Penilaian Kerentanan dan Kualitas Air Tanah di Kecamatan Pakis Kabupaten Malang

Rubiantoro, Prasetyo (2021) Penilaian Kerentanan dan Kualitas Air Tanah di Kecamatan Pakis Kabupaten Malang. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Wilayah Kecamatan Pakis yang merupakan bagian dari wilayah administrasi Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur memiliki luas 53,62 km2. Telah terjadi pencemaran air dari limbah industri yang mengakibatkan warga sekitar mengalami penyakit gatal – gatal di kulit. Pembuangan limbah di permukaan dapat mengakibatkan pencemaran di dalam air tanah. Penilaian kerentanan air tanah merupakan langkah awal untuk memahami dan mengevaluasi kerentanan air tanah terhadap pencemaran. Tingkat kerentanan dan kualitas air tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan, antara lain: pola penggunaan lahan, kedalaman akuifer, curah hujan, topografi, dan jenis batuan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1). Mengidentifikasi karakteristik dan sumber terjadinya pencemaran air tanah di Kecamatan Pakis Kabupaten Malang; (2). Menilai tingkat kerentanan dan kualitas air tanah di Kecamatan Pakis Kabupaten Malang dengan menggunakan metode LU-IV; (3). Memetakan zona kerentanan dan kualitas air tanah di Kecamatan Pakis Kabupaten Malang. Penelitian ini dimulai dengan pengumpulan data baik data primer maupun data sekunder. Pengambilan data primer di lokasi penelitian menggunakan beberapa metode yaitu metode grid untuk menentukan titik pengukuran geolistrik, metode pengukuran dan observasi untuk kualitas air sumur, dan metode purposive sampling untuk wawancara kondisi sanitasi dan persepsi masyarakat. Data sekunder diperoleh dari beberapa instansi pemerintah antara lain BPS Kabupaten Malang, Dinas Pekerjaan Umum bidang Sumber Daya Air Provinsi Jawa Timur, dan Badan Informasi Geospasial (BIG). Data – data yang dihasilkan diolah menggunakan beberapa metode pengolahan data yaitu metode IPI2WIN dan Progress 3 untuk analisis litologi batuan, metode Spektrofotometri dan MPN untuk analisa kualitas air, metode RAPS untuk uji kepanggahan data hujan dan metode polygon Thiessen untuk menghitung curah hujan, metode perhitungan indeks pencemaran dan indeks sanitasi untuk menilai kondisi kualitas air sumur dan lingkungan sekitarnya, dan metode LU-IV untuk menganalisis dan memetakan zona kerentanan air tanah. Berdasarkan hasil analisis identifikasi lapisan batuan dan lapisan akuifer bahwa litologi batuan tersusun atas lapisan lempung, tufa, tufa pasiran, breksi dan lava. Lapisan akuifer dangkal berupa lapisan tufa pasiran yang banyak teridentifikasi di sisi timur, selatan dan barat, sedangkan di sisi utara tidak berpotensi adanya air tanah dangkal. Karakteristik air tanah dangkal didominasi oleh tipe kation Mg yang merupakan golongan alkali tanah dan tipe anion SO4 asam kuat. Air tanah mengalir melewati lapisan batuan vulkanik dan berada pada zona transisi. Indeks pencemaran kualitas air dangkal mulai dari cemar berat hingga tidak tercemar. Parameter pencemar yang banyak terjadi adalah logam mangan dan bakteri e-Coli akibat pencemaran geogenic dan anthropogenic. Faktor – faktor alamiah yang mempengaruhi tingkat kerentanan air tanah dari hasil analisis menunjukkan bahwa curah hujan tahunan dari 4 (empat) stasiun dalam kategori curah hujan tinggi sebesar 2059 – 2319,6 mm/tahun; kemiringan lahan sebesar 0 – >18%; kedalaman air tanah sangat beragam mulai dari 10 meter hingga > 60 meter; litologi batuan pada zona tak jenuh didominasi oleh lapisan Clay (60,48%), sandy tuff (30,19%), dan tuff (9,34%); tata guna lahan terbagi menjadi lahan pertanian (65%), kawasan terbangun (33%) dan kawasan alamiah (2%). Tingkat kerentanan intrinsik air tanah terhadap pencemaran menunjukkan dalam kondisi rentan rendah hingga rentan berat. Rentan rendah sebesar 32,99%; rentan sedang sebesar 60,78%; dan rentan tinggi sebesar 6,14%. Analisis kerentanan spesifik yang didapatkan dari over lay reklasifikasi kerentanan intrinsik dengan tata guna lahan, menghasilkan kondisi tidak rentan sebesar 26,25%; rentan rendah 42,46%; dan rentan sedang 31,29%. Zona tidak rentan terdari dari kawasan alamiah dan pertanian ladang berada di sisi utara, kerentanan rendah terdiri dari kawasan pertanian berada di sisi selatan dan timur, sedangkan kerentanan sedang terdiri dari kawasan permukiman dan industry di sisi tengah dan barat. Tingkat resiko kontaminasi pencemaran sumur dangkal mulai rendah hingga tinggi, sehingga upaya perbaikan sangat diperlukan. Strategi perbaikan yang digunakan adalah berfokus untuk mengurangi kelemahan pada faktor internal dan mencegah faktor ancaman eksternal. Tindakan yang dapat dilakukan antara lain menutup sumur yang telah tercemar, perbaikan sanitasi yang mengalami kerusakan, dan pengaturan pemanfaatan lahan sesuai dengan zonasi kerentanan air tanah terhadap pencemaran. Kata Kunci: Pencemaran, Kerentanan, Air tanah, Kualitas air, metode LU-IV "

English Abstract

The Pakis Subdistrict is part of the administrative area in Malang Regency, East Java Province that has an area of 53.62 km2. There has been water pollution from industrial waste which has resulted in local residents experiencing itching on the skin. Disposal of waste on the surface can result in contamination of groundwater. An assessment of vulnerability is the first step to understand and evaluate groundwater vulnerability to pollution. The level of vulnerability and groundwater quality is influenced by several environmental factors, including: land use patterns, aquifer depth, rainfall, topography, and rock types. The purpose of this research is to (1). Identify the characteristics and sources of groundwater pollution in Pakis Subdistrict, Malang Regency; (2). Assessing the level of vulnerability and groundwater quality in Pakis Subdistrict, Malang Regency using the LU-IV method; (3). Mapping vulnerability zones and groundwater quality in Pakis Subdistrict, Malang Regency. This study began with data collection both primary data and secondary data. Primary data collection used several methods, namely the grid method to determine the geoelectrical measurement point, the measurement and observation method for the quality of groundwater, and the purposive sampling method to interview sanitation conditions and public perceptions. Secondary data was obtained from several government agencies, including the Malang Regency Statistical Department, the Department of Public Works for Water Resources, East Java Province, and the Geospatial Information Agency (BIG). The resulting data is processed using several data processing methods, namely the IPI2WIN and Progress 3 methods for rock lithology analysis, Spectrophotometry and MPN methods for water quality analysis, the RAPS method for testing rain data and the Thiessen polygon method for calculating annual rainfall, index calculation method pollution and sanitation indices to assess the condition of the water quality of wells and the surrounding environment, and the LU-IV method to analyze and groundwater vulnerability zones. Based on the analysis of the identification of rock and aquifer layers, the rock lithology is composed of clay, tuff, sandy tuff, breccia, and lava layers. Shallow aquifer layers in the form of sandy tuff layers are mostly identified on the east, south and west sides, while on the north side there is no potential for shallow groundwater. The characteristics of shallow groundwater are dominated by the Mg cation type which is an alkaline earth group and the strong acid SO4 anion type. Groundwater flows xiii through layers of volcanic rock and is in the transition zone. Shallow groundwater quality pollution index ranging from high polluted to negligible. The most common pollutant parameters are manganese metal and e-Coli bacteria due to geogenic and anthropogenic pollution. The natural factors that affect the level of groundwater vulnerability from the results of the analysis show that the annual rainfall from 4 (four) stations in the high rainfall category is 2059 – 2319.6 mm/year; land slope 0 to >18%; groundwater depths vary widely from 10 meters to > 60 meters; rock lithology in the unsaturated zone is dominated by clay layers (60.48%), sandy tuff (30.19%), and tuff (9.34%); land use is divided into agricultural land (65%), built area (33%) and natural area (2%). The level of intrinsic susceptibility of groundwater to pollution shows in low to high vulnerable conditions. Low vulnerability of 32.99%; moderate vulnerability of 60.78%; and high susceptibility of 6.14%. Specific vulnerability analysis obtained from the overlay of reclassification of intrinsic vulnerability with land use, resulted in a negligible condition of 26.25%; low vulnerable of 42.46%; and moderately vulnerable of 31.29%. The Negligible zone consists of natural areas and dry agricultural fields on the north side, low vulnerability consists of wet agricultural areas on the south and east sides, while medium vulnerability consists of residential and industrial areas on the middle and west sides. Contamination risk index of shallow groundwater contamination starts from low to high, so repair efforts are needed. The improvement strategy used is to focus on reducing weaknesses in internal factors and preventing external threats. The actions can be taken include: closing polluted wells, repairing damaged sanitation, and regulating land use in accordance with the zoning of groundwater vulnerability to pollution

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: 0421
Uncontrolled Keywords: Pencemaran, Kerentanan, Air tanah, Kualitas air, metode LU-IV
Divisions: Program Pascasarjana > Magister Pengelolaan Lingkungan, Program Pascasarjana
Depositing User: Unnamed user with username verry
Date Deposited: 19 Oct 2021 04:46
Last Modified: 24 Feb 2022 07:15
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/184003
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Prasetyo Rubiantoro.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2023.

Download (9MB)

Actions (login required)

View Item View Item