Prabaningrum, Kirana (2020) Pengaruh Campuran Kompos Organik Dan Tanah Terhadap Tinggi Tanaman, Bobot Daun, Bobot Batang Dan Bobot Akar Arachis Pintoi. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Populasi kelinci setiap tahunnya mengalami peningkatan, tercatat pada tahun 2018 ternak kelinci mencapai 367.938 ekor di Provinsi Jawa timur. Menurut Kurniawan (2017) kelinci dewasa dengan berat badan 1 kg menghasilkan 28 gr feses per hari, apabila diasumsikan 1 ekor kelinci dewasa dengan berat 4 – 5 kg menghasilkan 110 gram feses kelinci setiap hari. Pada feses kelinci yang masih segar terkandung nitrogen sebesar 2,4%; kadar P sebesar 1,4%; dan kadar K sebesar 0,6%. Perhitungan total antara populasi kelinci dan feses yang dihasilkan mencapai kurang lebih 35 ton di Provinsi Jawa Timur. Limbah tersebut dapat memiliki efek buruk bagi lingkungan jika tidak dikelola dengan pengelolaan limbah yang sesuai akan mengakibatkan pencemaran lingkungan berupa pencemaran tanah, air dan udara serta, menjadi sumber penyakit, memicu peningkatan gas metan dan mengganggu kenyaman makhluk hidup (Nenobesi, Mella dan Soetedjo 2017).viii Provinsi Jawa Timur khususnya kota Malang dikenal sebagai penghasil keripik buah nangka dengan jumlah produksi pada tahun 2017 di Jawa Timur sebanyak 35.638 ton (Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, 2017). Produksi buah nangka ini berbanding lurus dengan jumlah limbah yang dihasilkan. Buah nangka memiliki limbah yang nilainya mencapai 65-80% dari berat keseluruhannya meliputi kulit dan jerami nangka (Syam’un, A.A.I, dan Muhammad, 2010). Salah satu pemanfaatan limbah feses ternak dan limbah pengolahan keripik buah nangka menjadi kompos. Pemanfaatan feses kelinci dan limbah nangka dapat diolah menjadi kompos untuk mengurangi limbah yang berlebih serta menghasilkan kompos dengan unsur hara yang sesuai SNI 19-7030-2004 yang dapat digunakan dalam pertumbuhan tanaman sesuai dengan penelitian Kurniawan dkk (2014) terdahulu menggunakan feses kelinci 75% dan limbah nangka 25% dengan decomposer kultur mikroba Azotobacter. Perlu diketahui kualitas kompos yang dihasilkan sehingga perlu dilakukan uji tanam pada tanaman Arachis pinto sebagai pakan ternak. Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian pada pertumbuhan Arachis pintoi sehingga dapat mengetahui dosis terbaik penambahan kompos yang berbeda sebagai media tanam. Pemeraman kompos bertempat di lahan milik Bapak Eko di jalan Tlogo Indah No.44 Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang selama 7 hari. Selanjutnya pengamatan media tanam dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober sampai 16 November 2019 di Rooftop milik Bapak Eko di jalan Tlogo Indah No.44 Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penampilan tanaman (tinggi tanaman, bobot daun, bobot batang dan bobot akar pada Arachis pintoi berdasarkan persentase kompos yang berbeda.ix Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah 24 tanaman Arachis pintoi, kompos dan tanah. Metode penelitian yang digunakan adalah percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 6 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan pada penelitian ini adalah P0 (100 % kompos), P1 (90 % kompos dan 10 % tanah), P2 (80 % kompos dan 20 % tanah), P3 (70 % kompos dan 30 % tanah), P4 (60 % kompos dan 40 % tanah), P5 (50 % kompos dan 50 % tanah). Setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali sehingga terdapat 24 unit percobaan. Data yang diperoleh dari 24 unit percobaan dirata-rata untuk setiap ulangannya dan dianalisis secara statistik menggunakan analisis ragam (ANOVA). Apabila diperoleh hasil berbeda nyata (P<0,05) maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) untuk mengetahui dosis terbaik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencampuran tanah dan kompos mampu meningkatkan kualitas media tanam dan tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05) terhadap tinggi tanaman. Namun dilihat dari keseluruhan hasil penelitian, menunjukkan bahwa pemberian kompos memberikan pengaruh yang nyata (P<0,01) terhadap bobot daun, bobot batang dan bobot akar. Rataan perlakuan terhadap tinggi tanaman Arachis pintoi dengan nilai tertinggi pada P3 sebesar 19,10 ± 0,66. Rataan perlakuan terhadap bobot daun Arachis pintoi dengan nilai tertinggi pada P3 sebesar 32,25± 0,50c. Rataan perlakuan terhadap bobot batang tanaman Arachis pintoi dengan nilai tertinggi pada P3 sebesar 32,25 ± 3,90c. Rataan perlakuan terhadap bobot akar Arachis pintoi dengan nilai tertinggi pada P3 sebesar 50,5± 0,58c.x Kesimpulan dari penelitian ini yaitu kompos berbasis feses kelinci dan limbah nangka dengan dekomposer kultur mikroba Azotobacter dapat mengurangi limbah yang berlebih dengan kualitas kompos yang melebihi SNI 19-7030-2004 serta mampu meningkatkan pertumbuhan Arachis pintoi. Perlakuan terbaik dalam penelitian ini yaitu penambahan kompos 70% dan tanah 30%. Saran dari penelitian ini adalah kompos ini dapat dimanfaatkan oleh peternak kelinci dalam mengurangi limbah dan bercocok tanam Arachis pintoi
English Abstract
The purpose of this study was to determine the appearance of plants (plant height, leaf weight, stem weight and root weight in Arachis pintoi based on different percentage of organik fertilizer. The material used in this study were 24 Arachis pintoi plants, organik fertilizer and soil. Research method The experiment was used in a completely randomized design (CRD) consisting of 6 treatments and 4 replications. The treatments in this study were P0 (100% compost), P1 (90% compost and 10% soil), P2 (80% compost and 20% soil), P3 (70% compost and 30% soil), P4 (60% compost and 40% soil), P5 (50% compost and 50% soil). The data obtained from 24 experimental units were averaged for each test and statistically analyzed using analysis of variance (ANOVA), obtained significantly different results (P <0.05) If there were significantly different then continued with the Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). The results showed that the addition of organik compost and soil could not gave a significant effect (P< 0.05) on plant height butvi gave significant effect (P>0.05) on leaf weight, stem weight and root weight. The conclusion of this research is the provision of organik compost based on rabbit droppings and jackfruit straw with dekomposers of Azotobacter microbial culture can improve the appearance of Arachis pintoi. Suggestions from this study are that further research needs to be done on the nutrition of Arachis pintoi fodder plants.
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FAPET/2020/20/052002940 |
Uncontrolled Keywords: | Arachis pintoi, fertilizer, growing media, Arachis pintoi, kompos, media tanam |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 631 Specific techniques; apparatus, equipment materials > 631.8 Fertilizers, soil conditioners, growth regulators > 631.87 Vegetables manures and converted household garbage > 631.875 Compost |
Divisions: | Fakultas Peternakan > Peternakan |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 15 Dec 2020 13:26 |
Last Modified: | 08 Oct 2024 07:21 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/181768 |
Preview |
Text
KiranaPrabaningrum_ (2).pdf Download (3MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |