PERBEDAAN JUMLAH SEL T REGULATOR CD4+ CD25+ FOXP3+ PADA KANKER PROSTAT, BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA DENGAN KONTROL SUBJEK SEHAT DI RSUD Dr. SAIFUL ANWAR

Aprilino Risenta, Fiki (2021) PERBEDAAN JUMLAH SEL T REGULATOR CD4+ CD25+ FOXP3+ PADA KANKER PROSTAT, BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA DENGAN KONTROL SUBJEK SEHAT DI RSUD Dr. SAIFUL ANWAR. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

" Fiki Aprilino Risenta, 2020. Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Bedah Umum Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Malang. Perbedaan Sel T Regulator CD4+ CD25+ FOXP3+ pada Pasien Dengan Hiperplasia Prostat Jinak, Kanker Prostat, dan Kontrol Subjek Sehat di dr. Rumah Sakit Umum Saiful Anwar. Pembimbing: Kurnia Penta Seputra, Hani Susianti, Harun Al Rasyid. Hiperplasia prostat benigna (BPH) dan kanker prostat merupakan penyakit prostat yang paling umum, di mana BPH terjadi pada setidaknya 70% pria berusia 70 tahun, sedangkan kanker prostat adalah salah satu keganasan paling umum yang terjadi pada pria di seluruh dunia, termasuk di Asia. Peran sistem imun tubuh dalam patogenesis BPH dan kanker prostat dalam beberapa tahun terakhir mulai dipelajari secara luas. Inflamasi diketahui sebagai faktor resiko baik pada BPH ataupun kanker prostat. Antigen sel kanker diketahui memicu sel T sitotoksik untuk menghancurkan sel tersebut sehingga sel kanker tidak berkembang. Pada BPH, inflamasi akut dan kronis menyebabkan akumulasi sel imunokompeten di prostat, terutama sel T limfosit dan makrofag. Sel T regulator yaitu sel T yang diidentifikasi melalui antigen permukaan CD4+, dan CD25+ dan faktor transkripsi foxp3+ berperan penting dalam mengatur dan mengontrol toleransi imun. Sel Treg memediasi toleransi perifer dan meningkat pada tumor untuk menghambat imunitas anti-tumor. Hal ini disebabkan karena sebagian antigen tumor prostat merupakan antigen self yang dilindungi sel Treg. Sel ini mengeluarkan IL-10 dan TGF-β yaitu sitokin yang mempunyai kemampuan kuat untuk menekan sel T efektor sehingga menghentikan inflamasi. Pengenalan subset sel T regulator dalam BPH dan kanker prostat baru saja dimulai. Di Indonesia, hingga saat ini belum ada penelitian tentang jumlah tingkat regulasi sel T pada BPH dan kanker prostat. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jumlah sel T regulator pada kanker prostat dan BPH sehingga dapat berkontribusi pada konsep pemahaman patogenesis kanker prostat dan BPH. Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Dalam penelitian ini, total sampel adalah 36, dengan rincian 12 subyek kontrol, 13 subyek kelompok kanker prostat, dan 11 subyek kelompok BPH. Selanjutnya, sampel darah tepi diambil dan kemudian jumlah sel T regulator dihitung dengan metode flowcytometry. Setelah mendapatkan data tentang jumlah sel T regulator CD4+ CD25+ Foxp3+ dalam darah, analisis data dilakukan dengan uji Kruskal Walis. Jumlah rata-rata sel T regulator yang diperoleh pada kelompok kontrol adalah 33,01 ± 12,51, kelompok kanker prostat adalah 57,19 ± 17,04 dan kelompok BPH 80,94 ± 17,06. Hasil uji analisis menunjukkan bahwa jumlah rata-rata sel T regulator antara kelompok pasien kanker prostat, hiperplasia prostat jinak, dan subyek kontrol yang sehat memiliki perbedaan signifikan dengan nilai p (0,000) <0,05. Pada penelitian ini, jumlah sel T regulator pada BPH lebih tinggi dibandingkan jumlah sel T regulator pada kanker prostat dengan beda signifikan. Hal ini dapat dipahami, disebabkan pada pada jaringan prostat pasien BPH didapatkan infiltrasi sel imun seperti T limfosit, sel NK dan NKT, yang lebih tinggi dibandingkan kanker prostat. Pada tumor, terjadinya peningkatan sel Treg sesuai dengan perannya dalam menekan respon imun antitumor yang dibuktikan dari penelitian ini. Kemampuan sel Treg dalam menekan limfosit reaktif diduga menjadi mekanisme potensial yang menjelaskan terjadinya kegagalan imun terhadap respon imun antitumor. Pada akhirnya, hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan signifikan sel Treg baik pada BPH dan kanker prostat dibandingkan kontrol sehat. Hal ini mendukung pendapat bahwa sel T reg pada sel tumor berperan dalam menghambat imunitas anti-tumor. Kemampuan sel ini memediasi supresi limfosit reaktif menjadi dasar teori mekanisme potensial yang menjelaskan kegagalan imun terhadap antitumor. Kata Kunci: Kanker prostat; hiperplasia prostat jinak; Sel T Regulator; CD4."

Item Type: Thesis (Magister)
Divisions: Profesi Kedokteran > Spesialis Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran
Depositing User: Unnamed user with username agussusilo
Date Deposited: 22 Feb 2022 07:33
Last Modified: 22 Feb 2022 07:33
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/184607
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Fiki Aprilino Risenta.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2023.

Download (1MB)

Actions (login required)

View Item View Item