Hak Mewaris Anak Luar Kawin Berdasarkan Pengangkatan Oleh Kakeknya Menurut Hukum Waris Adat Bali (Studi di Desa Belumbang, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali)

Putra, I Gusti Ngurah Bayu Pratama (2019) Hak Mewaris Anak Luar Kawin Berdasarkan Pengangkatan Oleh Kakeknya Menurut Hukum Waris Adat Bali (Studi di Desa Belumbang, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali). Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Penelitian mengenai Hаk Mewаris Аnаk Luаr Kаwin Berdаsаrkаn Pengаngkаtаn Oleh Kаkeknyа Menurut Hukum Wаris Аdаt Bаli. Latar belakang dari penelitian adalah terjadinya perselisihan antara salah satu anak luar kawin berjenis kelamin laki-laki yang diangkat oleh Kakeknya dan perselisihan antara anak kandung laki-laki dengan anak luar kawin laki-laki, karena setelah anak luar kawin laki-laki diangkat oleh Kakeknya, menurut hukum waris adat Bali hak waris anak luar kawin tersebut sama dengan hak waris anak kandung laki-laki dari Kakek tersebut. Yang terjadi di Desa Belumbang, Kabupaten Tabanan, anak kandung laki-laki merasa keberatan atas pembagian hak waris yang sama rata dengan anak luar kawin tersebut, sehingga ada kendala yang menghambat pengangkatan anak luar kawin laki-laki. Dalam kasus ini pengangkatan anak tersebut dilakukan oleh kаkeknya yang merupаkаn orаng tuа dаri ibu kаndung anak luar kawin tersebut melаlui suаtu upаcаrа аdаt Bаli. Anak sebagai penerus keturunan yaitu penerus hak dan kewajiban orang tuanya, seorang anak pada masyarakat adat bali akan menjadi tumpuan harapan orang tuanya yaitu kewajiban merawat orang tuanya kelak setelah orang tuanya tidak mampu bekerja lagi dan memelihara rumah pekarangan serta tempat ibadah (sanggah/pemerajan serta bangunan suci lainnya). Betapa pentingnya dan besarnya peranan dari seorang anak laki-laki khususnya bagi masyarakat Hindu Bali yang menganut sistem kekerabatan patrilineal, dikarenakan kedudukan anak laki-laki akan membawa konsekuensi terhadap hubungan warismewaris. Sehingga keberadaan anak tersebut harus jelas mengenai status dan kedudukannya dalam keluarga. Penulisan ini merupakan Penelitian hukum empiris merupakan sebuah metode penelitian hukum yang berupaya untuk melihat hukum dalam arti yang nyata dan jelas, meneliti bagaimana hukum berjalan dan bekerja di masyarakat. Penelitian hukum empiris ini lebih menekankan pada permasalahan yang diteliti secara langsung ke lapangan berdasarkan kenyataan-kenyataan yang ada dan berkembang dalam masyarakat untuk mencari, mengamati, menggali serta mengumpulkan data tentang hal yang terkait dengan pelaksanaan pengangkatan anak luarkawin yang diangkat sebagai anak oleh kakeknya menurut hukum adat v bali yang terjadi di Desa Belumbang, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan. Pengangkatan anak luar kawin oleh kakek dan neneknya yang terjadi di Desa Belumbang, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan, Propinsi Bali memberikan suatu harapan yang lebih baik bagi anak luar kawin baik dari status sosial, kehidupan yang lebih baik maupun dari segi psikologis. Pengangkatan anak luar kawin ini melalui suatu proses yang dimulai dari rembuk intern keluarga kecil, kemudian berlanjut dengan rembuk dalam lingkup keluarga besar dan akhirnya melibatkan masyarakat. Proses yang dilakukan secara bertahap ini mutlak dilakukan untuk mencegah hal-hal yang tidak dinginkan terutama sengketa yang timbul karena masalah warisan, jadi kemungkinan timbulnya sengketa sudah dicegah sedini mungkin. Secara umum masalah pengangkatan anak merupakan masalah intern keluarga tetapi dari hasil penelitian ditemukan bahwa proses pengangkatan anak ini melibatkan masyarakat. Proses pengangkatan anak luar kawin ini membawa konsekuensi bagi hak anak terhadap harta warisan orang tua yang mengangkatnya, serta terkait pula dengan hak dan kewajibannya sebagai anggota masyarakat desa adat.

English Abstract

Research on the right of an extramarital child to obtain inheritance based on the child's adoption by his grandfather. The background of the study was a dispute between one of the extramarital son was adoption by his grandfather with a dispute between the biological child who is also male, because after the extramarital son were adoption by his grandfather, according to the customary law of Bali's inheritance of extramarital child’s rights was the same as the birthright of the male child of the grandfather. One of the examples that become the object of this research is the case that happened in the village of Belumbang, Tabanan Regency, The biological son of grandfather was objected to the share of equal inheritance with the extramarital son, so that there are obstacles that inhibit the adoption of extramarital child. The child's appointment was adopted by his grandfather who was the parent of the child's biological mother. In this case of the child's adoption was done by his grandfather who was also the father of the child's biological mother through a traditional Balinese ceremony. The son as the successor of the descendants of the rights and obligations of his parents, a child in Balinese indigenous peoples will be the focus of expectations of his parents, the obligation to care for his parents later after his parents can not be able to work anymore and to keep the yard and place of worship (Sanggah/other buildings and holy building). The importance and magnitude of the role of a boy especially for Balinese Hindu people who embrace the patrilineal kinship system, because the position of the boys will bring consequences to the inheritance. So the child's existence must be clear regarding his status and position in the family. This writing is an empirical research law is a method of legal research that seeks to see the law in a tangible and clear sense, researching how the law runs and works in the community. This empirical research is more emphasis on the problems studied directly into the field based on the existing and growing reality in society to find, observe, dig and collect data about the things Related to the implementation of the appointment of the child who was raised as a child by his grandfather according to the customary law of Bali in Belumbang Village, Kerambitan Sub-district, Tabanan Regency. vii The adoption of extramarital child’s by his grandfather and grandmother who took place in Belumbang Village, Kerambitan Sub-district, Tabanan Regency, Bali Province provides a better hope for the child who marries both social status, better life and In terms of psychological. The adoption of the outer child is through a process that starts from the internal of the small family, then continues with the bootcamp in the scope of a large family and eventually engages the community. This gradual process is absolutely done to prevent unintended things especially disputes arising out of inheritance issues, so the likelihood of the dispute has been prevented as early as possible. In general the problem of child adoption is an internal family problem but the results of the study found that this child's lifting process involves the public. The process of lifting out the child has brought consequences for the child's right to the parent's inheritance, and also related to his rights and obligations as a member of the Indigenous village community.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/346.052/PUT/h/2019/042001958
Uncontrolled Keywords: INHERITANCE AND SUCCESSION (ADAT LAW), BALI NESE (INDONESIA PEOPLE)
Subjects: 300 Social sciences > 346 Private law > 346.05 Inheritance, succession, fiduciary trusts, trustees > 346.052 Inheritance and succession
Divisions: S2/S3 > Magister Kenotariatan, Fakultas Hukum
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 12 Mar 2020 07:28
Last Modified: 12 Mar 2020 07:28
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/180350
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item