MODEL INDEKS KINERJA DAERAH IRIGASI STUDI KASUS PULAU JAWA - INDONESIA

Mediawan, Yudha (2021) MODEL INDEKS KINERJA DAERAH IRIGASI STUDI KASUS PULAU JAWA - INDONESIA. Doctor thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

"Yudha Mediawan, Program Doktor Jurusan Teknik Sumber Daya Air, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Februari 2021. Model Indeks Kinerja Daerah Irigasi. Tim Promotor : Prof. Dr. Ir. Lily Montarcih L, M.Sc; Dr. Ir. Widandi Soetopo, M.Eng dan Dr. Eng. Tri Budi Prayogo, ST, MT Berdasarkan ICID, 2018, isu penting dalam irigasi mencakup peningkatan pangan, ketersediaan air irigasi dalam menghadapi climate change, serta modernisasi peralatan dan SDM. Untuk menghadapi isu tersebut dibutuhkan penilaian indeks kinerja yang adaptif, yaitu yang memudahkan proses evaluasi, sinergi dengan potensi dan pengembangan, modern dan cepat, serta memperhitungkan faktor SDM. Penilaian kinerja DI dengan PERMEN No 12/PRT/M/2015 masih bersifat consensus serta belum memperhitungkan faktor modernisasi. Pulau Jawa merupakan pulau terpadat di Indonesia dengan kebutuhan air irigasi terbesar di Indonesia. Penelitian ini melakukan survey terhadap 18 DI yang tersebar di pulau Jawa untuk menilai kinerja DI nya. Survey dilakukan terhadap faktor ketersediaan air, prasarana fisik, dan manajemen dan modernisasi irigasi. Hasilnya daerah irigasi di pulau Jawa memiliki ketersediaan air yang baik dengan nilai surplus 1459 m3/ detik. Neraca air paling tinggi berada di WS Cisadea-Cibareno, WS Cimanuk – Cisanggarung, dan WS Pemali – Comal. Hasil ketersediaan air irigasi menjadi faktor yang dinilai dalam penilaian kinerja DI, ketersediaan air ini dihitung pada kondisi saat penilaian kinerja DI dibandingkan dengan ketersediaan air pada saat desain, dengan memperhitungkan faktor perubahan tata guna lahan, perubahan kebutuhan air, dan data curah hujan tahunan terakhir. Berdasarakan karakteristik nilai Eigen, ditemukan bahwa penilian kinerja DI dapat dipisahkan antara DI dengan Bendungan dan DI dengan Bendung. Untuk DI Bendungan nilai Eign paling besar umumnya di ketersediaan air dengan nilai rata – rata 0.4. Nilai Eign paling kecil umumnya di manajemen dan modernisasi irigasi dengan nilai rata – rata 0.26. Untuk DI Bendung nilai Eign untuk ketersediaan air (X1), prasarana fisik (X2), dan manajemen dan modernisasi irigasi (X3), umumnya besarnya sama yaitu rata – rata 0.33. Penilaian DI yang representatif, scientific dan komprehensif dapat dibentuk dengan metode PCA dan AHP-SAW dengan persamaan: IK Bendungan = 0.4 X1 + 0.32X2 + 0.28X3 dan IK Bendung: = 0.36X1 + 0.33X2 + 0.31X3 Berdasarkan Uji Korelasi, model indeks kinerja DI baru lebih berkorelasi dengan kesiapan modernisasi irigasi, dengan nilai korelasi 0.77, sementara penilaian yang lamavi terhadap memiliki nilai korelasi 0.49. Hasil uji coba dengan model indeks baru dibandingkan dengan PERMEN No 12/PRT/M/2015 terjadi perbedaan nilai menjadi lebih kecil, hal ini di karenakan faktor modernisasi sebagai faktok baru yang dihitung. DI dengan Bendungan dan DI dengan Bendung memiliki klaster karaktersitik masingmasing untuk solusi pengembangannya. Klaster DI Bendung terdapat 2 klaster: Bendung Klaster 1 memiliki nilai X3 rendah yang di rekomendasikan dilakukan pengembangan pada faktor manajemen dan modernisasi seperti DI Bandarcahyana dan Caringin. Bendung klaster 2 memiliki nilai X1 rendah yang di rekomendasikan dilakukan penghematan penggunaan air, karena keterbatasan ketersediaan air seperti DI Cipero dan Cisokan Klaster DI Bendungan terdapat 3 klaster: Bendungan Klaster 1 memiliki nilai X3 rendah yang direkomendasikan dilakukan pengembangan pada faktor manajemen dan modernisasi seperti DI Cipancuh dan Logung Bendungan klaster 2 memiliki nilai X1 dan X3 rendah yang direkomendasikan dilakukan pengembangan pada faktor ketersediaan air serta manajemen dan modernisasi seperti DI Gintung Bendungan klaster 3 memiliki nilai X1 rendah yang direkomendasikan dilakukan penghematan penggunaan air, karena keterbatasan ketersediaan air seperti DI Cacaban dan Gondang. Telah dilakukan uji coba penilaian kinerja DI dengan menggunakan indeks penilaian baru ini, dan hasilnya adalah dengan penilaian baru nilai skor kinerja DI lebih rendah 6% di bandingkan penilaian dengan mengikuti PERMEN No 12/PRT/M/2015. Hal ini di karenakan pada model penilaian kinerja DI baru ini aspek ketersediaan air dan modernisasi di perhitungkan, yang tidak ada di PERMEN No 12/PRT/M/2015, selain itu kondisi saat ini, mayoritas DI belum menerapkan modernisasi irigasi."

Item Type: Thesis (Doctor)
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 627 Hydraulic engineering > 627.5 Reclamations, Irrigation, related topics
Divisions: S2/S3 > Doktor Teknik Mesin, Fakultas Teknik
Depositing User: Unnamed user with username verry
Date Deposited: 22 Oct 2021 02:57
Last Modified: 24 Sep 2024 04:03
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/184891
[thumbnail of Yudha Mediawan.pdf] Text
Yudha Mediawan.pdf

Download (11MB)

Actions (login required)

View Item View Item