Nuari, Danda (2019) Pengaruh Frekuensi Penyiraman Pada Beberapa Media Kokedama Terhadap Pertumbuhan Tanaman Mint (Mentha Piperita). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Saat dunia bercocok tanam berkembang mengikuti perkembangan zaman, berbagai hambatan dalam bercocok tanam bisa diatasi. Lahan yang sempit hingga peralatan yang rumit, ini tidak lagi menjadi masalah. Berbagai tips bercocok tanam di rumah juga banyak bermunculan. Salah satu inovasi terbaru yang muncul pada masyarakat Indonesia saat ini ialah teknik menanam kokedama. Kokedama merupakan salah satu seni menanam khususnya untuk tanaman gantung yang tidak menggunakan pot, namun menggunakan lumut atau moss sebagai media. Seni menanam kokedama biasa disebut dengan Japanese moss ball, karena bentuk akhirnya seperti bola. Kokedama sendiri berasal dari Negeri sakura, Jepang yang berasal dari kata koke (lumut) dama (bola). Tetapi, di Indonesia jenis lumut lebih terbatas jika dibandingkan dengan negara subtropis. Daun mint (Mentha piperita) merupakan salah satu tanaman herbal aromatic penghasil minyak atsiri yang biasa disebut minyak permen (peppermint oil). Menurut Sastrohamidjojo (2004), bila minyak permen diproses lebih lanjut akan diperoleh kandungan menthol. Penyulingan dilakukan pada 70-80% kandungan menthol pada minyak permen dengan cara pengurangan tekanan, sehingga didapatkan bentuk Kristal yang berwarna putih dan memiliki bau khas. mint merupakan jenis tanaman yang menghasilkan minyak permen yang berpeluang untuk dikembangkan di Indonesia. Hal ini karena tanaman tersebut dapat tumbuh pada dataran rendah maupun dataran tinggi (Sastrohamidjojo, 2004). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan macam media dan fekuensi penyiraman yang tepat pada tanaman mint dengan teknik kokedama Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan CV. Bunga Melati Nursery and Landscaping di Jln. Patimura no. 141 Kota Batu yang dilaksanakan mulai bulan November 2018 sampai dengan bulan Januari 2019. Tempat penelitian berlokasi pada ketinggian 900 m dpl. Dengan kisaran suhu rata-rata harian 20- 28℃. Penelitian dirancang dalam bentuk rancangan acak kelompok (RAK). Perlakuan disusun secara faktorial, diulang tiga kali. Faktor pertama terdiri dari 4 media kokedama dan faktor kedua terdiri dari 3 frekuensi penyiraman. Dari perlakuan diatas diperoleh 12 kombinasi perlakuan yang diulang sebanyak tiga kali, sehingga diperoleh 36 plot. Pada tiap plot percobaan menggunakan 6 tanaman kokedama, sehingga dibutuhkan seluruhnya 216 tanaman. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (Uji F) dengan taraf nyata 5%. Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan diantara perlakuan dilakukan uji perbandingan dengan menggunakan uji Beda Nyata Terkecil pada taraf 5% Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa terdapat interaksi nyata antara media kokedama dan frekuensi penyiraman pada beberapa parameter yang diamati, mencakup parameter panjang tanaman, jumlah daun, jumlah ruas, jumlah cabang, luas daun, panjang akar, bobot segar tanaman, dan bobot kering tanaman. Perlakuan media serabut kelapa dan media moss hitam mampu menggantikan media lumut dengan efisiensi frekuensi penyiraman 1 kali per 2 hari dengan nilai R/C ratio sebesar 3,79 yaitu padaii perlakuan media serabut kelapa. Seluruh perlakuan dapat diterapkan dikarenakan mampu memberikan keuntungan, namun perlakuan yang direkomendasikan adalah perlakuan media serabut kelapa dikarenakan mempu memberikan efisiensi yang tinggi, dan memiliki nilai R/C ratio 3,79.
English Abstract
Various tips for growing crops in the room many pooping up. One of the lates innovation that have arise in Indonesia society today is kokedama technique. Kokedama is one of the ways to plant hanging plant tha do not use pots, but use moss as medium. Kokedama comsfrom Japan, whice is derived from the word koke (moss) dama (ball). But in Indonesia The tyoe of moss is very limited when compared to japan. Mint leaves are one the aromatic herbal plants. Producer of essential oil commondly called candy oils. According to Sastrohamidjojo 2004, if candy oil is proccesed further it will get menthol content. Distillation is carried out at 70%-80% of menthol content in can be oil by reducing pressure, so that the crystal from is white and has a distinctive odor. Mint is a type of plant that produce can be oil whice has the opportunity to be develop in Indonesia. This is because these plant can grow in the low land and highland. The purpose of this study was to obtain the best type of media and frequency of watering on the mint plant with kokedama technique. The study was conducted in the experimental garden CV. Bunga Melati Nursery and Landscaping at Jln. Patimura no. 141 Kota Batu which was held from November 2018 to January 2019. The research site is located at an altitude of 900 m above sea level. With a daily average temperature range of 20-28 ℃. The study was designed in the form of a randomized block design. The treatment was arranged factorially, repeated three times. The first factor consists of 4 kokedama media and the second factor consists of 3 watering frequencies. From the above treatment 12 combinations of treatments were obtained which were repeated three times, so that 36 plots were obtained. In each experimental plot using 6 kokedama plants, so that all 216 plants were needed. The data obtained were analyzed using variance analysis with a real level of 5%. Furthermore, to find out the differences between treatments, a comparison test was performed using the test Less Significant Difference at the level of 5%. Based on the results of the research that has been carried out it can be concluded that there is a real interaction between the kokedama media and the frequency of watering on some parameters observed, including parameters of plant length, number of leaves, number of nodes, number of branches, leaf area, root length, plant fresh weight, and weight dried plants. The treatment of black moss media and coconutfiber media is able to replace the treatment of moss media with efficiency 1 time per 2 days compare to moss media by watering 2 times per day with R/C Ratio of 3.79, whice is the treatment of coconut fiber media. All treatment can be applied because it can provide benefits, but the recommended treatment is coconut fiber medi because it is able to provide high efficiency, and has an R/C Ratio of 3.79
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2019/843/052000887 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 635 Garden crops (Horticulture) > 635.5 Salad greens > 635.52 Lettuce > 635.528 Lettuce (Special cultivation methods; Fertilizers, soil conditioners, growth regulators) |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 02 Oct 2020 02:22 |
Last Modified: | 25 Oct 2021 06:32 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/179079 |
Preview |
Text
DANDA NUARI (2).pdf Download (6MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |