Wulandari, Ratna (2019) Evaluasi Kinerja Penyuluh Terhadap Program Batu Go Organic Di Desa Sumberejo Dan Desa Temas Kecamatan Batu Kota Batu. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Extension workers‟ performance in Indonesia is a response or individual act on the work success achieved by individuals in an actual way inside an organization according to tasks and responsibilities given and done effectively and efficiently in a specific period of time (Bahua et al, 2010). One of the government efforts in supporting the action is establishing the Law No. 16 of 2006 about the System of Extension Worker, Fishery, and Forestry (UU-SP3K), which mandates extension department alongside extension workers. In a program implementation, there must be some weaknesses. An effort that must be done is conducting a research on evaluation of extension workers‟ performance on Batu Go Organic program that includes extension workers as the guide and farmers as the program target. This evaluation was performed to measure how far extension workers‟ performance on organic farming program in Batu City run according to the initial goals. What makes the researcher interested in doing this research is because extension workers at Batu Subdistrict hold two responsibilities. In addition to Batu Go Organic program, they also handle non-organic farming; for example, organization. It is worth investigating whether extension workers‟ performance was optimum in increasing farmers‟ income based on the Government Rule on Farming if they hold those two responsibilities. This evaluation covered extension workers‟ performance based on their roles and functions, impacts of Batu Go Organic Program on social and economy aspects, and sustainability of the program. Sumberejo Village and Temas Village are two villages situated in Batu City that follow Batu Go Organic program established by Farming Department of Batu City. In those villages, there is terrain 10 Ha in width that is used as the example of Batu Organic Program. That area is used by 37 farmers as the member of Sri Anom Mulyo IV farming community at Sumberejo Village, and 3 farmers from Tanuse farming community at Temas Village. To date, the program is in the development process and partly successful. Therefore, the researcher conducted a research on evaluation of extension workers‟ performance on the implementation of organic farming at Sumberejo Village and Temas Village. Extension workers‟ performance that was evaluated based on 5 activity factors resulted in the following result. Material dissemination was in high category with the percentage of 88%; implementation of farming extension method was in high category with the percentage of 88%; development of organization was in average category with the percentage of 56%; growth and development of economy was in average category with the percentage of 46%; and increase of productivity was in high category with the percentage of 80%. Besides, the farmers responded well regarding the sustainability of Batu Go organic program with the percentage of 80% or on average score of 3.41 out of the maximum score of 33. The program is feasible to be continued since from five factors, three factors (material dissemination, implementation of extension method, increase of productivity) were categorized into high category, while two factors (growth and development of organization) were classified into average category. Therefore, it can be concluded that evaluation of extension workers‟vii performance on the implementation of Batu Organic Program has run effectively, yet is remains some things to improve.
English Abstract
Kinerja penyuluh pertanian di Indonesia merupakan respon atau perilaku individu terhadap keberhasilan kerja yang dicapai oleh individu secara aktual dalam suatu organisasi sesuai tugas dan tanggung jawab yang diberikan dan dilaksanakan secara efektif dan efisien dalam periode waktu tertentu (Bahua et al, 2010). Salah satu upaya pemerintah mendukung hal tersebut, ditetapkanlah Undang-Undang 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluh Pertanian, Perikanan dan kehutanan (UU-SP3K) yang mengamanahkan lembaga penyuluhan beserta penyuluh. Dalam sebuah program yang dibuat tentunya akan terdapat kelemahan pada pelaksaannya. Upaya yang perlu dilakukan penenlitian mengenai evaluasi kinerja penyuluh pada program Batu Go Organic yang menyakut penyuluh sebagai pendamping dan petani sebagai penerima program. Evaluasi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengukur sejauh mana kinerja penyuluh dalam program pertanian organik di Kota Batu berjalan sesuai dengan tujuan awal yang dimiliki. Yang membuat saya tertarik untuk melakukan penelitian ini di karenakan Penyuluh di Kecamatan Batu menangani dua tanggungjawab selain program Batu Go Organic juga menangani pertanian non-organik, misalnya kelembagaan. Jika penyuluh sudah memegang dua tanggungjawab dengan program dari pemerintah Batu Go Organic dan pertanian non-organik apakah kinerja penyuluh itu maksimal dalam peningkatan pendapatan petani sesuai Peraturan Pemerintah Pertanian. Evaluasi ini mencangkup bagaimana kinerja penyuluh pertanian berdasarkan peran dan fungsinya, dampak pelaksanaan program Batu Go Organic pada aspek sosial dan ekonomi, dan keberlanjutan terhadap program tersebut. Desa Sumberejo dan Desa Temas merupakan salah satu desa yang berada di Kota Batu yang mengikuti program Batu Go Organic dari Dinas Pertanian Kota Batu. Di desa ini terdapat kawasan seluas 10 Ha yang dijadikan sebagai percontohan program Batu Go Organic. Kawasan tersebut dipergunakan oleh 37 petani yang merupakan anggota tani Sri Anom Mulyo IV di Desa Sumberejo, sedangkan Desa Temas dibergunakan 3 orang dari kelompoktani Tanuse. Sampai saat ini program tersebut masih dalam pengembangan dan belum berhasil sepenuhnya. Oleh karena itu peneliti ingin mencoba melakukan penelitian mengenai evaluasi kinerja penyuluh dari pelaksanaan program pertanian organik di Desa Sumberejo dan Desa Temas. Evaluasi kinerja pelaksanaan penyuluhan program Batu Go Organicdi Desa Sumberejo dan Desa Temas dinilai dari 5 faktor kegiatan yaitu penyebarkan materi yang masuk dalam kategori tinggi dengan persentase 88%, menerapkan metode penyuluhan pertanian yang masuk dalam kategori tinggi dengan persentase 88%, mengembangkan kelembagaan yang masuk dalam kategori sedang dengan persentasi 56%, menumbuhkan dan mengembangkan kelembagaan ekonomi yang masuk dalam kategori sedang dengan persentasi 46%, meningkatkan produktivitas yang masuk dalam kategori tinggi dengan pesentasi 80%. Petani merespon dengan baik mengenai keberlanjutan program Batu Go Organic dengan besar persentase 80% atau dengan skor rata-rata 3,41dari skorix maksimal 33. Program ini juga layak dilanjutkan karena dari kelima yang telah dievaluasi 3 faktor (penyebaran materi, menerapkan metode penyuluhan, meningkatkan produktivitas) termasuk dalam kategori tinggi dan 2 faktor ( menumbuhkan dan kelembagaan ) masuk dalam kategori sedang yang mana dapat disimpulkan bahwa evaluasi kinerja penyuluh dalam pelaksanaan program sudah berjalan dengan baik tetapi masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki.
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2019/834/051910464 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies > 630.7 Education, research, related topics > 630.71 Education / Agricultural education > 630.715 Adult education and on-the-job training / Agricultural extension work / Agricultural extension workers |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agribisnis |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 02 Oct 2020 02:21 |
Last Modified: | 25 Oct 2021 06:26 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/179013 |
Preview |
Text
RATNA WULANDARI (2).pdf Download (4MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |