Hubungan Pelatihan, Kepuasan Kerja dan Kinerja Tempat Kerja pada Organisasi Pelayanan Publik (Studi pada Dinas Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Semarang)

Arisadewi, Firdania Rarastiti (2019) Hubungan Pelatihan, Kepuasan Kerja dan Kinerja Tempat Kerja pada Organisasi Pelayanan Publik (Studi pada Dinas Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Semarang). Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Latar Belakang penelitian ini adalah Dalam tiga tahun terakhir Kemenpan RB selalu mengadakan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Awards dimana Kemenpan RB memberikan rapor dan penilaian terhadap semua Kabupaten dan Kota yang ada di Indonesia, tinggi dan rendahnya penilaian SAKIP dinilai dari seberapa jauh kinerja OPD menyesuaikan dengan visi misi bupati dan wakil bupati. Kabupaten Semarang merupakan salah satu Kabupaten yang dalam tiga tahun terakhir belum merasakan memperoleh SAKIP Awards.. Salah satu kelemahan Kabupaten Semarang dalam menyusun Laporan SAKIP adalah seringkali beberapa organisasi perangkat daerah (OPD) tidak dapat menyelesaikan laporan SAKIP tepat waktu. Salah satunya yaitu OPD SATPOL PP dan Damkar. OPD SATPOL PP dan Damkar Kabupaten Semarang sering terlambat melakukan laporan SAKIP karena hanya beberapa pegawai yang dapat mengoperasikan komputer secara baik padahal untuk jumlah pegawai sudah cukup banyak sehingga ketika dihadapkan dengan semua hal yang berbasis system dan Electronic Government seringkali pekerjaan tersendat dan tidak dapat selesai tepat waktu. OPD Satpol PP dan Damkar Kabupaten Semarang sudah seringkali diadakan pelatihan baik internal maupun eksternal yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan pegawai agar dapat meningkatkan kinerja dan mengikuti perkembangan zaman. Namun tidak semua pegawai memiliki kesempatan yang sama untuk mengikuti pelatihan sehingga kemungkinan akan munculnya kepuasan kerja dan kepercayaan diri yang berbeda dalam pekerjaan yang memungkinkan munculnya kesenjangan kinerja antar individu yang akan berimbas pada kinerja organisasi atau kinerja tempat kerja. Menilik dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan dan masalah-masalah yang muncul di Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadaam Kebakaran Kabupaten Semarang penulis ingin membuktikan benar pengaruh pelatihan terhadap kinerja dengan kepuasan kerja sebagai variabel interverning. Rumusan masalah dalam penelitian ini: (1) Apakah pelatihan mempengaruhi kepuasan kerja? (2) Apakah pelatihan mempengaruhi kinerja ditempat kerja baik secara langsung atau tidak langsung melalui pengaruhnya terhadap kepuasan kerja? (3) Apakah kepuasan kerja mempengaruhi kinerja, apakah itu terkait dengan pelatihan atau tidak? (4) Apakah ada pengaruh lama pelatihan terhadap kepuasan kerja pegawai? Metode penelitian ini adalah metode explanatory research dengan pendekatan kuantitatif. Konsep dalam penelitian ini ada tiga yaitu, pelatihan, kepuasan kerja dan kinerja tempat kerja dengan variabel bebas pelatihan (X), variabel terikat Kinerja Tempat Kerja (Y) dan variabel interverning kepuasan kerja (Z). Teknik pengumpulan data melalui, penyebaran kuesioner, wawancara dan dokumentasi. Data kuisioner sebagai data primer dan wawancara serta dokumentasi sebagai data sekunder.Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan karyawan di Satpol PP dan Damkar Kabupaten Semarang yang berjumlah 160 orang. Penelitian ini tidak menggunakan tehnik pengambilan sampel, menggunakanseluruh populasi sebagai responden dari penelitian.Sampel yang digunakan sebanyak 126 orang. Hasil peneltian menunjukan Pelatihan tidak memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap kinerja tempat kerja. Hal ini terlihat dari hasil t hitung pelatihan sebesar 1.721, sehingga t hitung lebih kecil dari t tabel yang memiliki nilai 1.979 dengan signifikansi 0.088 dimana lebih dari 0.05. Pelatihan tidak memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Hal ini terlihat dari hasil t hitung pelatihan sebesar 1.792, sehingga t hitung lebih kecil dari t tabel yang memiliki nilai 1.979 dengan signifikansi 0.076 dimana lebih dari 0.05. Kepuasan kerja memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap kinerja tempat kerja. Hal ini terlihat dari hasil bahwa nilai t hitung dari variabel pelatihan sebesar 8.161 nilai t hitung lebih besar dari t tabel = 1,979 dan signifikansi 0.00 < 0.05. Pengaruh tidak langsung variabel pelatihan terhadap kinerja tempat kerja melalui kepuasan kerja menunjukkan bahwa pengaruh pelatihan terhadap kepuasan kerja sebesar 0.159 sedangkan pengaruh kepuasan kerja terhadapkinerja tempat kerja sebesar 0.579. Hasil ini jika dikalikan (0.159 x 0.579) sama dengan 0.092. Dari perkalian koefisien tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel kepuasan kerja dapat dijadikan variabel intervening karena nilai koefisiennya lebih besar dari pengaruh langsung (0.092 > 0.075). Koefisien lama hari pelatikan menunjukan besarnya pengaruh lama pelatihan terhadap kepuasan kerja. Diketahui bahwa nilai t hitung dari variabel kepuasan kerja sebesar 1.979 nilai t hitung sama dengan nilai dari t tabel = 1,979 dan signifikansi 0.05 = 0.05. Hasil regresi diatas terlihat bahwa lama pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Dapat disimpulkan bahwa ketika kesempatan yang diberikan kepada pegawai untuk mengikuti pelatihan semakin besar maka kepuasan kerja yang dimiliki pegawai juga ikut mengalami peningkatan.

English Abstract

The background of this research is that in the last three years Kemenpan RB has always held a Government Institution Performance Accountability System (SAKIP) Awards where the Ministry of RB provides report cards and assessments of all Regencies and Cities in Indonesia. Semarang Regency is one of the Regencies that in the last three years have not yet felt that they won the SAKIP Awards. One of the weaknesses of Semarang Regency in compiling the SAKIP Report is that often several regional government organizations (OPD) cannot complete the SAKIP report on time. One of them is OPD SATPOL PP and Damkar. OPD SATPOL PP and Semarang District Damkar are often late doing SAKIP reports because only a few employees can operate computers well even though the number of employees is already large enough so that when faced with all things based on the system and Electronic Government often the work is stalled and cannot be completed on time . OPD Satpol PP and Damkar Semarang Regency have often been held both internal and external training aimed at increasing the capacity and ability of employees to be able to improve performance and keep abreast of the times. However, not all employees have the same opportunity to participate in training so that the possibility of the emergence of job satisfaction and different confidence in work that allows the emergence of performance gaps between individuals which will impact on organizational performance or workplace performance. Judging from some of the research that has been done and the problems that have arisen in the Civil Service Police Unit and the Semarang District Fire Station, the author wants to prove the true effect of training on performance with job satisfaction as an interverning variable. Formulation of the problem in this study: (1) Does training affect job satisfaction? (2) Does training affect performance in the workplace either directly or indirectly through its effect on job satisfaction? (3) Does job satisfaction affect performance, is it related to training or not? (4) Is there any effect of training duration on employee job satisfaction? This research method is an explanatory research method with a quantitative approach. The concepts in this study are three namely, training, job satisfaction and workplace performance with the independent variable of training (X), the dependent variable of Workplace Performance (Y) and the variable of job satisfaction interverning (Z). Data collection techniques through questionnaires, interviews and documentation. Questionnaire data as primary data and interviews as well as documentation as secondary data. Population in this study were all employees in Satpol PP and Damkar Semarang Regency, amounting to 160 people. The sample used was 126 people. The results showed the training did not have a positive and significant relationship to workplace performance. Training does not have a positive and significant relationship to job satisfaction. Job satisfaction has a positive and significant relationship to workplace performance. The indirect effect of training variables on workplace performance through job satisfaction shows that the effect of training on job satisfaction is 0.159 while the effect of job satisfaction on workplace performance is 0.579. This result if multiplied (0.159 x 0.579) is equal to 0.092. From the multiplication of these coefficients it can be concluded that the job satisfaction variable can be used as an intervening variable because the coefficient value is greater than the direct effect (0.092> 0.075). The coefficient of the length of the training period shows the influence of the length of training on job satisfaction. It was found that the length of training had a positive and significant effect on job satisfaction. It can be concluded that when the opportunity given to employees to take part in the training increases, job satisfaction of employees also increases.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/658.3/ARI/h/2019/042000448
Uncontrolled Keywords: PERSONNEL MANAGEMENT, EMPLOYEES-TRAINING OF, PERFORMANCE,
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 658 General management > 658.3 Personnel management (human resource management)
Divisions: S2/S3 > Magister Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 21 Jan 2020 07:05
Last Modified: 25 Oct 2021 06:30
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/178180
[thumbnail of Firdania Rarastiti Arisadewi (2).pdf]
Preview
Text
Firdania Rarastiti Arisadewi (2).pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item