Aprillia, Thania Inas (2020) Uji Pemanfaatan Air Buangan Hatchery Budidaya Ikan Laut Untuk Pendederan Ikan Kerapu Hibrid Cantang Menggunakan Metode Filtrasi Dan Desinfeksi. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kabupaten Buleleng memiliki potensi wisata pesisir dan bahari yang cukup besar, contohnya dalam pengembangan usaha budidaya berbagai komoditas laut yang memiliki prospek usaha yang menjanjikan. Usaha budidaya yang berkembang disekitar pesisir laut Kabupaten Buleleng rata-rata tidak memiliki tempat pembuangan limbahnya sendiri, kebanyakan dari tempat-tempat budidaya langsung membuang air limbahnya kembali ke laut. Air limbah budidaya mengandung material organik dan anorganik yang dihasilkan dari sisa pakan, metabolisme, eksresi ikan budidaya, serta residu bahan kimia seperti pupuk. obat dan desinfektan. Material air buangan yang paling berbahaya untuk kehidupan ikan di laut, yaitu ammonia. Ammonia dapat mengakibatkan peningkatan dan akumulasi kadar senyawa anorganik yang dapat memicu racun bagi sebagian organime hingga meningkatkan prevelensi pathogen dan penyakit ikan tertentu di perairan. Maka perlu dilakukannya pengolahan limbah terlebih dahulu guna mengurangi dampak pencemaran yang terjadi diakibatkan oleh proses pembuangan air limbah budidaya. Salah satu treatment yang dapat dilakukan dalam memanfaatkan kembali air buangan yaitu menjadikan air buangan sebagai tempat hidup ikan dengan dilakukan pengolahan menggunakan metode filtrasi dan desinfeksi, yaitu menggunakan media pasir silika, zeolite, arang aktif, ijuk dan sinar ultraviolet (UV). Tujuan dari pemanfaatan air buangan ini yaitu menguji kelayakan air sebelum dan sesudah dilakukan filtrasi, serta menentukan jenis air terbaik untuk pendederan kerapu hibrid Cantang. Metode yang digunakan pada penelitian yaitu metode kuantitatif dengan menggunakan RAL(Rancangan Acak Lengkap) dengan tiga perlakuan dan empat ulangan. Pengamatan yang dilakukan meliputi data pertumbuhan panjang, bobot, laju pertumbuhan spesifik dan kelangsungan hidup ikan dengan melakukan pengukuran setiap minggunya, Setelah didapatkan data parameter dilakukan analisis menggunakan ANOVA untuk menentukan pengaruh perlakuan yang diberikan terhadap parameter yang diuji. Pada penelitian didapatkan kualitas air setelah dilakukan perlakuan filtrasi dan desinfeksi lebih baik dibandingkan dengan kualitas air sebelum dilakukan perlakuan filtrasi dan desinfeksi, dapat dilihat pada kemampuan metode filtrasi dan desinfeksi dalam menurunkan kadar ammonia sebesar 41.30%, menurukan kadar nitirt sebesar 79.75%, mengurangi total koloni bakteri sebanyak 76.92%, miningkatkan pH air menjadi 7.50 dan meningkatkan kadar fosfat sebesar 27.36%. Penggunaan air filtrasi desinfeksi dikatakan cukup layak untuk digunakan aktivitas budidaya ikan kerapu karena pada hasil filtrasi dan desinfeksi yang dilakukan didapatkan laju pertumbuhan ikan sebesar 4.21 %/hari sedangkan pada air buangan yaitu sebesar 14.06 %/hari dan pada air laut sebesar 5.25 %/hari. Selain itu penggunaan air filtrasi dan desinfeksi dapat meningkatkan kelangsungan hidup ikan hingga 7.14% dibandingkan dengan menggunakan air laut. Kelangsungan hidup ikan kerapu menggunakan air filtrasi dan desinfeksi sebesar 100% sedangkan air laut hanya sebesar 92.86% dan air buangan sebesar 57.14%. Air filtrasi mampu mereduksi bakteri dibandingkan dengan air laut dan air buangan. Kecuali untuk parameter salinitas, ammonia dan fosfat yang masih belum memenuhi standar.
English Abstract
Buleleng Regency has considerable coastal and maritime tourism potential, for example in developing aquaculture businesses that have promising business prospects. Cultivation businesses that develop around the coast of Buleleng Regency do not, on average, have their own waste disposal sites, most of the cultivation sites immediately dispose of their waste water back into the sea. Aquaculture wastewater contains organic and inorganic material that is produced from the rest of the feed, metabolism, excretion of cultured fish, and chemical residues such as fertilizer. drugs and disinfectants. The most dangerous waste water material for fish life in the sea, namely ammonia. Ammonia can cause an increase and accumulation of levels of inorganic compounds which can trigger toxins for some organisms to increase the prevalence of pathogens and certain fish diseases in the waters. So it is necessary to do waste treatment in advance in order to reduce the impact of pollution that occurs due to the disposal of aquaculture wastewater. One treatment that can be done in reusing wastewater is to make wastewater as a place to live fish by processing using filtration and disinfection methods, namely using silica sand media, zeolite, activated charcoal, palm fiber and ultraviolet (UV). The purpose of this wastewater utilization is to test the feasibility of water before and after filtration, and determine the best type of water for the Cantang hybrid grouper nursery. The method used in the study is a quantitative method using RAL (Completely Randomized Design) with three treatments and four replications. Observations made include length growth data, weight, specific growth rate and fish survival by measuring every week. After obtaining the parameter data, an analysis was performed using ANOVA to determine the effect of the treatment given on the parameters tested. In this study, the water quality after filtration and disinfection treatment was better than the water quality before filtration and disinfection treatment, it can be seen in the ability of the filtration and disinfection method in reducing ammonia levels by 41.30%, reducing nitirt levels by 79.75%, reducing total colony bacteria as much as 76.92%, increase the water pH to 7.50 and increase phosphate levels by 27.36%. The use of disinfection filtration water is said to be quite feasible for grouper aquaculture activities because the results of the filtration and disinfection carried out obtained fish growth rate of 4.21% / day while in wastewater that is equal to 14.06% / day and in sea water by 5.25% / day Besides The use of water filtration and disinfection can increase fish survival by 7.14% compared to using sea water. The survival of groupers using filtration and disinfection water is 100% while sea water is only 92.86% and waste water is 57.14%. Filtration water can reduce bacteria compared to sea water and waste water. Except for the parameters of salinity, ammonia and phosphate which still does not meet the standards.
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FTP/2020/36/052002908 |
Uncontrolled Keywords: | Air filtrasi,Kerapu cantang, Sinar UV, Grouper Fish, UV Light, Water Filtration |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.2 Commercial fishing, whaling, sealing |
Divisions: | Fakultas Teknologi Pertanian > Keteknikan Pertanian |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 13 Aug 2020 03:45 |
Last Modified: | 27 Sep 2024 01:33 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/181267 |
Text
Thania Inas Aprillia.pdf Download (6MB) |
Actions (login required)
View Item |