Kinasih, Mentari (2018) Model Optimasi Pola Tanam Polikultur untuk Meningkatkan Pendapatan Petani Kota Malang (Studi Kasus Daerah Irigasi Kajar 2C). Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Daerah Irigasi (D.I.) Kajar 2C merupakan salah satu Daerah Irigasi yang ada di Kota Malang. Seiring berjalannya Kota Malang menuju Metropolitan dan jumlah penduduk Kota Malang yang terus meningkat, berdampak pada peningkatan laju konversi lahan pertanian menjadi fungsi hunian hingga mencapai 3.224% (BPS, 2016). Faktor ekonomi merupakan faktor utama peningkatan laju konversi lahan, sehingga upaya peningkatan pendapatan usaha tani adalah solusi yang tepat untuk menekan laju peningkatan konversi lahan. Optimasi Pola Tanam Polikultur disusun berdasarkan fungsi Program Linier (Linear Programming) yang menjelaskan hubungan kebutuhan air dengan ketersediaan air untuk mendapatkan hasil luas tanam optimal yang memberikan hasil (keuntungan) maksimal. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pola Tanam yang dioptimasi meliputi Pola Tanam Monokultur yaitu Padi – Padi – Padi dan Pola Tanam Polikultur dengan awal tanam Oktober I, Oktober II, dan Oktober III. Optimasi Pola Tanam dengan bantuan Solver dari Microsoft Excel. Pola Tanam Padi – Padi - Padi mempunyai kebutuhan air yang lebih besar dibandingkan dengan Pola Tanam Polikultur baik di awal tanam Oktober I, Oktober II, maupun awal tanam Oktober III. Keuntungan maksimal sebesar sebesar Rp. 291,106,820 diperoleh dengan menerapkan Pola Tanam Ubi Kayu+Kacang Tanah – Jagung – Jagung awal tanam Oktober II seluas 3.627 Ha; Padi – Padi – Jagung+Kacang Tanah awal tanam Oktober II dengan luas tanam optimal 7.203 Ha dan awal tanam Oktober III dengan luas tanam 10.78 Ha.
English Abstract
Irrigation Area (I.A.) Kajar 2C is one of the Irrigation Area in Malang City. As the city of Malang progresses to the Metropolitan and the population of Malang City continues to increase, it has an impact on increasing the conversion rate of agricultural land into occupancy function up to 3.224% (BPS, 2016). Economic factor is the major factor in increasing the rate of land conversion, so efforts to increase farm income is the right solution to reduce the rate of land conversion. Optimization of Polyculture cropping pattern based on Linear Programming function which explains the relation between water requirement and water availability to obtain maximum profit. This research uses quantitative descriptive method. The optimized cropping pattern includes the Monoculture Cropping Pattern Rice – Rice – Rice dan Polyculture Cropping Pattern with the beginning of planting on October I, October II, and October III. Optimization of cropping pattern is help of Solver Program by Microsoft Excel. Cropping Pattern of Rice – Rice – Rice has higher water requirement than Polyculture Cropping Pattern at the beginning of planting on October I, October II, or beginning planting on October III. Maximum profit Rp. 291,106,820 was obtained by applying Cropping Pattern of Cassava+Peanut – Corn – Corn beginning planting on October II with the optimal planting area 3.627 Ha; Cropping Pattern of Rice – Rice – Corn+Peanut, beginning planting on October II with optimal planting area 7.203 Ha and beginning planting on October III with planting area 10.78 Ha.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | TES/338.133 18/KIN/m/2018/041803775 |
Uncontrolled Keywords: | RICE FARMER-ECONOMIC, CONDITIONS-INDONESIA |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture > 338.13 Financial aspects |
Divisions: | S2/S3 > Magister Keteknikan Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian |
Depositing User: | soegeng sugeng |
Date Deposited: | 23 Jan 2020 07:24 |
Last Modified: | 27 Sep 2020 06:14 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/178287 |
Actions (login required)
View Item |