Publikasi artikel dari tahun 2011-2021, 3) Penggunaan artikel dengan ketentuan 60% artikel internasional (15 artikel) dan 40% artikel nasional (9 artikel). Hasil literature review menunjukkan wilayah Nusa Tenggara Timur memiliki 3 unit pengolahan rumput laut, Sulawesi Selatan memiliki 29 unit pengolahan, Sulawesi Tengah 1 unit pengolahan, Jawa Tengah tidak diketahui dan Jawa Timur memiliki 9 unit pengolahan rumput laut. Dari setiap wilayah industri pengolahan, menunjukkan bahwa keadaan industri pengolahan rumput laut diberbagai wilayah di Indonesia tergolong memiliki permasalahan yang serupa disetiap wilayah. Permasalahan di Nusa Tenggara Timur seperti ketersediaan sarana dan prasarana perlu dilakukan penambahan dan pengembangan. Permasalahan di Sulawesi Selatan yaitu kualitas rumput laut yang digunakan berkualitas rendah, sedikitnya variasi produk, teknologi yang masih sederhana, persaingan ketat antar produsen yang serupa, dan rendahnya ekspor produk olahan rumput laut. Permasalahan di Sulawesi tengah yaitu tidak adanya acuan manajemen, peralatan yang masih sederhana dan kurangnya kemampuan untuk media promosi. Permasalahan di Jawa Tengah diantaranya tidak adanya motivasi dalam memproses produk rumput laut menjadi produk olahan. Perkembangan industri rumput laut di Indonesa tergolong baik dan meningkat secara bertahap dan permasalahan industri utama diantaranya mengenai rendahnya kualitas rumput laut, sedikitnya inovasi atau variasi produk olahan rumput laut dan teknologi yang digunakan. Hal tersebut membuka peluang bahwa pengembangan industri pengolahan rumput laut di Indonesia dapat dilakukan sehingga menghasilkan produk rumput laut yang bernilai lebih dan meningkatkan kualitas dan kuantitas produk rumput laut. Potensi area budidaya rumput laut di Indonesia masih sangat luas. Hal tersebut berdasarkan luas wilayah potensial yang belum diolah dan peningkatan produksi setiap tahunnya, serta jenis rumput laut yang dapat ditanam di Indonesia sangat beragam dan kegiatan budidaya rumput laut yang tidak memerlukan banyak waktu dan biaya. Berdasarkan kesimpulan agresif, terdapat 4 unsur strategi yang dapat dilakukan yaitu terhadap unsur bahan baku, teknologi, sumber daya manusia, serta pemerintahan dan kelembagaan. Strategi pengembangan pertama yaitu untuk meningkatkan kualitas bahan baku industri dilakukan dengan cara melakukan perluasan area budidaya dan peningkatan pemanfaatan area budidaya potensial pada setiap wilayah, menciptakan penangkaran bibit unggul, meningkatkan Kerjasama dalam menjaminan pasokan bahan baku, serta penanganan pascapanen yang tepat seperti membangun dan mengembangkan gudang penyimpanan hasil panen. Strategi pengembangan kedua untuk meningkatkan kualitas teknologi yang digunakan dilakukan dengan cara menerapkan teknologi agroindustri yang tepat guna dan ramah lingkungan, mengembangkan teknologi untuk budidaya rumput laut seperti teknologi untuk membasmi hama dan penyakit, serta mengadakan teknologi dalam pengolahan pascapanen seperti teknologi untuk pengeringan dan penyimpanan, teknologi untuk mengolah bahan baku menjadi bahan setengah jadi, dan teknologi pengolahan bahan jadi yang dapat dikonsumsi langsung untuk industri skala kecil. Strategi pengembangan ketiga yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) seperti mengadakan pelatihan untuk meningkatkan kualitas dalam Pendidikan formal, informal serta penguasaan teknologi dan meningkatkan kemampuan sumber daya manusia pada tingkat petani seperti meningkatkan kesadaran dan kemampuan petani dalam rekayasa budidaya dan pengolahan, meningkatkan kemampuan dalam pembentukan kelompok tani, manajemen usaha, keuangan dan pemasaran, meningkatkan kemampuan petani dalam mengakses teknologi dan informasi, serta kemampuan dalam menjalin hubungan dengan lembaga pemerintah, keuangan dan lembaga pendukung lainnya yang telah dtersedia. Strategi pengembangan keempat yaitu untuk meningkatkan peran pemerintah dan lembaga daerah seperti meningkatkan kinerja peraturan pemerintah serta membentuk dan meningkatkan fungsi kelompok maupun lembaga disetiap wilayah.
English Abstract
The growing seaweed commodity in Indonesia is not matched by efforts to develop the processing and development of the export value of seaweed in Indonesia. This is evidenced by the fact that only 20% of seaweed is processed in industry and the export value of Indonesian seaweed is low. Based on this, it can be seen that the need for the right industrial development strategy in Indonesia. This literature review research aims to 1) Knowing the state and development of the seaweed industry in Indonesia, 2) Analyzing the potential for seaweed cultivation in Indonesia which serves as a support for the development of the seaweed industry in Indonesia, 3) Analyzing the strategy for developing the seaweed industry to produce products that can compete with imported products and increase the export value of Indonesian seaweed. The research method is based on the systematic review method, which is a method for creating articles by conducting a systematic review of the results of previous research resulting in articles in the form of summaries or answers to questions or new information found. The library sources used are international articles and national articles which are searched through the Google Scholar, Research Gate, Proquest, Science Direct and Neliti. Then the articles are selected based on the provisions of 1) Content of articles according to the topic used, 2) Publication of articles from 2011-2021, 3) Use of articles with the provisions of 60% international articles (15 articles), and 40% national articles (9 articles). The results of the literature review show that the East Nusa Tenggara region has 3 seaweed industrial units, South Sulawesi has 23 seaweed industrial units, Central Sulawesi has 1 seaweed industrial unit, Central Java is unknown and East Java has 9 seaweed industrial units. From each processing industry area, it shows that the state of the seaweed processing industry in various regions in Indonesia is classified as having similar problems in each region. Problems in East Nusa Tenggara such as the availability of facilities and infrastructure need to be added and developed. The problems in South Sulawesi are the quality of the seaweed used is of low quality, the least variety of products, the technology is still simple, the competition between similar producers is tight, and the export of processed seaweed products is low. The problems in Central Sulawesi are the absence of management references, simple maintenance, and lack of ability for media promotion. Problems in Central Java include the lack of motivation in processing seaweed products into processed products. The development of the seaweed industry in Indonesia is quite good and is increasing gradually and the main industrial problems include the low quality of seaweed, the lack of innovation or variety of processed seaweed products, and the technology used. This opens the opportunity that the development of the seaweed processing industry in Indonesia can be carried out to produce more valuable seaweed products and improve the quality and quantity of seaweed products. The potential of seaweed cultivation areas in Indonesia is still very wide. This is based on the potential area that has not been processed and the increase in production every year, as well as the very diverse types of seaweed that can be planted in Indonesia and seaweed cultivation activities that do not require a lot of time and money. Based on the aggressive conclusion, there are 4 elements of the strategy that can be carried out, namely the elements of raw materials, technology, human resources, as well as government and institutions. The first development strategy is to improve the quality of industrial raw materials by expanding the cultivation area and increasing the utilization of potential cultivation areas in each region, creating superior seed breeding, increasing cooperation in ensuring the supply of raw materials, as well as proper post-harvest handling such as building and developing warehouses. harvest storage. The second development strategy to improve the quality of the technology used is carried out by applying appropriate and environmentally friendly agro-industrial technology, developing technology for seaweed cultivation such as technology to eradicate pests and diseases, as well as procuring technology in post-harvest processing such as technology for drying and storage, technology to process raw materials into semi-finished materials, and processing technology for finished materials that can be consumed directly for small-scale industries. The third development strategy that can be done is to improve the quality of human resources (HR) such as conducting training to improve the quality in formal and informal education and mastery of technology and increasing the ability of human resources at the farmer level such as increasing the awareness and ability of farmers in cultivation and processing engineering, improve the ability in the formation of farmer groups, business management, finance, and marketing, improve the ability of farmers in accessing technology and information, as well as the ability to establish relationships with government agencies, finance, and other supporting institutions that are already available. The fourth development strategy is to increase the role of the government and local institutions such as improving the performance of government regulations as well as forming and improving the functions of groups and institutions in each region.
Other obstract
-
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | 338.372 7 |
| Uncontrolled Keywords: | - |
| Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.3 Other extractive industries > 338.37 Products > 338.372 Products of fishing, whaling, hunting, trapping > 338.372 7 Products of fishing, whaling, hunting, trapping (Fishing) |
| Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Agrobisnis Perikanan |
| Depositing User: | Unnamed user with email gaby |
| Date Deposited: | 24 Oct 2021 07:04 |
| Last Modified: | 07 Oct 2024 03:30 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/185780 |
![[thumbnail of Marina Ayu Puspita.pdf]](http://repository.ub.ac.id/style/images/fileicons/text.png) |
Text
Marina Ayu Puspita.pdf Download (8MB) |
Actions (login required)
 |
View Item |