Saraswaty, Elsa Nadia (2020) Metode Komunikasi dalam Program Batu Go Organic di Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Pertanian organik merupakan kegiatan bercocok tanam yang ramah atau akrab dengan lingkungan dengan cara berusaha meminimalkan dampak negatif bagi alam dengan menggunakan varietas , pupuk dan pestisida organik dengan tujuan menjaga kelestarian lingkungan sekitar. Pada tahun 2010 Pemerintah Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Batu mengeluarkan Program Batu Go Organic untuk menunjang pembangunan pertanian berkelanjutan dengan cara yang seimbang dan disesuaikan dengan daya dukung ekosistem sehingga kontiunitas produksi dapat dipertahankan dalam jangka panjang, dengan menekan tingkat kerusakan lingkungan sekecil mungkin dibidang pertanian. Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Batu Nomor 22 Tahun 2014 tentang sistem pertanian organik, bahwa sistem pertanian konvesional dengan menggunakan pupuk dan pestisida sintetis lebih banyak menghasilkan dampak yang menimbulkan kerusakan lingkungan, maka perlu dibangun sistem pertanian organik dengan menumbuhkembangkan dunia usaha dan memberdayakan masyarakat agar mampu menghasilkan produk organik yang memiliki jaminan atas intergritas organik yang dihasilkan. Pemerintah Kota Batu dalam pelaksanakan program Batu Go Organic menggunakan metode komunikasi penyuluhan kelompok, metode komunikasi perorangan, metode komunikasi massa, dan metode komunikasi materi. Metode komunikasi penyuluhan digunakan oleh pemerintah Kota Batu untuk menyampaikan informasi kepada petani terkait program Batu Go Organic. Pemerintah Kota Batu menargetkan setiap desa memiliki lahan 10 Ha dengan metode budidaya pertanian organik, tetapi pada kenyataannya target tersebut belum tercapai hingga saat ini, meskipun saprodi diberikan secara cuma-cuma oleh pemerintah kota Batu. Tujuan dari penelitian ini yaitu : a) Mendeskripsikan tentang program Batu Go Organic di Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu; b) Mendeskripsikan dan mengidentifikasi proses penyuluhan program Batu Go Organic di Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu: c) Mengidentifikasi dan menganalisis metode komunikasi penyuluhan dalam pelaksanaan program Batu Go Organic di Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Penelitian ini dilakukan di Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu yang dilaksanakan pada Agustus – September 2019. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan penentuan informan menggunakan teknik sampling jenuh jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 15 orang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, kuisoner, dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan pengumpulan data, penyajian data , menarik kesimpulan, dan skala likert. Hasil dari penelitian ini adalah Program Batu Go Organic di Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu pelaksanaan awal dimulai dari sosialisasi oleh Dinas Pertanian Kota Batu, yang kedua, ketiga dan keempat tahap persiapan dilakukan bersama PPL dan Kelompok Tani, serta rapat koordinasi bersama perangkat desa dan kelompok tani di Desa Sumber Brantas. Koordinasi dan penyuluhan dengan pendekatan metode diskusi. Penetapan CP CL kemudian vi diusulkan ke Dinas Pertanian Kota Batu. Program Batu Go Organic di Desa Sumber Brantas sudah berjalan cukup lama tetapi target luas lahan 10 Ha per desa belum tercapai. Kendala dalam komunikasi dari penyuluh ke petani yang belum tersampaikan dengan baik sehingga banyak petani yang tidak melanjutkan program pertanian organik, meskipun saprodi dan sertifikasi organik dibantu oleh Pihak Dinas Pertanian Kota Batu. Pelaksanaan tahun 2011 hingga tahun 2016 petani menanam organik tetapi dengan jumlah sedikit dan ada sebagian petani yang kembali ke budidaya secara konvesional. Desa Sumber Brantas tercapai budidaya organiknya setelah mendapatkan sertifikat organik yaitu pada tahun 2017. Pada tahun 2017 luasan lahan organik yaitu sebesar 2.400 M2 , kemudian pada tahun 2018 luasan lahan bertambah yaitu menjadi 3.600 M2 , dan pada tahun 2019 luasan lahan organik menurun menjadi 2.000 M2 . Proses komunikasi dilakukan mulai tahap perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi, dengan metode komunikasi penyuluhan perorangan, penyuluhan kelompok dan penyuluhan materi. Selanjutnya, pihak Dinas Pertanian mensosialisasikan program tersebut ke kelompok tani untuk mendahului tahap pelaksanaan program. Terakhir, evaluasi mengenai program tersebut, yaitu apakah program dapat berjalan dengan baik dan mengatasi masalah-masalah yang muncul pada saat pelaksanaan. Metode penyuluhan yang disukai oleh petani organik yaitu metode penyuluhan demontrasi dan anjangsana. Metode komunikasi tersebut dianggap petani sangat membantu dalam pelaksanaan program organiknya, dibandingkan dengan metode penyuluhan brosur. Metode komunikasi yang digunakan dalam program organik sebenarnya sudah tepat, namun respon yang diberikan oleh penyuluh sangat lambat, sehingga petani yang lebih memilih untuk mencari bantuan dari pihak luar. Tidak adanya demplot percontohan untuk program organik di Desa Sumber Brantas. Respon yang lama dari penyuluh ketika dihubungi oleh petani membuat petani dapat menyelesaikan masalahnya sendiri
English Abstract
Organic farming is farming that is friendly or familiar with the environment by trying to minimize the negative impacts on nature by using organic varieties, fertilizers and pesticides with the aim of preserving the surrounding environment. In 2010 the Government of the Batu City Agriculture and Forestry Office issued the Batu Go Organic Program to support sustainable agricultural development in a balanced way and adjusted to the carrying capacity of the ecosystem so that production continuity can be maintained in the long term, by reducing the level of environmental damage to the smallest possible area in agriculture. Based on the Decree of the Mayor of Batu No. 22 of 2014 concerning organic farming systems, that conventional farming systems using synthetic fertilizers and pesticides produce more impacts that cause environmental damage, then organic farming systems need to be built by fostering the business world and empowering people to be able to produce products organic which has a guarantee of integrity. Batu City Government in implementing the Batu Go Organic program uses group counseling communication methods, individual communication methods, mass communication methods, and material communication methods. The extension communication method is used by the Batu City government to convey information to farmers regarding the Batu Go Organic program. Batu City Government targets each village to have 10 hectares of land using organic farming methods, but in reality the target has not been reached to date, even though production inputs are given free of charge by the Batu city government. The purpose of this study are: a) Describe the Organic Go Rock program in Sumber Brantas Village, Bumiaji District, Batu City; b) Describe and identify the counseling process of the Batu Go Organic program in the Sumber Brantas Village, Bumiaji District, Batu City: c) Identify and analyze the communication methods of counseling in the implementation of the Batu Go Organic program in the Sumber Brantas Village, Bumiaji District, Batu City. This research was conducted in Sumber Brantas Village, Bumiaji Subdistrict, Batu City which was conducted in August - September 2019. This study used a qualitative descriptive method with the determination of informants using saturated sampling techniques the number of respondents in this study were 15 people. Data collection techniques in this study used observation, interviews, questionnaires, and documentation. Data analysis techniques by data collection, data presentation, drawing conclusions, and Likert scale.The results of this study are the Batu Go Organic Program in Sumber Brantas Village, Bumiaji District, Batu City. The initial implementation was started with a socialization by the Batu City Agriculture Office. The second, third and fourth stages of the preparation were carried out with PPL and Farmer Groups, and coordination meetings with village officials. and farmer groups in Sumber Brantas Village. Coordination and counseling with the discussion method approach. The determination of CP CL was then proposed to the Batu City Agriculture Office. The Batu Go Organic Program in Sumber Brantas Village has been running for a long time but the viii target area of 10 hectares per village has not been reached. Constraints in communication from extension workers to farmers have not been conveyed properly so that many farmers do not continue the organic agriculture program, although organic production and certification is assisted by the Batu City Agriculture Office. Implementation from 2011 to 2016 farmers planted organic but in small amounts and there are some farmers who return to conventional cultivation. The village of Sumber Brantas achieved its organic cultivation after getting an organic certificate in 2017. In 2017 the area of organic land was 2,400 M2, then in 2018 the land area increased to 3,600 M2, and in 2019 the area of organic land decreased to 2,000 M2. The communication process is carried out from the planning, implementation to evaluation stages, with individual communication methods, group counseling and material counseling. Furthermore, the Department of Agriculture disseminates the program to farmer groups to precede the program implementation phase. Finally, an evaluation of the program, namely whether the program can run well and overcome the problems that arise during implementation. Counseling methods favored by organic farmers are demonstration demonstration methods and Anjangsana. The communication method is considered by farmers to be very helpful in the implementation of their organic program, compared to the brochure extension method. The communication method used in the organic program is actually right, but the response given by the extension staff is very slow, so farmers who prefer to seek help from outside parties. There is no demonstration plot for the organic program in Sumber Brantas Village. The long response from the instructor when contacted by the farmer allows farmers to solve their own problems
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2020/6/052003660 |
Uncontrolled Keywords: | - |
Subjects: | 300 Social sciences > 354 Public administration of economy and environment > 354.7 Public administration of commerce, communications, transportation |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 24 Aug 2020 07:33 |
Last Modified: | 08 Oct 2024 02:14 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/181063 |
![]() |
Text
Elsa Nadia Saraswaty..pdf Download (16MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |