Muskananfola, Istha Leanni (2019) Analisis Hubungan Antara Faktor Individu, Kelompok Dan Organisasi Dengan Kualitas Pelayanan Gawat Darurat Pra Rumah Sakit Di Kota Kupang. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Sistem pelayanan perawatan gawat darurat terdiri dari pelayanan di pra rumah sakit dan di rumah sakit. Pelayanan gawat darurat pra rumah sakit dapat terjadi di lokasi kejadian dan selama proses rujukan. Sistem pelayanan gawat darurat pra rumah sakit merupakan pelayanan yang kompleks dan diwujudkan dengan adanya pengiriman bantuan perawatan ke lokasi kejadian gawat darurat untuk mencegah kematian atau kecacatan. Penyedia pelayanan gawat darurat pra rumah sakit merupakan organisasi penyedia pelayanan publik yang terdiri dari faktor individu, kelompok dan organisasi itu sendiri yang bekerja dalam suatu sistem untuk menunjang kualitas pelayanan yang diberikan. Provinsi NTT tercatat sebagai salah satu daerah dengan prevalensi kejadian cedera tertinggi di Indonesia. Kejadian cedera terbanyak akibat jatuh sebanyak 55,5% dan kejadian kecelakaan dengan sepeda motor sebesar 30,4%. Lokasi kejadian cedera terbanyak adalah di rumah (40,5%), di jalan raya (35,5%) dan di lokasi pertanian (7,7%). Lokasi cedera yang terjadi di Kota Kupang sebagai ibu kota Provinsi NTT terbanyak adalah di rumah (48,7%) dan di jalan raya (39,3%). Kejadian kecelakaan lalu lintas di Kota Kupang selalu meningkat sejak tahun 2013 hingga tahun 2017. Pada tahun 2017, data kecelakaan lalu lintas berjumlah 356 kasus dengan rincian 58 kasus kematian di tempat kejadian, 7 kasus luka berat serta 611 kasus luka ringan. Pemerintah Kota Kupang pun telah membentuk suatu unit pelaksana teknis yang secara khusus melaksanakan pelayanan kesehatan untuk kondisi gawat darurat selama 24 jam di Kota Kupang, yaitu Brigade Kupang Sehat (BKS). Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara faktor individu (pengetahuan perawat, sikap perawat, beban kerja perawat), faktor kelompok (kerja sama tim) dan faktor organisasi (pemanfaatan sistem komunikasi gawat darurat, pemanfaatan sistem transportasi gawat darurat, pemanfaatan fasilitas) dengan kualitas pelayanan gawat darurat pra rumah sakit di Kota Kupang. Penelitian ini menggunakan rancangan analisis survei dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian adalah perawat di BKS dan keluarga dari pasien yang menerima pelayanan dari BKS. Jumlah sampel penelitian adalah 20 orang perawat di BKS yang dipilih dengan teknik total sampling dan 80 orang keluarga pasien yang dipilih dengan teknik accidental sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Pengolahan data dengan analisis univariat, analisis bivariat dengan uji koefisien kontingensi dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda. Hasil penelitian untuk data demografi perawat didapatkan sebanyak 55% perawat berusia antara 31 tahun sampai 40 tahun. Jumlah perawat terbanyak adalah perempuan yaitu 75%. Jika dilihat dari tingkat pendidikan, sebagian besar perawat masih berpendidikan Diploma III Keperawatan, yaitu 55% dan lama bekerja terbanyak adalah antara 1-5 tahun yaitu 50%. Data demografi responen keluarga pasien diketahui terbanyak berasal dari Kecamatan Kota Raja, yaitu sebesar 22,5%. Usia terbanyak adalah 31-50 tahun sebesar 37,5% dan diikuti dengan responden perempuan yang lebih banyak dibanding laki-laki, yaitu sebanyak 66,3%. Jika dilihat dari tingkat pendidikan terakhir terbanyak adalah SMA dan sarjana dengan masing-masing sebesar 38,8%. Ada 45% keluarga pasien yang mengakses layanan BKS karena kebutuhan pribadi dan sebanyak 76,3% menelepon dan dijemput dengan ambulans. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara faktor pengetahuan perawat dengan kualitas pelayanan (p=0,007), sikap perawat dengan kualitas pelayanan (p=0,005), beban kerja perawat dengan kualitas pelayanan (p=0,008), kerja sama tim dengan kualitas pelayanan (p=0,009), pemanfaatan sistem transportasi gawat darurat dengan kualitas pelayanan (p=0,009) dan pemanfaatan fasilitas dengan kualitas pelayanan (0,038). Faktor pemanfaatan sistem komunikasi gawat darurat yang ix merupakan bagian dari faktor organisasi menunjukkan hasil tidak optimal serta secara statistik tidak dapat diketahui hubungannya dengan kualitas pelayanan. Hasil analisis multivariat dengan metode backward menunjukkan dua faktor yang masuk dalam model terakhir, yaitu sikap perawat dan kerja sama tim. Sikap perawat memiliki nilai p=0,050 dan OR=0,366 sedangkan kerja sama tim memiliki nilai p=0,094 dan OR=0,333. Hal ini menunjukkan faktor sikap perawat merupakan faktor yang paling berhubungan dengan kualitas pelayanan. Setiap perawat yang bersikap kooperatif memiliki peluang sebesar 0,366 kali lebih tinggi untuk memperoleh peningkatan penilaian kualitas pelayanan dibandingkan dengan perawat yang bersikap tidak kooperatif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah faktor pengetahuan perawat, sikap perawat, beban kerja perawat, kerja sama tim, pemanfaatan sistem transportasi gawat darurat dan pemanfaatan fasilitas berhubungan dengan kualitas pelayanan gawat darurat pra rumah sakit di Kota Kupang. Sikap perawat merupakan faktor yang paling berhubungan dengan kualitas pelayanan gawat darurat pra rumah sakit. Saran bagi pihak BKS dan Dinas Kesehatan Kota Kupang adalah diharapkan dapat melakukan pengembangan sistem komunikasi gawat darurat sehingga menunjang pelayanan yang diberikan ke arah yang lebih baik.
English Abstract
The emergency care service system consists of pre-hospital and hospital services. Pre-hospital emergency services can occur at the location of incidence and during the referral process. The pre-hospital emergency service system is a complex service and realized by sending caring assistance to the location of incidence to prevent death or disability. The provider of pre-hospital emergency service is public service organizations which consisting of individual, group and organizational factors that work in a system to support the quality of services provided. The province of East Nusa Tenggara is listed as one of the region with the highest prevalence of injury in Indonesia. The highest incidence of injuries due to fall was 55.5% and the incidence of accidents with motorbikes was 30.4%. The highest incidence of injuries was at home (40.5%), on the highway (35.5%) and in the farm (7.7%). The location of injuries that occurred in Kupang as the capital of East Nusa Tenggara was mostly at home (48.7%) and on the highway (39.3%). The incidence of traffic accidents in Kupang has always increased since 2013 until 2017. In 2017, data of traffic accidents amounted to 356 cases with detail of 58 cases of deaths at the location, 7 cases of serious injuries and 611 cases of minor injuries. The Government of Kupang has also formed a technical implementation unit that specifically carries out 24-hour emergency health services in Kupang, called Healthy Brigade of Kupang (BKS). This study aimed to analyze the relationship between factors of individual (nurse’s knowledge, nurse’s attitudes, nurse’s workload), group (teamwork) and organizational (utilization of emergency communication systems, utilization of emergency transportation systems, utilization of facilities) with quality of pre-hospital emergency services in Kupang. This study used survey analysis design with cross sectional approach. The population in this study were nurses of BKS and families of patients who received services from the BKS. Total research samples was 20 nurses of BKS who selected by total sampling technique and 80 patients’ families who selected by accidental sampling technique. Data collection conducted by using questionnaire. Data processed by using univariate analysis, bivariate analysis with contingency coefficient test and multivariate analysis with multiple logistic regression tests. The study results for demographic data of nurse obtained 55% of nurses aged between 31 to 40 years old. The highest number of nurses was women, with percentage of 75%. According to education level, the nurses dominated with Diploma III of nursing which was 55% and the highest duration of work was between 1-5 years with percentage of 50%. Demographic data of patients’ family responsive was known to be mostly from Sub-district of Kota Raja, with percentage of 22.5%. Dominated by aged between 31 to 50 years, 37.5% and followed by more female respondents than male, which was 66.3%. According to the latest level of education, most of them were high school and undergraduate with each percentage of 38.8%. There were 45% of patients’ families who accessed BKS services because of personal needs and as many as 76.3% call and were picked up by ambulance. The results of bivariate analysis shown that there was significant relationship between the factors of nurse’s knowledge and service quality (p=0.007), nurse’s attitudes with service quality (p=0.005), nurse’s workload with service quality (p=0.008), teamwork with quality service (p=0.009), utilization of emergency transportation system with service quality (p=0.009) and utilization of facilities with service quality (p=0.038). Factor of utilization of emergency communication system which was part of organizational factors shown that the results were not optimal and could be analyzed statistically. The results of multivariate analysis using the backward method shown two factors included in the last model, they were nurse’s attitudes and teamwork. The nurse’s attitude had a value of p=0.050 and OR=0.366 while teamwork had a value xi of p=0.094 and OR=0.333. This shown the nurse’s attitude was the most related factor against service quality. Every nurse who were cooperative would experience an increasing in service quality assessment of 0.366 times higher than nurses who were not cooperative. According to the result, could be concluded that the factors of nurse’s knowledge, nurse’s attitudes, nurse’s workload, teamwork, utilization of emergency transportation system and utilization of facilities related to the quality of pre-hospital emergency services in Kupang. The nurse's attitude was the most related factor with the quality of pre-hospital emergency services. Suggestions for BKS and Health Office of Kupang were expected to be able to develop an emergency communication system to support the services provided in a better direction.
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | TES/616.025/MUS/a/2019/042002921 |
Uncontrolled Keywords: | EMERGENCY MEDICAL SERVICE, EMERGNCY NURSING |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 616 Diseases > 616.02 Special topics of disease > 616.025 Medical emergencies / Emergency medicine / Emergency nursing / Triage (Medicine) |
Divisions: | S2/S3 > Magister Keperawatan, Fakultas Kedokteran |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 13 Mar 2020 02:23 |
Last Modified: | 13 Mar 2020 02:23 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/180396 |
Actions (login required)
View Item |