Yustina, - (2020) Analisis Morfometrik Lebah Madu Pekerja Apis cerana pada Dua Ketinggian Berbeda di Malang, Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Indonesia termasuk negara beriklim tropis dan memiliki keanekaragaman jenis flora dan fauna. Salah satu keanekaragaman fauna yang dimiliki adalah lebah madu. Jenis lebah madu Apis cerana banyak dikembangkan, karena sangat mudah beradaptasi dan memiliki potensi budidaya yang sangat besar. Apis cerana dapat dikembangkan di dataran rendah, dataran sedang maupun dataran tinggi. Pengembangan lebah madu Apis cerana didasari oleh keragaman genetik. Keragaman yang tinggi akan menguntungkan karena berpeluang untuk lebih mudah beradaptasi pada perubahan lingkungan, sehingga mampu bertahan hidup. Keragaman itu dapat termanifestasi pada ciri-ciri morfologi. Morfologi lebah sangat penting untuk menentukan pertumbuhan spesies lebah, dengan melihat morfologi lebah madu maka dapat memprediksi produksi dari lebah madu tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbedaan ukuran penampilan morfometrik dan persentase perbedaan ukuran dari masing-masing tubuh lebah madu pekerja Apis cerana pada berbagai ketinggian. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 11-24 Desember 2019 di Malang, pengambilan sampel dilaksanakan peternakan lebah madu PT Kembang Joyo Karangploso dengan ketinggian 957 mdpl dan di Tumpang dengan ketinggian 597 mdpl Kabupaten Malang Jawa Timur. Selanjutnya akan diukur menggunakan jangka sorong digital. Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah lebah madu pekerja Apis cerana di 2 ketinggian berbeda pada dataran tinggi di Peternakan Kembang joyo dengan ketinggian 952 mdpl dan dataran sedang di Tumpang dengan ketinggian 597 mdpl pengambilan lebah 35 ekor pada masing-masing lokali dengan setiap koloni 7 ekor sehingga membutuhkan 70 ekor pada 2 ketinggian berbeda. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode studi kasus pada ketinggian dataran sedang dan dataran tinggi dengan 35 kali ulangan. Variabel yang diamati dalam penelitian ini yaitu panjang proboscis, femur, tibia, sayap depan, metatarsus kaki belakang, lebar abdomen, sayab depan dan metatarsus kaki belakang. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan uji t (tidak berpasangan) untuk mengetahui perbedaanya dan mengukur persentase ukuran lebah Apis cerana. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perbedaan ketinggian dataran sedang dan dataran tinggi memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap lebar abdomen dataran sedang 3,52 ± 0,15 mm dataran tinggi 3,63 ± 0,19 mm, panjang femur dataran sedang 2,01 ± 0,05 mm dataran tinggi 2,08 ± 0,02 mm, panjang tibia dataran sedang 2,33 ± 0,13 mm dataran tinggi 2,47 ± 0,13 mm. Perbedaan ketinggian dataran sedang dan dataran tinggi memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap panjang proboscis dataran sedang 4,03 ± 0,43 mm dataran tinggi 3,84 ± 0,23 mm. Perbedaan ketinggian dataran sedang dan dataran tinggi memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) terhadap panjang sayap dataran sedang 7,76 ± 0,29 dataran tinggi 7,81 ± 0,39 mm, lebar sayap dataran sedang 2,50 ± 0,14 mm dataran tinggi 2,56 ± 0,16, panjang metatarsus dataran sedang 1,47 ± 0,19 dataran tinggi 1,60 ± 0,14 mm, lebar metatarsus dataran sedang 0,99 ± 0,09 mm dataran tinggi 1,02 ± 0,08 mm. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perbedaan ketinggian daerah dataran sedang dan dataran tinggi memberikan pengaruh sangat nyata terhadap morfometrik lebar abdomen, panjang femur kaki belakang dan panjang tibia kaki belakang, sedangkan berpengaruh nyata terhadap panjang proboscis dan tidak memberikan pengaruh terhadap panjang sayap depan, lebar sayap depan, panjang metatarsus dan lebar metatarsus kaki belakang. Lebah pekerja Apis cerana di dataran tinggi lebih besar ukurannya dibandingkan pada dataran sedang dan ukuran tubuh pada lebah sebagian besar sudah memenuhi standar ukuran lebah madu pekerja Apis cerana. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan untuk menggunakan jenis lebah pekerja lapang Apis cerana serta memperhatikan usia lebah yang akan diamati
English Abstract
The purpose of this study was to determine differences size of morphometric appearance and difference percentage size of each body of the honey bee worker’s Apis cerana at various altitude. The material that used in this study was bee worker’s of Apis cerana at 2 different altitudes in the highlands of Kembang Joyo farm with 35 and in the medium plains of 35 Tumpang. The research method that used in this research was case study method. The variables observed in this study were proboscis length, femur, tibia, front wing, hind limb metatarsus, abdominal width, front wing and hind limb metatarsus. The results of this study showed that the difference in the altitude of the medium plateau and the plateau gives a very noticeable effect (P < 0.01) on the width of the abdomen, length of the femur and length of tibia, giving a noticeable effect (P < 0.05) to the length of the proboscis. Then has given no significant effect (P> 0.05) on the length and width of the front wing, the length and width of the metatarsus. Based on this results of the study it can be concluded that the differences in the altitude of the plateau and plateau areas has an influence on the morphometrics of Apis cerana bee worker’s. Apis cerana bee worker’s in the highlands were larger in size than in the plains and the body size of the bees has largely met the Apis cerana bee worker’s size standard
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0520050195 |
Uncontrolled Keywords: | Apis cerana, medium altitude, morphometric and plateau. |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 638 Insect culture > 638.1 Bee keeping (apiculture) / Bee culture |
Divisions: | Fakultas Peternakan > Peternakan |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 15 Feb 2021 02:48 |
Last Modified: | 04 Oct 2024 07:08 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/182989 |
Text
0520050195-Yustina_unlocked.pdf Download (1MB) |
Actions (login required)
View Item |