Khairani, Dwi (2020) Penerapan Metode Standardized Precipitation Index (SPI) dan Effective Drought Index (EDI) untuk Mengestimasi Kekeringan di DAS Rejoso. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kekeringan adalah kekurangan curah hujan dalam suatu periode waktu, biasanya berupa sebuah musim atau lebih, yang menyebabkan kekurangan air untuk berbagai kegiatan, kelompok atau sektor lingkungan. Kekeringan merupakan salah satu jenis bencana alam yang terjadi secara perlahan (slow on-set), dengan durasi sampai dengan musim hujan tiba, serta berdampak sangat luas dan bersifat lintas sektor (pertanian, ekonomi dan sosial) Penelitian ini menerapkan metode Standardized Precipitation Index (SPI) dan Effective Drought Index (EDI) untuk menghitung indeks kekeringan dengan lokasi studi di DAS Rejoso, Kabupaten Pasuruan. Kedua metode tersebut termasuk pada jenis indeks kekeringan meteorologi yang mengacu pada kurangnya curah hujan bila dibandingkan dengan kondisi rata-rata dalam periode waktu yang panjang. Untuk mengetahui perbandingan keakuratan antara metode SPI dan EDI, dilakukan analisis hubungan kesesuaian terhadap indeks kekeringan hidrologi, yaitu metode Z-Index dan Ambang Batas, yang mengacu pada ketersediaan air di permukaan dan bawah tanah akibat berkurangnya curah hujan. Setelah dilakukan perbandingan, maka di antara kedua indeks kekeringan meteorologi tersebut akan didapatkan indeks yang memiliki hubungan terkuat terhadap indeks kekeringan hidrologi. Kemudian, indeks kekeringan meteorologi dengan hubungan terkuat akan digunakan pada analisis pemetaan sebaran kekeringan. Hasil penelitian menunjukan bahwa puncak kekeringan pada metode SPI secara umum terjadi pada tahun 2001, 2007, 2014, 2015 dan 2016. Pada periode 1 dan 3 bulan, bulan puncak kekeringan terjadi pada bulan Januari. Pada periode 6 bulan, bulan puncak kekeringan terjadi pada bulan April. Pada periode 12 Bulan, bulan puncak terjadinya kekeringan terjadi pada bulan Juli, Agustus, September, Oktober dan Desember. Puncak kekeringan metode EDI secara umum terjadi pada tahun 2001, 2007, 2014, 2016 dan 2018. Pada periode 1 dan 6 bulan, bulan puncak kekeringan terjadi pada bulan Februari. Pada periode 3 bulan, bulan puncak kekeringan terjadi pada bulan Januari. Pada periode 12 Bulan, bulan puncak terjadinya kekeringan terjadi pada bulan Maret. Analisis Korelasi dan Determinasi antara indeks kekeringan SPI dan EDI terhadap indeks kekeringan hidrologi metode Z-Index memiliki korelasi negatif, begitu pula dengan indeks SPI dan EDI terhadap metode Ambang Batas yang memiliki hubungan persentase kesesuaian yang bersifat lemah. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kekeringan belum merambat pada jenis kekeringan hidrologi di DAS Rejoso. Analisis Persentase Kesesuaian Pola indeks SPI dan EDI terhadap data curah hujan bulanan adalah opsi yang dapat diambil untuk menentukan keakuratan indeks yang nantinya akan dipetakan sebaran kekeringannya. Persentase kesesuaian pola pada indeks SPI terhadap data hujan memiliki rerata sebesar 61.09%, sedangkan indeks EDI sebesar 65.69%, sehingga indeks EDI memiliki hubungan yang kuat terhadap data hujannya yang kemudian akan dipakai dalam analisis pemetaan sebaran kekeringan. Setelah dilakukan analisis pemetaan sebaran kekeringan, secara umum terdapat 30 desa yang terdampak kekeringan terletak di Kecamatan Winongan dan Pasrepan yang merupakan hilir dari DAS Rejoso.
English Abstract
Drought is a lack of rainfall over a period of time, usually in the form of a season or more, which causes water shortages for various activities, groups or environmental sectors. Drought is a type of natural disaster that occurs slowly (slow on-set), with a duration until the rainy season arrives, and has a very broad and cross-sectoral impact (agriculture, economic and social) This study applies the Standardized Precipitation Index (SPI) and Effective Drought Index (EDI) methods to calculate the drought index with study locations in the Rejoso river basin, Pasuruan Regency. Both methods are included in the type of meteorological drought index which refers to the lack of rainfall when compared to the average conditions over a long period of time. To determine the accuracy of the comparison between the SPI and EDI methods, an analysis of the relationship of conformity to the hydrological drought index, namely the Z-Index and Threshold Method, refers to the availability of surface and underground water due to reduced rainfall. After a comparison between the two meteorological drought indices, it will develop the index that has the strongest relationship to the hydrological drought index. Then, the meteorological drought index with the strongest relationship will be used in the mapping analysis of drought distribution. The results showed that the peak of drought in the SPI method generally occurred in 2001, 2007, 2014, 2015 and 2016. In the period of 1 and 3 months, the peak month of drought occurred in January. In a period of 6 months, the peak month of drought occurs in April. In the 12-month period, the peak months of drought occur in July, August, September, October and December. The peak drought in the EDI method generally occurred in 2001, 2007, 2014, 2016 and 2018. In the period of 1 and 6 months, the peak month of drought occurred in February. In a period of 3 months, the peak month of drought occurs in January. In the 12- month period, the peak month of drought occurs in March. Correlation and Determination analysis between SPI and EDI drought index to the hydrological drought index of the Z-Index method has a negative correlation, as well as the SPI and EDI indexes to the Threshold method which has a weak correlation percentage conformity. Therefore, it can be concluded that the drought has not spread to the type of hydrological drought in the Rejoso river basin. Percentage Analysis of Suitability of SPI and EDI index patterns to monthly rainfall data is an option that can be taken to determine the accuracy of the index that will later be mapped to the distribution of drought. The percentage of pattern suitability in the SPI index to the rain data has an average of 61.09%, while the EDI index is 65.69%, therefore EDI index has a strong relationship to the rain data which will then be used in the drought distribution mapping analysis. After analyzing the mapping of drought distribution, there are in general 30 villages affected by drought are located in the Winongan and Pasrepan Districts which are downstream from the Rejoso river basin.
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0520070164 |
Uncontrolled Keywords: | Effective Drought Index, indeks kekeringan, sebaran kekeringan, Standardized Precipitation Index , Effective Drought Index, drought index, drought distribution, Standardized Precipitation Index |
Subjects: | 500 Natural sciences and mathematics > 551 Geology, hydrology, meteorology > 551.5 Meteorology > 551.57 Hydrometeorology > 551.577 Precipitation |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Pengairan |
Depositing User: | Bambang Septiawan |
Date Deposited: | 27 Feb 2021 22:41 |
Last Modified: | 08 Oct 2024 01:36 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/182773 |
Text
Dwi Khairani.pdf Download (42MB) |
|
Text
Dwi Khairani.pdf Download (42MB) |
Actions (login required)
View Item |