Dinamika Peran Gender Dalam Rumah Tangga Pengolahan Ikan Asap di Kelurahan Kenjeran, Kecamatan Bulak, Kota Surabaya Jawa Timur

Rosdiyanti, Fadhellia Vidia Astuti (2020) Dinamika Peran Gender Dalam Rumah Tangga Pengolahan Ikan Asap di Kelurahan Kenjeran, Kecamatan Bulak, Kota Surabaya Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Indonesia memiliki sumberdaya kelautan dan perikanan ini menyimpan potensi ekonomi besar. Sektor kelautan dan perikanan memiliki peluang strategi untuk dijadikan sumber pertumbuhan baru bagi bangsa Indonesia agar bisa keluar dari cengkraman krisis ekonomi. Keyakinan tersebut berdasarkan alasan utama yaitu, 1) secara fisik Indonesia adalah negara kepualuan terbesar didunia, 2) wilayah pesisir dan lautan yang sangat luas terdapat potensi sumberdaya alam dan jasa lingkungan yang beraneka ragam sebagai potensi pembangunan yang belum dimanfaatkan secara optimal. Hal ini tentu saja dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk mencari nafkah atau penghasilan. Pembangunan sektor perikanan telah memberikan kontribusi penting dalam perekonomian regional dan nasional. Besarnya potensi perikanan dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai sumber penghasilan. Pemerintah Indonesia telah menyadari bahwa perlu mengatur dan menata arah dan strategi pembangunan yang·lebih baik untuk dapat memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh indonesia terutama dalam sektor perikanan. Pembangunan nasional yang difokuskan dengan peningkatan sumberdaya manusia dan peningkatan perekonomian. Peningkatan sdm yaitu dengan membangun sdm yang pekerja keras, yang dinamis, di mana penduduk usia produktif jauh lebih tinggi dibandingkan usia tidak produktif. Dengan membangun sdm yang pekerja keras dan kreatif tentu saja akan menambah pemasukan bagi masyarakat itu sendiri dalam hal ini terwujudlah pembangunan peningkatan perekonomian masyarakat, akan tetapi dengan terwujudnya sdm yang kreatif dan pekerja keras sering kali timbul adanya diskriminasi gender pada masyarakat. Masyarakat pesisir merupakan yang mendiami suatu daerah pesisir yang sebagain hidupnya bergantung kepada aktivitas sumberdaya perikanan, dengan mata pencaharian sebagai nelayan, pembudidaya, dan pedagang ikan, untuk dapat memanfaatkan hasil sumberdaya perikanan masyarakat pesisir melakukan kegiatan untuk dapat menambah pendapatan. Hal ini dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar Kenjeran dalam hal ini perempuan dan laki laki ikut serta dalam pemanfaatan potensi yang ada. Pemanfaatan potensi tersebut juga dimanfaatkan oleh rumah tangga nelayan yang dimana suami bekerja sebagai nelayan dan istri bekerja sebagai pengolahan ikan asap, akan tetapi pembagian kerja yang membudaya berdasarkan jenis kelamin menyebabkan terkotak-kotaknya jenis pekerjaan yang harus di kerjakan oleh laki-laki dan perempuan, dimana kenyataannya banyak merugikan kaum perempuan. Dalam meningkatkan kesetaraan gender dan peran perempuan dalam pembangunan, Indonesia harus menghadapi banyak sekali tantangan. Masyarakat cenderung memandang perempuan sebagai masyarakat kelas dua, bahkan di lingkungan keluarga sekalipun. Pekerjaan seorang suami atau laki-laki adalah bekerja sedangkan istri sebagai ibu rumah tangga, istri dipandang seorang yang lemah sehingga tidak cocok untuk mengerjakan pekerjaan yang berat. Stereotipe yang terlanjur mel ekat pada perempuan adalah seorang pekerja tradisional yang mengerjakan pekerjaan mulai dari yang sederhana, seperti pekerjaan tumah tangga hingga yang cukup kompleks seperti mengelola keuangan keluarga dan mengasuh anak.Pokok pembangunan indonesia ditujukan untuk masyarakat terutama dalam pembangunan sumberdaya yang memiliki keterampilan dan pandai melihat peluang untuk dijadikan lapangan pekerjaan untuk pertumbuhan ekonomi dalam skala rumah tangga sehingga pendapatan yang diperoleh dalam rumah tangga dapat meningkat. Akan tetapi dalam kebijakan pembangunan sumberdaya manusia dan peningkatan ekonomi masyarakat menguntungkan salah satu pihak yaitu laki-laki dalam lingkup masyarakat terutama rumah tangga karena terdapat anggapan masyarakat bahwa perempuan berkewajiban menjalankan aktivitasnya sebagai ibu rumah tangga, selain itu perempuan memiliki sifat memelihara dan rajin, serta tidak cocok untuk menjadi kepala rumah tangga, karena yang diutamakan adalah seorang suami yang menjadi kepala keluarga. Adanya budaya yang melekat pada masyarakat yang lebih memberatkan perempuan, sehingga dibutuhkan adanya perubahan pola pikir lama yang tidak relevan dengan tuntutan dan kecenderungan masa depan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejarah pengolahan ikan asap, menganalisis profil aktivitas peran perempuan dalam pengolahan ikan asap, menganalisis peran perempuan dan laki laki dalam rumah tangga dan menganalisis faktor yang mempengaruhi ketidakadilan gender rumah tangga dalam implikasi pembangunan sumberdaya manusia dan peningkatan perekonomian rumah tangga. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Kenjeran Kecamatan Bulak Kota Surabaya dilaksanakan pada bulan februari 2020. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan metode analisis harvard. Populasi dan sampel adalah rumah tangga masyarakat Kenjeran yang bekerja sebagai pengolahan ikan asap Teknik pengambilan sampel pada penelitia ini adalah menggunakan nonprobability sampling, yaitu dengan teknik purposive sampling. Kriteria sampel atau Informan yang digunakan dalam penelitian ini yang mendukung untuk memperoleh data seingga tercapainya tujuan penelitian adalah; 1. masyarakat dalam rumah tangga pengolahan ikan asap kenjeran, 2. masyarakat yang telah berkeluarga utuh bukan bercerai atau janda/duda dan memiliki pekerjaan, 3. umur suami dan istri, menunjukkan usia produktif. Jenis dan sumberdata, untuk jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan kualitatif. Sedangkan untuk sumberdata yang digunakan adalah data primer yang akan dilakukan untuk melengkapi data dalam penelitian dengan cara mengikuti kegiatan yang dilakukan dalam proses pengolahan ikan asap dengan melakukan pengamatan dan wawancara kepada masyarakat, dan data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku atau data yang sudah tersedia sebelumnya. Pada data sekunder yang dibutuhkan untuk penelitian adalah letak topografi dan geografi kelurahan Kenjeran, jumlah penduduk kelurahan Kenjeran, Keadaan penduduk berdasarkan jenis pekerjaan, jenis kelamin, umur, dan keadaan atau potensi perikanan yang terdapat pada kecamatan Bulak Surabaya. Teknik pengambilan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasidengan cara turun langsung kelapang. Metode yang digunakan peneliti bertujuan untuk membantu dalam pengolahan data. Pengolahan ikan asap yang dilakukan oleh masyarakat setempat sudah dilakukan sejak dahulu dan dilakukan oleh ibu-ibu di Kelurahan Kenjeran dengan memanfaatkan potensi yang ada yang sudah dijalankan secara turun temurun. Pengolahan ikan asap ini sangat terkenal karena bahan baku ikan yang diperoleh tidak jauh dari lokasi sehingga langsung diolah untuk dapat mejaga kualitas dan kesegara bahan baku. Selain itu ibu-ibu Kenjeran ini melakukan pengolahan ikan dengan bertujuan untuk menambah pendapatan dalam rumah tangga, jika hanya mengandalkan suami (nelayan) terkadang hasil tangkapan nelayan diperoleh tidak menentu sehingga mendorong perempuan untuk menambah pendapatan rumah tangga.Profil aktivitas produktif yang dilakukan oleh istri sebagai pengolahan ikan asap terdapat peran suami dalam membantu sebelum proses produksi berlangsung dengan anggapan suami merasa kasihan hal ini didukung dengan adanya budaya masyarakat yang menganggap bahwa perempuan lemah yan tidak mampu malakukan hal berat seperti mengangkat batok kelapa, mengangkat ikan dan membersihkan ikan. Untuk aktivitas produktif nelayan mayorotas dilakukan oleh nelayan itu sendiri akan tetapi terdapat peran istri untuk menyiapkan perbekalan melaut hal ini karena istri beranggapan bahwa hal tersebut sudah biasa dilakukan. Aktivitas reproduktif dalam rumah tangga di Kelurahan Kenjeran adalah mayorotas dilakukan oleh istri lebih banyak memegang peranan karena adanya anggapan masyarakat pekerjaan rumah tangga dilakukan oleh istri sebagai ibu rumah tangga dalam hal ini suami juga menuntut istri untuk dapat menngerjakan tugasnya sebagai pengolah ikan asap dan sebagai ibu rumah tangga. Aktivitas sosial masyarakat untuk kegiatan gotong royong dan pertemuan nelayan dilakukan oleh suami, untuk aktivitas pengajian dan arisan pkk dilakukan bersama-sama, untuk aktivitas gotong royong dan pengajian dilakukan setiap satu minggu satu kali sebagai ungkapan rasa syukur kehadirat Tuhan YME, untuk kegiatan arisan pkk dan pertemuan nelayan dilakukan satu bulan satu kali tergantung situasi jika ada kunjungan dari pemerintah atau bantuan dari pemerintah yang diperuntukan oleh nelayan baru diadakan pertemuan tersebut. Curahan waktu kerja suami dihabiskan dalam aktivitas produktif dan aktivitas sosial masyarakat. Aktivitas Produktif yang dilakukan suami sebagai nelayan yang dihabiskan selama 12 jam yang dihabiskan dari persiapan sebelum melaut hingga melakukan kegiatan melaut. Kegiatan sosial masyarakat dihabiskan dengan kegiatan pertemuan nelayan, pengajian, arisan pkk, dan kegiatan gotong royong yang dihabiskan selama 5,1 jam oleh suami. Sedangkan aktivitas reproduktif yang dilakukan suami dihabiskan selama 3,36 jam. Curahan waktu kerja istri dihabiskan oleh aktivitas produktif sebagai pengolah ikan asap yang dihabiskan selama 14 jam mulai dari praproduktif sampai pemasaran. Aktivitas dominan selanjutnya yang dilakukan oleh istri dalam aktivitas reproduktif yang dihabiskan selama 6,28 jam. Kemudian untuk aktivitas yang dilakukan istri dalam aktivitas sosial yang dihabiskan dalam kegiatan arisan pkk dan pengajian selama 1,5 jam. Akses dan Kontrol dalam aktivitas produktif dilakukan oleh masing-masing profesi yang telah digeluti dimana perempuan sebagai pengolahan ikan asap dan laki-laki sebagai nelayan. Aktivitas reproduktif dalam akses yang dimiliki dominan adalah perempuan atau istri karena masyarakat beranggapan bahwa tugas istri adalah mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Sedangkan untuk kontrol dominan adalah laki-laki yang dimana masyarakat beranggapan bahwa laki-laki sebagai kepala rumah tangga yang memegang kekuasaan tertinggi dalam rumah tangga sehingga perempuan dituntut untuk mematuhi suami. Aktivitas sosial masyarakat dalam hal ini akses yang dimiliki perempuan untuk menghadiri pengajian dan arisan pkk. Sedangkan untuk suami akses yang dimiliki seluruh kegiatan tersebut. Untuk kontrol terhadap kegiatan tersebut adalah laki-laki terkecuali kegiatan pkk yang dilakukan bersama-sama baik itu laki-laki dan perempuan. Jika ditinjau dalam konsep Pembangunan sdm dan pembangunan perekonomian untuk masyarakat terutama rumah tangga Pembangunan nasional yang sedang di gencarkan oleh pemerintah adalah pengembangan sumberdaya manusia yang unggul yang berfokus pada masyarakat. Pembangunan sumberdaya manusia yang berkualitas memberikan dampak terhadap pembangunan peningkatan perekonomian masyarakat terutama dalam Rumah tangga karena terjadi adanya peningkatan pendapatan pendapatan dalam keluarga jika diakumulasikan perolehan pendapatan termasuk dalam katagori tinggi yaitu untuk pendapatan terendah diperoleh sebsar Rp. 5.120.000 sedangkan untuk pendapatan tertinggi yang diperoleh dalam satu bulan sebesar Rp. 8.000.000. Hal ini dapat terjadi karena adanya keterlibatan istri untuk menambah pendapatan dalam rumah tangga. Pengembangan sumberdaya manusia pada masyarakat kenjeran telah dirapkan dengan baik dan juga berdampak baik bagi pembangunan peningkatan perekonomian masyarakat khususnya dalam rumah tangga. Akan tetapi jika dilihat dapam perspektif gender terjadi adanya diskriminasi gender yang terjadi. Pengembangan pembangunan sdm yang unggul dan peningkatan perekonomian masyarakat tidak singkron dengan adanya budaya yang terjadi pada masyarakat yang beranggapan bahwa perempuan adalah seorang yang lemah dalam bekerja, dan berkewajiban mengurus rumah tangga. Perempuan justru memiliki pendapatan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan laki-laki karena dalam pemanfaatan potensi perikanan tersebut sangat dimanfaatkan dengan baik oleh perempuan sehingga perempuan memiliki jam kerja yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan laki-laki. Sehingga menimbulkan adanya diskriminasi gender yaitu, streotipe, subordinasi, dan beban ganda. Dari adanya kebijakan tentang pembangunan sdm yang baik sehingga dapat menimbulkan peningkatan perekonomian masyarakat khususnya dalam rumah tangga sudah baik akan tetapi jika dilihat pada konstruksi gender justru menimbulkan adanya diskriminasi gender jika tidak dibarengi dengan kesejahteraan yang diperuntukan laki-laki dan perempuan untuk itu penulis dapat memberikan saran sebagai berikut; 1. mahasiswa/Akademisi, penulis memberikan saran kepada mahasiswa yang ingin melakukan penelitian di Kelurahan Kenjeran terutama keluarga nelayan untuk mencari informasi dan mempelajari aktivitas yang terjadi sebelum melakukan penelitian dan dapat memahami permasalahan atau aktivitas yang dilakukan masyarakat, 2. masyarakat, penulis memberikan saran kepada masyarakat untuk saling menghargai dan saling membantu setiap aktivitas yang dilakukan tanpa beranggapan hal negatif yang dapat merugikan masyarakat itu sendiri, 3. Pemerintah, penulis memberikan saran kepada pemerintah untuk dapat memberikan kebijakan yang dapat memberdayakan masyarakat setempat dan efektif dalam menentukan kebijakan sehingga tidak ada yang merasa dirugikan.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0520080131
Subjects: 300 Social sciences > 331 Labor economics > 331.4 Women workers
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Sosial Ekonomi Agrobisnis Perikanan
Depositing User: Sugeng Moelyono
Date Deposited: 20 Feb 2021 07:10
Last Modified: 17 Apr 2023 03:07
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/182560
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Fadhellia Vidia Astuti Rosdiyanti (2).pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2023.

Download (8MB)

Actions (login required)

View Item View Item