Sagita, Yolanda Ayu (2019) Pengaruh Beberapa Sistem Hidroponik Kultur Air Dan Jumlah Tanaman Per Netpot Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Selada (Lactuca Sativa L.). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Selada (Lactuca sativa L.) ialah salah satu komoditas sayuran yang dapat tumbuh di daerah tropis maupun subtropis. Peningkatan jumlah penduduk dan tingkat kesadaran masyarakat di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan gizi yang berasal dari sayuran berdampak pada peningkatan permintaan selada. Melihat jumlah penduduk dari tahun ke tahun yang terus mengalami peningkatan dan perkembangan industrialisasi yang pesat berdampak pada peningkatan alih fungsi lahan pertanian produktif menjadi non produktif. Hal ini berakibat pada penurunan jumlah lahan pertanian di Indonesia khususnya di daerah perkotaan, Di sisi lain kebutuhan komoditas pangan termasuk sayuran terus meningkat. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut ialah dengan mengoptimalkan lahan sempit terutama di daerah perkotaan melalui teknik budidaya sistem hidroponik.Tujuan penelitian ini Mempelajari pengaruh beberapa sistem hidroponik kultur air (NFT, DFT vertikal, dan Rakit Apung) dan jumlah tanaman per netpot pada pertumbuhan dan hasil tanaman selada. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah rancangan petak terbagi (split plot) dengan menggunakan dua faktor. Petak utama ialah perlakuan sistem hidroponik sebagai berikut: (S1) = Nutrient Film Technique (NFT), (S2) = Deep Flow Technique (DFT), (S3) = Rakit Apung. Anak petak ialah jumlah tanaman per netpot: (T1) = 1 Tanaman Per netpot, (T2) = 2 Tanaman Per netpot. Dengan masingmasing kombinasi 6 perlakuan dan 4 ulangan dengan metode sebagai berikut: S1T1 = Nutrient Film Technique (NFT) + 1 Tanaman Per netpot, S1T2 = Nutrient Film Technique (NFT) + 2 Tanaman Per netpot, S2T1 = Deep Flow Technique (DFT) + 1 Tanaman Per netpot, S2T2 = Deep Flow Technique (DFT) + 2 Tanaman Per netpot, S3T1 = Rakit Apung + 1 Tanaman Per netpot, S3T2 = Rakit Apung + 2 Tanaman Per netpot. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji analisis ragam F pada taraf 5%. Jika terdapat pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf 5%. Hasil analisis ragam anova pada variabel pertumbuhan tanaman tidak terjadi interaksi pada semua variabel pengamatan (Panjang tanaman, Jumlah daun dan Indeks klorofil). Pada variabel panjang tanaman terdapat perbedaan nyata antar perlakuan pada umur 21 HST. Pada variabel jumlah daun per netpot dan jumlah daun per tanaman terdapat perbedaan nyata antar perlakuan pada semua umur pengamatan. Pada variabel indeks klorofil terdapat perbedaan nyata antar perlakuan pada 28 HST. Jumlah tanaman per netpot menunjukkan pengaruh yang berbeda terhadap setiap sistem hidroponik, begitu juga sebaliknya sistem hidroponik menunjukkan pengaruh yang berbeda terhadap jumlah tanaman per netpot pada variabel bobot segar total per netpot dan per tanaman. Pada sistem rakit apung dengan 2 tanaman per netpot menghasilkan rerata bobot segar total per netpot paling tinggi dibandingkan dengan sistem NFT dan DFT. Sedangkan pada variabel bobot segar total per tanaman, sistem rakit apung dengan 1 tanaman per netpot menghasilkan rerata yang paling tinggi. Pada variabel diameter crop dengan 2 tanaman per netpot menghasilkan rerata diameter crop paling tinggi dibandingkanii ii 1 tanaman per netpot. Penggunaan 2 tanaman per netpot dengan sistem rakit apung menunjukkan hasil yang paling baik.
English Abstract
Lettuce (Lactuca sativa L.) is one of the vegetable commodities that can grow in tropical or subtropical regions. The increasing population and public awareness in Indonesia on fulfilling nutritional requirement from vegetables impact on increasing demand of lettuce. The rapid development of industrialization leads to increase the conversion of productive agricultural land especially in urban areas. Furthermore, the demand of food commodities including vegetables has increased. An alternative to overcome these problems is optimalization of narrow land, especially in urban areas through hydroponic system. The purpose of is this research was to study the effect of several water cultures in hydroponic systems (NFT, vertical DFT, and Floating Raft) and number of plants per netpot on the growth and yield of lettuce plants. The research used a split plot design with four replications. The main plot was hydroponic system: (S1) = Nutrient Film Technique (NFT), (S2) = Deep Flow Technique (DFT), (S3) = Floating Raft. Subplot was the number of plants per netpot: (T1) = 1 plant per netpot, (T2) = 2 plants per netpot. There were 6 combinations which were: S1T1 = Nutrient Film Technique (NFT) + 1 Plant Per Netpot, S1T2 = Nutrient Film Technique (NFT) + 2 Plants Per Netpot, S2T1 = Deep Flow Technique (DFT) ) + 1 Plant Per Netpot, S2T2 = Deep Flow Technique (DFT) + 2 Plants Per Netpot, S3T1 = Floating Raft + 1 Plant Per Netpot, S3T2 = Floating raft + 2 Plants Per Netpot. The data obtained were analyzed by analysis of variance F test at 5% level. If there is a real effect then proceed with the least significant difference test (LSD) at the 5% level. The result of this research showed that there was no interaction on plant growth parameters (plant length, number of leaves and chlorophyll index). In the plant length variable, hidrophonics system gave significant effect on 21 DAT (Day After Transplanting). In number of leaves per netpot and number of leaves per plant variables, number of plants per netpot gave significant effect on all age of observation. In the chlorophyll index variable, hidrophonics system gave significant difference on 28 DAT. The use of 2 plants per netpot had a higher number of leaves compared to 1 plant per netpot on the variable number of leaves per netpot, because it had a larger population. The number of plants per netpot shows a different effect on each hydroponic system, as well as the hydroponic system showing a different effect on the number of plants per netpot on the total fresh weight variable per netpot and per plant. In the floating raft system with 2 plants per netpot, was the highest average fresh weight per netpot was compared to the NFT and DFT systems. Whereas in the total fresh weight variable per plant, the floating raft system with 1 plant per netpot produced the highest average. The diameter of the crop with 2 plants per netpot produces the highest average diameter of the crop compared to 1 plant per netpot. The use of 2 plants per netpot with a floating raft system showed the best results.
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2019/879/052000925 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 635 Garden crops (Horticulture) > 635.5 Salad greens |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 12 Nov 2020 05:34 |
Last Modified: | 25 Oct 2021 07:02 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/179494 |
Preview |
Text
YOLANDA AYU SAGITA (2).pdf Download (3MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |