Madeline, Rachel (2020) Peran Gender dan Modal Sosial Dalam Pengelolaan Kawasan Konservasi Bangsring Underwater, Kabupaten Banyuwangi. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Potensi keindahan alam Indonesia menciptakan peluang ekonomi bagi masyarakat di sekitar pesisir. Namun masih banyak orang yang hanya memanfaatkan alam tanpa memperhatikan pengelolaannya. Hal tersebut dialami oleh nelayan di Pantai Bangsring yang dulu melakukan penangkapan ikan dengan bom dan potasium sianida sehingga mengakibatkan 85% terumbu karang rusak dan ikan mengalami kepunahan. Kerusakan tersebut menjadi dasar terbentuknya Kelompok Nelayan Ikan Hias Samudera Bakti (KNIH-SB). KNIH-SB terus melakukan sosialisasi kepada nelayan di kawasan Bangsring untuk menghentikan perusakan terumbu karang dan penangkapan ikan hias secara tidak bertanggung jawab. KNIH-SB menjadi wadah bagi nelayan untuk melakukan perannya dalam memperbaiki kerusakan alam serta memperkuat modal sosial antar nelayan agar tercapainya tujuan bersama. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan metode penentuan responden adalah dengan purposive sampling dan snowball sampling. Teknik analisis dalam melakukan analisis gender yaitu kerangka Analisis Harvard atau Gender Framing Analysis (GFA) dan analisis modal sosial dengan teknik Miles dan Huberman. Batasan masalah penelitian peran gender yang akan dikaji adalah profil aktivitas yang terdiri dari aktivitas produktif, aktivitas reproduktif dan aktivitas sosial pada keluarga nelayan. Unsur-unsur modal sosial yang akan dikaji adalah kepercayaan, jaringan sosial, norma sosial di lingkungan kelompok nelayan. Hasil penelitian sejarah terbentuknya KNIH-SB di pelopori oleh laki-laki dan yang menjadi pelaku utama dalam setiap program dominasi oleh laki-laki. Keterlibatan perempuan dalam sejarah berdirinya kelompok adalah mengikuti perkumpulan yang dibuat Ketua KNIH-SB untuk mengingatkan suami agar tidak menggunakan potasium sianida dan bom sebagai alat penangkapan ikan. Struktur organisasi Bangsring Underwater menunjukkan bahwa dari 25 orang terdapat 3 orang perempuan yang menjadi seksi perlengkapan, seksi warung dan seksi toilet. Penanggung jawab sarana dan prasarana adalah laki-laki dan perempuan namun di dominasi oleh laki-laki. Aktivitas produktif secara keseluruhan dilakukan oleh laki-laki. Perempuan tidak mengambil bagian di lapang karena bukan keahlian mereka bukan di laut. Namun perempuan selalu mengingatkan untuk tidak menggunakan alat tangkap yang dilarang dan memberi dukungan kepada laki-laki untuk mengikuti kegiatan konservasi. Perempuan memang tidak membantu secara langsung namun dukungan tersebut merupakan hal yang sangat penting bagi laki-laki Aktivitas reproduktif dilakukan secara bersama-sama namun di dominasi oleh perempuan. Kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama adalah mengasuh anak namun dominan di kerjakan oleh perempuan karena dinilai sebagai tanggung jawab bersama. Perempuan mendominasi dalam seluruh kegiatan reproduktif karena sebagian besar perempuan adalah seorang ibu rumah tangga dan jam kerja laki-laki yang dimulai dari pagi hingga sore sehingga perempuan bertanggung jawab atas seluruh aktivitas reprodukif.Aktivitas sosial dilakukan bersama-sama oleh laki-laki dan perempuan namun di dominasi oleh laki-laki. Seluruh anggota kelompok Samudera Bakti dan pengelola Bangsring Underwater di wajibkan untuk mengikuti rapat rutin anggota KNIH-SB dan rapat anggota Bangsring Underwater. Kegiatan yang dilakukan bersama-sama oleh laki-laki dan perempuan adalah pengajian karena seluruh responden menganggap pengajian bersifat wajib dalam agama. Kegiatan PKK hanya dilakukan oleh 2 perempuan karena kebanyakan suami berkeinginan agar istrinya melakukan kegiatan yang dirumah. Kerja bakti dilaksanakan seluruhnya oleh laki-laki. Sosialisasi dan pelatihan diwajibkan untuk seluruh anggota kelompok namun berfokus kepada laki-laki sehingga perempuan merasa kegiatan tersebut khusus hanya untuk laki-laki. Kepercayaan yang dimiliki pengurus hanya mengacu kepada laki-laki untuk melakukan kegiatan konservasi, akibatnya akses, pengambilan keputusan dan seluruh kegiatan konservasi hanya dapat dilakukan oleh laki-laki. Dengan memberikan kepercayaan kepada perempuan, artinya perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk berperan dalam kegiatan konservasi dan pengambilan keputusan. Jaringan sosial dalam pengelolaan Bangsring Underwater hanya dapat diakses oleh laki-laki. Perempuan tidak memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam kegiatan konservasi sehingga perempuan juga tidak memiliki hak untuk mengakses jaringan sosial. Dengan memberikan akses kepada perempuan dalam jaringan sosial, artinya perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk berperan dalam kegiatan konservasi dan pengambil keputusan. Norma dalam pengelolaan Bangsring Underwater hanya ditujukan kepada laki-laki. Perempuan tidak memiliki akses untuk terlibat dalam pembuatan peraturan sehingga tidak memiliki kesempatan yang sama untuk terlibat dalam kegiatan kelompok. Dengan membuat norma yang melibatkan perempuan, artinya perempuan mempunyai kesempatan sama untuk berpartisipasi dalam kegiatan konservasi dan memiliki hak yang sama dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kelompok. Modal sosial menjadi landasan Kelompok Nelayan Samudera Bakti untuk terus melakukan perannya dalam konservasi. Perempuan perlu mengambil bagian agar tercipta kesetaraan dan keadilan gender. Laki-laki perlu memberikan akses kepada perempuan untuk berpatisipasi dalam kegiatan konservasi dan memberikan kesempatan atau hak yang sama dalam pengambilan keputusan. Dengan berikan kepercayaan, jaringan dan norma yang melibatkan perempuan dapat meningkat partisipasi perempuan dalam kegiatan konservasi. Fungsi kawasan konservasi menurut pihak internal yaitu merubah mindset memperbaiki alam yang rusak dan kumuh, menambah pengalaman, pengetahuan dan keluarga, meningkatkan jumlah terumbu karang dan ikan, sumber penghasilan dan menambah lapangan pekerjaan. Fungsi kawasan konservasi menurut pihak eksternal yaitu mengubah pola pola pikir masyarakat, memperbaiki alam, wisata edukasi bawah laut, menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal, memberikan bantuan untuk kegiatan desa dan meningkatkan taraf hidup nelayan. Saran bagi lembaga akademisi diharapkan ada penelitian lebih lanjut mengenai peran gender dan modal sosial dengan pembahasan yang lebih rinci serta penelitian ini dapat dijadikan referensi guna menyempurnakan penelitian yang sudah ada. Bagi pemerintah diharapkan memberikan dukungan bagi masyarakat lokal dan membuat kebijakan yang melibatkan peran perempuan. Bagi Kelompok Nelayan Samudera Bakti dan pengelola Bangsring Underwater diharapkan meningkatkan partisipasi perempuan dan aktif membuat inovasi yang berbasis konservasi laut.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0520150283 |
Uncontrolled Keywords: | - |
Subjects: | 300 Social sciences > 302 Social interaction > 302.1 General topics of social interaction > 302.14 Social participation |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Sosial Ekonomi Agrobisnis Perikanan |
Depositing User: | soegeng sugeng |
Date Deposited: | 28 Feb 2021 04:26 |
Last Modified: | 13 Apr 2023 01:29 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/183516 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Rachel Madeline (2).pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2023. Download (9MB) |
Actions (login required)
View Item |