" DISTRIBUSI SPASIAL DAN TEMPORAL IKAN TERBANG ( Beloniformes : Exocoetidae ) DI SELAT MAKASSAR "

-, Indrayani (2021) " DISTRIBUSI SPASIAL DAN TEMPORAL IKAN TERBANG ( Beloniformes : Exocoetidae ) DI SELAT MAKASSAR ". Doctor thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

" INDRAYANI. Program Doktor Ilmu Perikanan dan Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya. Distribusi Spasial dan Temporal Ikan Terbang (Beloniformes : Exocoetidae ) di Selat Makassar. Dibimbing oleh Promotor Dr. Ir. Dewa Gede Raka W, M.Sc, Ko promotor Dr. Eng Abu Bakar Sambah, S.Pi, M.Sc dan Andi Kurniawan, S.Pi, M.eng, D.Sc. Ikan terbang merupakan spesies ekonomis penting di Selat Makassar, baik ikan maupun telurnya. Ikan terbang memiliki ciri khas pada sirip pectoral yang lebih panjang. Fishing base ikan terbang di Selat Makassar terletak di Kabupaten Majene Sulawesi Barat dengan alat tangkap gillnet. Dalam proses mencari makan ikan terbang menyukai makanan dari zooplankton dan fitoplankton. Kegiatan penangkapan ikan terbang di Selat Makassar ditemukan spesies yang beranekaragam dan hasil tangkapan yang berfluktuasi setiap bulannya. Ikan terbang masuk dalam rencana pengelolaan perikanan WPP 713 yang telah dituangkan dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 69/2016 tentang Rencana Pengelolaan Perikanan Ikan Terbang. Namun kajian terkait spesies dan daerah potensial penangkapan ikan terbang di Selat Makassar belum dilakukan sehingga identifikasi spesies secara morfologi dan genetik untuk dapat memberikan informasi lebih lengkap terkait spesies ikan terbang yang ada di Selat Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) analisis ciri masing – masing spesies dari kelompok ikan terbang ( Exocoetidae ) tertangkap di perairan Selat Makassar secara morfologi dan genetik; (2) analisis potensi wilayah tangkap ikan terbang berdasarkan lokasi dan waktu penangkapan menggunakan model GAM dan HSI; (3) analisis hubungan antara distribusi hasil tangkapan ikan terbang Exocoetidae dengan klorofil-a, suhu permukaan laut dan upwelling. Penelitian dilaksanakan di perairan Selat Makassar Kabupaten Majene Sulawesi Barat. Pengambilan data dan sampel dilakukan selama 1 tahun (Januari – Desember 2019). Parameter yang diamati meliputi ikan terbang yang tertangkap, jumlah hasil tangakapn (kg), posisi (lintang dan bujur) daerah penangkapan, waktu penangkapan, klorofil-a dan suhu permukaan laut harian, mingguan dan bulanan selama tahun 2019. Analisis data, data genetik dianalisis melalui BLAST dengan software MEGA 10. Sedangkan data wilayah penangkapan dianalisis melalui model GAM (general additive model), HSI (habitat suitability index) dan upwelling dengan software R-studio 1.3.959 dan software ArcGIS 10.2. Hasil dari analisis data diperoleh; (1) spesies ikan terbang yang dominan selama penelitian adalah Hirundichtcis oxychephalus serta 9 jenis spesies ikan terbang dari 4 genus teridentifikasi secara genetik dan 2 diantaranya merupakan temuan pertama di perairan Selat Makassar (Cheilopogon spilonotopterus dan Cypselurus callopterus); (2) hasil tangkapan tertinggi ikan terbang terjadi pada bulan Juni dan Juli, sedangkan hasil tangkapan terendah pada bulan oktober. Suhu permukaan laut yang hangat dan konsentrasi klorofil-a yang tinggi ditemukan masing-masing pada bulan Oktober dan Juni. Sedangkan suhu permukaan laut yang lebih dingin (rendah) ditemukan pada bulan Januari dan Februari, sedangkan konsentrasi klorofil-a yang rendah ditemukan pada bulan Maret dan April. Hasil pemodelan GAM menunjukkan bahwa suhu permukaan laut berpengaruh pada keberadaan ikan terbang dengan nilai 0,0001172 (p < 0,0001) kemudian diikuti dengan konsentrasi klorofil-a dengan nilai 0,0002341 (p < 0,0001). Hasil model GAM dan HSI menunjukkan suhu permukaan laut yang optimal bagi keberadaan ikan terbang Exocoetidae antara 29.00 – 31.00° C dan untuk konsentrasi klorofil-a berada pada kisaran 0.14– 0.24 mg/m³. Hasil spasial dengan menggunakan model GAM dapat direkomendasikan untuk pemetaan wilayah potensial penangkapan ikan terbang berdasarkan hasil analisis Kappa kohen dengan nilai 0,730 (korelasi baik antara data simpan dan peta spasial tahun 2019), hasil spasial model HSI menunjukkan pada bulan Juni hingga bulan September indeks kesesuaian mengarah ke utara perairan Selat Makassar, posisi tersebut kemungkinan merupakan parameter lingkungan yang sesuai (indikator kuat) pada proses kejadian pemijahan induk ikan terbang, dimana kegiatan penangkapan telur ikan oleh nelayan majene dimulai pada bulan Juli dan berakhir pada bulan Agustus yang mengarah ke wilayah Provinsi Sulawesi Tengah. (3) Hasil analisis upwelling mingguan menunjukkan fenomena upwelling terjadi pada minggu ke empat bulan Maret dengan intensitas kuat dan diikuti jumlah tangkapan ikan terbang yang tinggi dan upwelling lemah ditemukan pada bulan Januari diikuti dengan hasil tangkapan ikan terbang yang rendah, namun ditemukan juga hasil tangkapan ikan terbang yang sangat tinggi pada upwelling lemah yakni pada minggu ke 3 bulan Juni, hal ini ditunjukkan dengan suhu permukaan laut yang dingin dan konsentrasi klorofil- a yang rendah. Fenomena upwelling pada minggu ketiga Bulan Juni dapat dijelaskan secara baik dari hasil analisis fenomena upwelling tiap bulannya di tahun 2019, dimana bulan Juni konsentrasi klorofil-a rendah dan konstan yang dimulai pada bulan Mei hingga bulan September, dugaan fenomena ini terkait dengan kekuatan arah angin, ketersediaan unsur hara seperti nitrat dan fosfat, yang pada gilirannya akan digunakan untuk pertumbuhan fitoplankton sebagai awal rantai makanan. Adapun ikan yang tinggi hal ini disebabkan karena migrasi ikan terbang dari perairan utara ke perairan selatan Selat Makassar pada bulan- bulan tertentu dengan melimpah. Hasil analisis upwelling berdasarkan kriteria suhu permukaan laut dan konsentrasi klorofil-a, menunjukkan selama bulan Mei hingga September suhu permukaan laut di perairan selat Makassar lebih dingin (rendah) antara 28 - 30°C dan konsentrasi klorofil-a juga menunjukkan nilai yang rendah antara 0.27 – 0,31 mg/m³, sedangkan arah angin bergerak dari arah barat laut ke tenggara secara konstan., konsentrasi klorofil-a yang tinggi ditemukan pada bulan April, Maret dan Januari, namun fenomena ini tidak disebabkan oleh upwelling. Hasil tangkapan ikan terbang di wilayah perairan Selat Makassar selama satu tahun pada tahun 2019, ditemukan penangkapan terbaik berturut-turut pada bulan Juni, Juli, Mei, Agustus dan rendah pada bulan September. Sedangkan hasil tangkapan ikan terbang di bulan lain diperoleh hasil tangkapan yang kurang baik. Hasil tangkapan yang tinggi beririsan dengan fenomena upwelling di perairan Selat Makassar. Berdasarkan analisis upwelling bulanan, hipotesis atau dugaan bahwa peningkatan tangkapan ikan terbang di bulan Mei (awal), Juni (puncak), Juli (puncak), Agustus (akhir) hingga September (akhir) tahun 2019 yang berada di wilayah penelitian bukan saja ikan terbang lokal namun ikan terbang yang berimigrasi dari luar dan masuk ke perairan Indonesia yakni berimigrasi dari utara ke selatan di perairan selat Makassar. Migrasi ini dikarenakan intuisi ikan terbang terhadap pola keberadaan makanan (fitoplankton) dan lingkungan (suhu permukaan laut) yang hangat kurang disenangi seperti pada bulan Januari, Februari, Maret, April. Oktober, November dan Desember. Hasil analisis DNA memperkuat bahwa ikan terbang yang ada perairan Selat Makassar bukan ikan lokal, dimana temuan pertama di Indonesia ikan terbang Cypselurus callopterus yang sebelumnya hanya ditemukan di perairan Meksiko dan perairan Ekuador serta Cheilopogon spilonotopterus yang sebelumnya hanya ditemukan di perairan Teluk Banggala India. "

Item Type: Thesis (Doctor)
Subjects: 300 Social sciences > 333 Economics of land and energy > 333.9 Other natural resources > 333.95 Biological resources > 333.956 Fishes
Divisions: S2/S3 > Doktor Ilmu Perikanan dan Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Depositing User: Unnamed user with username verry
Date Deposited: 22 Oct 2021 03:13
Last Modified: 27 Oct 2021 04:11
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/184900
[thumbnail of Indrayani.pdf]
Preview
Text
Indrayani.pdf

Download (4MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item