Rozaq, M Fatkhur (2019) Karakterisasi Tujuh Galur Kecipir Lokal (Psophocarpus Tetragonolobus L.). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kecipir merupakan salah satu tanaman tropis yang merambat dan juga tanaman berjenis kacang-kacangan yang tumbuh baik di Indonesia. Indonesia dikenal memiliki keragaman sumberdaya genetik tanaman yang tinggi, salah satunya ialah kecipir (Psophocarpus tetragonolobus L.). Budidaya tanaman kecipir dilakukan secara tradisional sehingga ketersediaan benih masih terbatas. Keunggulan kecipir dibanding tanaman sayuran lainnya adalah seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan antara lain polong muda, polongtua, daun muda, daun tua, bunga dan umbi. Selain itu kecipir berfungsi sebagai tanaman penutup tanah, tanaman penahan erosi maupun tanaman penyubur tanah. Dengan keberagaman yang dimiliki tanaman kecipir dapat dijadikan sebagai bahan studi dibidang pemuliaan tanaman, hal ini karena dalam pemuliaan tanaman memiliki tujuan untuk mendapatkan varietas baru dengan sifat-sifat yang lebih baik dari tetuanya. Pada penelitian kali ini menggunakan tujuh galur lokal tanaman kecipir yang didapat dari beberapa lokasi yang berbeda. Pada galur lokal tanaman kecipir sangat berpontensi untuk dikembangkan. Dengan begitu usaha awal yang perlu dilakukan yaitu mengetahui beberapa karakter kualitatif dan karakter kuantitatif pada masingmasing galur lokal sehingga dapat digunakan sebagai sarana penambah informasi tentang karakter yang dimiliki tanaman kecipir. Penelitian dilaksanakan di lahan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Desa Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Desa Jatimulyo terletak pada ketinggian 460 mdpl, dengan curah hujan rata-rata 2.71 mm per tahun, keadaan suhu rata-rata berkisar antara 20⁰C-30⁰C. Pelaksanaan penelitian dimulai pada akhir bulan Februari 2019 sampai dengan Juli 2019. Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, gembor, ember, seedling tray, ajir, tugal, jangka sorong, penggaris, alat tulis, meteran, timbangan digital dan benang nilon. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tujuh galur lokal kecipir NSM 2.1 (Malang), MMN 2.3 (Nganjuk), PLB 2.3 (Batu, Malang), PLB 1.1 (Batu, Malang), MDM 1.1 (Malang), PTL 1.2 (Lombok Utara, NTB), UB 1.2 (Brawijaya), pupuk kandang, Urea, SP36 dan KCl. Pada penelitian ini metode yang digunakan yaitu dengan menggunakan single plant (tanpa ulangan) dengan luas lahan yang digunakan 32 m x 18 m. Terdapat 7 bedengan dengan jumlah setiap bedengan di isi 12 benih kecipir, 10 tanaman utama dan 2 sebagai tanaman border. Parameter pengamatan yang digunakan yaitu menggunakan parameter kualitatif dan kuantitatif, karakter kualitatif meliputi warna daun, bentuk daun, bentuk polong, warna sayap polong, warna polong, warna batang, warna mahkota, bentuk biji sedangkan karakter kuantitatif meliputi jumlah polong pert anaman diambil rata-rata pada setiap pengamatan, jumlah polong per plot, berat polong per tanaman(gram), panjang polong dan jumlah biji per tanaman. Pada peneilian ini menggunakan analisa data berupa metode deskriptif. Pada pengamatan karakter kualitatif pengamatan warna daun secara visual pada kesulurahan 7 galur kecipir lokal diperoleh hasil dua variasi pada warna daun. Perbedaan warna daun terletak pada 5 galur yaitu PLB 1.1, UB 1.2, PLB 2.3, MNN 1.1, NSM 2.1 yang memiliki warna daun hijau. Sedangkan galur MDM 1.2 dan PTL 2.1 memiliki warna daun gelap. Data hasil pengamatan menunjukkan bahwa terdapat variasi pada bentuk polong, diperoleh hasil bahwa pada 4 galur yaitu galur UB 1.2, PLB 1.1, PLB 2.3, MNN 1.1 memperoleh bentuk daun rectangular, sedangkan pada 3 galur yaitu galur PTL 2.1, NSM 2.1, MDM 1.2. mempunyai bentuk semi flat. Data hasil pengamatan pada warna sayap kesulurahan galur memiliki warna sayap hijau yaitu pada galur PLB 1.1,MDM 1.2, UB 1.2, PLB 2.3, MNN 1.1, NSM 2.1 DAN PTL 2.1. Pada keseluruhan galur kecipir lokal berbentuk persegi empat atau mempunyai empat siku, masing-masing sisi polong memiliki sayap yang bergelombang serta bergigi. Hasil pengamatan warna batang pada 7 galur kecipir lokal mendapatkan hasil yang bervariasi. Dari 7 galur kecipir lokal terdapat 6 galur kecipir yaitu galur PLB 1.1, MDM 1.2, UB 1.2, PLB 2.3, MNN 1.1, NSM 2.1 yang memiliki warna batang hijau. Sedangkan 1 galur kecipir yaitu PTL 2.1 memiliki warna ungu kehijauan, pada galur PLB 1.1 dengan bunga berwarna biru, pada galur MDM 1.2 memiliki warna bunga ungu gelap dan pada galur UB 1.2, PTL 2.1, NSM 2.1, MNN 1.1, PLB 2.3 mempunyai warna daun ungu gelap. Dari ke 7 galur kecipir lokal bentuk bunga menyerupai kupu-kupu . Bentuk bunga atau mahkota terdiri dari 5 bagian, yaitu 2 helai tajuk biasa disebut lunas yang berlekatan terdapat dibagian bawah, sehelai tajuk berbentuk besar terletak pada bagian atas, sedangkan 2 helai tajuk yang ke samping satu di kanan dan satu di kiri yang disebut sayap terletak diantara lunas dan bendera. Hasil pengamatan bentuk biji menunjukan bahwa terdapat dua variasi bentuk yaitu bulat dan oval. Pada galur NSM 2.1, MNN 1.1, MDM 1.2, PLB 1.1, PTL 2.1 memiliki bentuk biji oval. Sedangkan pada galur PLB 2.3 dan UB 1.2 memiliki bentuk biji bulat. Pada hasil kuantitatif galur PLB 1.1 menghasilkan jumlah polong per tanaman rata-rata 7 polong per tanaman, jumlah polong per plot rata-rata 89 polong per plot, berat polong per tanaman (gram) rata-rata memperoleh 8,87 gram, panjang polong (cm) ratarata 12,5 cm dan jumlah biji per polong rata-rata mencapai 9 biji per polong. Sedangkan pada galur MDM 1.2 hasil pengamatan menunjukan bahwa jumlah polong per tanaman rata-rata 8 polong per tanaman , jumlah polong per plot rata-rata 92 per plot, berat polong per tanaman (gram) rata-rata 19,11 gram per tanaman, panjang polong (cm) rata-rata 21,5 cm dan jumlah biji per polong rata-rata 14 biji per polong. Pada galur UB 1.2 menghasilkan jumlah polong per tanaman rata-rata 7 polong per tanaman, jumlah polong per plot rata-rata 84 per plot, berat polong per tanaman (gram) rata-rata 13,93 gram polong per tanaman, panjang polong (cm) rata-rata 19,1 cm dan jumlah biji per polong rata-rata 10 biji. PLB 2.3 diperoleh hasil bahwa pada Jumlah polong per tanaman rata-rata 8 polong per tanaman, jumlah polong per plot rata-rata 90 per plot, berat polong per tanaman (gram) rata-rata 10,56 gram per tanaman, panjang polong (cm) rata-rata 14,5 cm dan jumlah biji per polong rata-rata 12. Sedangkan pada galur MNN 1.1 di peroleh hasil bahwa pada Jumlah polong per tanaman rata-rata 7 polong per tanaman, jumlah polong per plot rata-rata 85 per plot, berat polong per tanaman (gram) rata-rata 10,55 gram polong per tanaman, panjang polong (cm) rata-rata 16 cm dan jumlah biji per polong ratarata 12 per polong. Hasil pengamatan pada galur kecipir lokal NSM 1.2 adalah jumlah polong per tanaman rata-rata 7 polong per tanaman, jumlah polong per plot rata-rata 90 per plot, berat polong per tanaman (gram) rata-rata 17,88 gram polong per tanaman, panjang polong (cm) rata-rata 24,4 cm dan jumlah biji per polong rata-rata 11 biji per polong. Sedangkan pada galur PTL 2.1 memperoleh hasil pada jumlah polong per tanaman rata-rata 8 polong pr tanaman, jumlah polong per plot rata-rata 97 per plot berat polong per tanaman (gram) rata-rata 14,44 gram polong per tanaman, panjang polong (cm) rata-rata 19 cm dan jumlah biji per polong rata-rata 9 biji per polong.
English Abstract
Wing bean is one of the tropical plants that creepers and is also a legume type plant that grows well in Indonesia. Indonesia is known to have a high diversity of plant genetic resources, one of which is winged bean (Psophocarpus tetragonolobus L.). Winged bean cultivation is done traditionally so that the availability of seeds is still limited. The advantage of winged bean compared to other vegetable crops is that all parts of the plant can be utilized including young pods, pods, young leaves, old leaves, flowers and tubers. Besides winged bean functions as a cover crop, erosion resistant plants and soil fertility plants. With the diversity owned by winged bean plants can be used as study material in the field of plant breeding, this is because in plant breeding has the aim to get new varieties with better properties than their parents. In this study, using seven local lines of winged bean plants obtained from several different locations. In the local strain of winged bean plants are very potential to be developed. That way the initial effort that needs to be done is knowing some qualitative and quantitative characters in each local line so that it can be used as a means of adding information about the characters possessed by winged bean plants. The study was conducted in the Experimental Land of the Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya, Jatimulyo Village, Lowokwaru District, Malang City. Jatimulyo Village is located at an altitude of 460 meters above sea level, with an average rainfall of 2.71 mm per year, with an average temperature range of 20⁰C-30⁰C. The research will be carried out at the end of February 2019 until July 2019. Tools that will be used in this research are hoes, loose sheets, buckets, seedling trays, stakes, torches, calipers, rulers, stationery, meters, digital scales, and nylon thread. The materials used in this study were seven local lines, winged NSM 2.1 (Malang), MMN 2.3 (Nganjuk), PLB 2.3 (Batu, Malang), PLB 1.1 (Batu, Malang), MDM 1.1 (Malang), PTL 1.2 (North Lombok , NTB), UB 1.2 (Brawijaya), manure, Urea, SP36 and KCl. In this study the method used is to use a single plant (without repetition) with an area of land that is used 32 mx 18 m. There are 7 beds with the number of each bed filled with 12 seeds of winged bean, 10 main plants and 2 as border plants. Observation parameters used were qualitative and quantitative parameters, qualitative characters included leaf color, leaf shape, pod shape, wing pod color, pod color, stem color, crown color, seed shape while quantitative characters included number of seed pods taken an average at each observation, number of pods per plot, pod weight per plant (gram), pod length and number of seeds per plant. In this study using data analysis in the form of descriptive methods. In the observation of qualitative character visual observation of leaf color in the 7 kelulir lines in the local kelulir obtained two variations in leaf color. The difference in leaf color lies in 5 lines, namely PLB 1.1, UB 1.2, PLB 2.3, MNN 1.1, NSM 2.1 which have green leaf color. Whereas MDM 1.2 and PTL 2.1 lines have dark leaf color. The observational data shows that there are variations in the shape of the pods, the results obtained are that in 4 strains namely strain UB 1.2, PLB 1.1, PLB 2.3, MNN 1.1 obtain a rectangular leaf shape, whereas in 3 strains namely PTL 2.1, NSM 2.1, MDM 1.2 lines. has a semi flat shape. The observational data on the color of the furth of the furrow linehas a green wing color, namely on the PLB 1.1, MDM 1.2, UB 1.2, PLB 2.3, MNN 1.1, NSM 2.1 AND PTL 2.1. All of the local winged bean lines are square or have four elbows, each side of the pod has wavy and toothed wings. The results of observing the color of the stem on 7 local winged bean lines get varied results. From 7 local winged bean lines there are 6 winged bean lines, namely PLB 1.1, MDM 1.2, UB 1.2, PLB 2.3, MNN 1.1, NSM 2.1 which have green stems. Whereas 1 winged bean, namely PTL 2.1, has a greenish purple color, on the PLB 1.1 line with blue flowers, MDM 1.2 has a dark purple flower color and on the UB 1.2, PTL 2.1, NSM 2.1, MNN 1.1, PLB 2.3 has leaf color dark purple. From the 7 local winged wing lines the shape resembles a butterfly. The shape of a flower or crown consists of 5 parts, namely 2 crowns commonly called the keel which are attached at the bottom, a large shaped canopy is located at the top, while 2 canopy strands are one on the right and one on the left called the wing is located between paid off and the flag. The observation of the shape of the seeds shows that there are two variations in shape, which are round and oval. In NSM 2.1, MNN 1.1, MDM 1.2, PLB 1.1, PTL 2.1 lines, they have an oval shape. Whereas in the PL strain.
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2019/837/052000881 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 635 Garden crops (Horticulture) > 635.6 Edible garden fruits and seeds > 635.65 Garden legumes > 635.656 Peas |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 02 Oct 2020 02:21 |
Last Modified: | 25 Oct 2021 06:28 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/179066 |
Preview |
Text
M FATKHUR ROZAQ (2).pdf Download (6MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |