Perubahan Tradisi Larung Sesaji di Pantai Pancer Plawangan Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember

Rahmawati, Ines Syilvi Firda (2020) Perubahan Tradisi Larung Sesaji di Pantai Pancer Plawangan Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kebudayaan merupakan hasil interaksi kehidupan bersama. Manusia sebagai anggota masyarakat senantiasa mengalami perubahan-perubahan. Upacara sedekah laut adalah pembuangan sesuatu benda ke dalam laut atau ke dalam air sungai yang mengalir ke laut. Definisi lain menjelaskan bahwa upacara sedekah laut adalah memberi sesuatu yaitu macam-macam sesaji dengan maksud memberikan sesaji kepada yang mbaurekso atau yang menguasai laut. Upacara Sedekah Laut merupakan warisan dalam bentuk kegiatan upacara yang tidak semua orang melaksanakannya. Larung sesaji adalah salah satu bentuk kekayaan budaya bangsa. Larungan sesaji adalah sebuah tindakan religi dengan paham anisme dan dinamisme dimana mitos dan magic tetap lekat dalam pribadi Jawa. Larung sesaji adalah kegiatan yang memiliki tujuan diantaranya melestarikan nilai-nilai luhur budaya bangsa yakni kekhasan yang merupakan ciri masyarakat suatu daerah pada umumnya dan bago masyarakat local setempat khususnya yang merupakan suatu warisan leluhur. Pada jaman dahulu Larung sesaji di Puger hanyalah berupa ritual sederhana yang terdiri dari selamatan yang diiringi adanya sesaji. Dalam acara selamatan dibacakan doa Agama Islam, yaitu Yasin dan Tahlil. Setelah dibacakan doa Yasin dan Tahlil selanjutnya sesaji dibuang ke laut sebagai bentuk persembahan pada Ratu Laut Selatan. Masyarakat Desa Puger Kulon meyakini tradisi upacara Larung sesaji sebagai ungakapan rasa syukur dan memanjatkan doa-doa memohon agar dijauhkan dari mara bahaya. Penelitian ini penting dilakukan karena untuk mengetahui asal usul upacara Larung sesaji di desa Puger Kulon, prosesi kegiatan Larung sesaji , dan kehidupan sosial masyarakat puger untuk menjaga kelestarian budaya kearifan lokal upacara Larung sesaji serta perubahan-perubahan yang terjadi dalam upacara Larung sesaji di era modern seperti saat ini, dilhat dari kecanggihan media sosialnya serta masyarakat yang modern seperti saat ini. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan sejarah Larung sesaji di Pantai Pancer Puger Kulon. Mendeskripsikan pelaksanaan Larung Sesaji di Pantai Pancer Puger Kulon. Menganalisa makna Larung Sesaji di Pantai Pancer Puger Kulon. Mendeskripsikan dan menganalisa bentuk perubahan Larung sesaji di Pantai Pancer Puger Kulon. Mendeskripsikan dan menganalisa dampak perubahan Larung sesaji dilihat dari Ekonomi dan sosial di Pantai Pancer Puger Kulon. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati secara deskriptif. Metode penelitian kualitatif, sumber data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi,tetapi oleh Spradley dinamakan“social situation”. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden tapi narasumber kualitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme (peristiwa yang telah terjadi), digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah yang dipaparkan oleh narasumber dimana peneliti sebagai instrumen kunci. Sumber data adalah subjek dimana data dapat diperoleh. Setiap penelitian ilmiah akan berhadapan dengan masalah. Data primer penelitian yang akan dilakukan adalah tentang sejarah Larung sesaji mulai dari perlengkapan, tempat pelaksanaan, tujuan upacara, fungsi dan manfaat bagi masyarakat, prosesi upacara mulai dari awal sampai akhir. Data sekunder yang akan dikumpulkan adalah bukti fisik pelaksanaan Larung sesaji berupa dokumentasi baik foto dan video dari panitia pelaksana Larung sesaji. Metode penentuan responden ini secara purposive sampling atau secara sengaja. Teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pada penelitian ini metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan analisa data deskriptif kualitatif dengan metode analisis data Milles dan Huberman. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah sejarah upacara tradisi Larung sesaji merupakan tradisi yang turun temurun dari nenek moyang yang diadakan sejak tahun 1938 oleh bapak Roestam Kepala Desa pertama Puger Kulon. Tradisi upacara Larung Sesaji dilaksanakan setahun sekali yaitu pada bulan suro atau Muharram tepatnya pada tanggal 15 suro. Masyarakat yang mengikuti upacara tradisi Larung Sesaji bukan hanya dari masyarakat Puger Kulon sendiri melainkan dari desa tetangga dan dari dari Pulau Madura. Acara upacara tradisi Larung Sesaji ini memiliki rangkaian acara yaitu yang pertama berisi hiburan, dilanjutkan acara inti yaitu pelarungan. Pada awal kegiatan Larung Sesaji masyarakat sangat menjujung tinggi adanya adat istiadat atau kesakralan yang dilakukan, seperti sesajen yang dilarungkan benar-benar berwujud asli bukan miniatur, orang-orang yang mengikuti upacara larung sesaji juga memakai pakaian adat, perubahan terjadi sejak kepemimpinan baru sejak tahun 2013 karena Kepala Desa Puger Kulon memiliki inovasi baru untuk menjadikan Desa Puger Kulon menjadi dikenal banyak orang, tetapi dengan adanya perubahan yang terjadi pada saat ini tidak menimbulkan kontra bagi masyarakat, masyarakat tetap mengikuti jalannya acara upacara Larung Sesaji, meskipun upacara tersebut tidak sesakral pada saat dulu. Masyarakat sangat menunggu acara upacara tradisi Larung Sesaji pada saat ini, Larung Sesaji ini bagi masyarakat dianggap suatu even besar. Dampak dari perubahan Larung sesaji dilihat dari segi ekonomi dan sosial, dari segi ekonomi menambah pendapatan masyarakat hingga 100%, dari segi sosialnya yaitu dengan adanya kecanggihan teknologi dan pemikiran masyarakat Puger Kulon mulai terbuka jadi antusias masyarakat tinggi. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini yaitu bahwasanya tradisi upacara Larung Sesaji merupakan tradisi turun temurun yang sudah diwariskan dari sesepuh terdahulu, awal mula tradisi upacara Larung sesaji pada tahun 1938 oleh bapak Roestam sebagai Kepala Desa pertama Puger Kulon. Upacara tradisi Larung sesaji dipersiapkan 3 bulan sebelum upacara tiba, panitia upacara Larung sesaji dibentuk oleh kepala desa sendiri. Tradisi Larung sesaji sebagai warisan budaya, masyarakat memaknai tradisi upacara Larung sesaji ini sebagai warisan nenek moyang yang harus dilestarikan. Tradisi upacara Larung memiliki arti bentuk wujud rasa syukur manusia terhadap Allah SWT. Perubahan tradisi yang terjadi yaitu kegiatan pada saat ini lebih modern dan lebih meriah, hilangnya kesakralan Larung sesaji dijadikan sebagai Hiburan. Dampak perubahan Larung sesaji dari segi ekonomi menambah pendapatan masyarakat, dan dilihat dari segi sosialnya kecanggihan teknologi saat ini Larung sesaji banyak dikenal masyarakat. Saran bagi pemerintahan Kabupaten Jember perlu adanya bantuan, pengawasan serta proses pembelajaran pada budaya tradisi upacara Larung Sesaji, karena budaya ini hanya dilakukan setahun sekali. Bagi bidang akademik agar lebih meningkat informasi dan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai perubahan dan perkembangan Larung Sesaji untuk tahun-tahun berikutnya. Kepada masyarakat Desa Puger Kulon dalam melestarikan budaya tidak hanya dengan mengingat nilai-nilai kebudayaan, alangkah baiknya turut serta dalam pelaksanaan perayaannya demi menjaga dan melestarikan budaya dari nenek moyang

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0520080181
Uncontrolled Keywords: -
Subjects: 300 Social sciences > 306 Culture and institutions > 306.4 Spesific aspects of culture
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Sosial Ekonomi Agrobisnis Perikanan
Depositing User: Sugeng Moelyono
Date Deposited: 20 Feb 2021 07:11
Last Modified: 11 Apr 2023 02:56
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/182797
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Ines Syilvi Firda Rahmawati (2).pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2023.

Download (6MB)

Actions (login required)

View Item View Item