Integrasi dan Hirarki Ruang Dalam Klenteng Boen Bio Surabaya

Atasa, A.Rendra (2020) Integrasi dan Hirarki Ruang Dalam Klenteng Boen Bio Surabaya. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Klenteng Surabaya merupakan salah satu dari sekian banyak kota di Indonesia yang menjadi saksi bisu pertahanan terakhir dari kejayaan aliran Khonghucu di Surabaya di tengah perubahan zaman, budaya, dan politik. Salah satu Klenteng yang merupakan tempat ibadah yang murni untuk agama Khonghucu yaitu Klenteng Boen Bio, karena didalamnya hanya terdapat Sinci (Papan Roh/ Panpan nama) Khonghucu, murid-muridnya, dan pengikut-pengikutnya. Tidak adanya kimsin (patung) dewa-dewa yang menjadi pusat pujaan. Pada integrasi ruang yang ada didalamnya mempunyai tujuan dan arti yang menarik untuk di ketahui. Disisi lain hirarki ruang yang menjadi suatu faktor yang penting untuk diperhatikan dalam setiap pembangunan suatu klenteng. Menarik dari Klenteng Boen Bio salah satunya adalah klenteng ini memiliki jalan Dewa. Pada saat memasuki pintu gerbang Klenteng Boen Bio terdapat sebuah tanjakan licin di antara dua buah tangga yang mempunyai ukuran 3,36. Tanjakan licin itu diumpamakan “jalan suci”. Untuk sampai di pintu tengah Boen Bio dengan menggunakan tanjakan tersebut tidak mudah, hal ini berarti bahwa manusia yang ingin menjalani kehidupan yang suci tidaklah mudah. Sehingga dilambangkan dengan cingcoo yaitu meditasi yang maknanya manusia dalam beribadah harus bersungguh-sungguh seperti melakukan meditasi. Pada integrasi ruang yang ada didalamnya mempunyai tujuan dan arti yang menarik untuk di ketahui. Disisi lain hirarki ruang yang menjadi suatu faktor yang penting untuk diperhatikan dalam setiap pembangunan suatu klenteng. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari dan mengkenalkan masyarakat tentang integrasi dan hirarki ruang yang di terapkan pada suatu tempat ibadah umat Khonghucu. Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif melalui identifikasi integrasi dan hirarki ruang dalam di Klenteng Boen Bio Surabaya. Pengumpulan data diperoleh dari sumber primer dan sekunder. Sumber primer berasal dari survey langsung ke Klenteng Boen Bio dan wawancara ke pengelola Klenteng. Sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari buku dan jurnal yang berkaitan khususnya bangunan Klenteng. Hasil penelitian menyebutkan bahwa variabel yang dianggap paling penting pada identifikasi ruang dalam kelnteng yaitu fungsi ruang, organisasi ruang. Pada integrasi ruang dalam klenteng variabel terpenting yaitu integrasi ruang berdasarkan hubungan ruang antara pengguna dengan kegiatan upacara agama khonghucu. Sedangkan pada hirarki ruang dalam klenteng, variabel terpenting yaitu hirarki ruang berdasarkan public-privat, hirarki ruang berdasarkan pelaku dan aktivitas, hirarki ruang berdasarkan profan-sakral.

English Abstract

The Surabaya temple is one of the many cities in Indonesia that has witnessed the last defense of the triumph of the Confucianism in Surabaya amidst changing times, cultures and politics. One of the temples which is a pure place of worship for the Confucian religion is the Boen Bio Temple, because it contains only the Sinci (Spirit Board / Panpan name) of Confucius, his students, and his followers. There is no kimsin (statue) of the gods at the center of worship. The integration of the space that is in it has an interesting purpose and meaning to know. On the other hand, the hierarchy of space is an important factor to consider in any construction of a temple. One of the interesting things about Boen Bio Temple is that it has a God path. When entering the gate of Boen Bio Temple, there is a slippery incline between two stairs which has a size of 3.36. The slippery incline is likened to a "holy road". Getting to the middle door of Boen Bio using this incline is not easy, this means that humans who want to live a holy life are not easy. So that it is symbolized by cingcoo, which is meditation, which means that humans in worship must be as serious as doing meditation. The integration of the space that is in it has an interesting purpose and meaning to know. On the other hand, the hierarchy of space becomes an important factor to be considered in any construction of a temple. The purpose of this research is to study and introduce the community about the integration and hierarchy of space applied to a Confucian place of worship. The research method used is descriptive qualitative by identifying the integration and hierarchy of space in Klenteng Boen Bio Surabaya. Data collection obtained from primary and secondary sources. Primary sources came from direct surveys at Boen Bio Temple and interviews with temple managers. Meanwhile, secondary data sources were obtained from related books and journals, especially the temple building. The result of the research states that the variables that are considered the most important in identifying space in kelnteng are the function of space, the organization of space. In the space integration in the pagoda, the most important variable is the integration of space based on the spatial relationship between the user and the Confucian religious ceremony activities. Whereas in the space hierarchy in the pagoda, the most important variables are space hierarchy based on publicprivate, space hierarchy based on actors and activities, space hierarchy based on profane-sacred.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0520070019
Uncontrolled Keywords: Klenteng Surabaya, Khonghucu, Integrasi, Hirarki, Klenteng Surabaya, Khonghucu, Integrasi, Hirarki
Subjects: 700 The Arts > 720 Architecture > 720.4 Special topics of architecture
Divisions: Fakultas Teknik > Arsitektur
Depositing User: Users 31 not found.
Date Deposited: 28 Jan 2021 20:21
Last Modified: 02 Oct 2024 06:29
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/182121
[thumbnail of A. Rendra Atasa.pdf] Text
A. Rendra Atasa.pdf

Download (11MB)

Actions (login required)

View Item View Item