Jeremy, Jan (2019) Pengaruh Konsentrasi Awal Adsorbat Terhadap Penyisihan Cr(Vi) Menggunakan Arang Aktif Dari Tempurung Kelapa. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Industri penyamakan kulit menghasilkan limbah cair kromium heksavalen (Cr(VI)) dengan kadar sekitar 100 ppm. Limbah Cr(VI) bersifat stabil, sangat toksik, dan menyebabkan dermatitis, alergi pada kulit dan kanker paru-paru. Oleh karena itu, menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 2006 baku mutu limbah yang boleh dialirkan ke air permukaan untuk Cr(VI) sebesar 0,6 ppm. Untuk menanggapi hal ini, perlu dilakukan penyisihan Cr(VI) metode adsorpsi menggunakan adsorben arang aktif dari bahan kaya lignin dan selulosa, yang murah dan melimpah, seperti tempurung kelapa. Arang aktif dibuat dengan aktivasi arang tempurung kelapa pada suhu 600 oC selama 120 menit. Arang ditumbuk hingga halus, lalu diayak hingga lolos 30 mesh dan tertahan 60 mesh. Limbah Cr(VI) sintetis dibuat menggunakan K2Cr2O7 dengan konsentrasi awal sebesar 50 ppm, 75 ppm, 100 ppm, 125 ppm dan 150 ppm. Adsorpsi berlangsung pada suhu ruang dengan kecepatan pengadukan 160 rpm selama 15 menit. Kemudian, dilakukan pengukuran konsentrasi sampel limbah Cr(VI). Karakterisasi arang dan arang aktif dilakukan untuk mengetahui karakter arang dan arang aktif menurut standar komposisi arang menurut SNI. Arang aktif tempurung kelapa memiliki karakteristik sebagai berikut : kadar air sebesar 2,09%; kadar abu sebesar 8,56%; kadar zat mudah menguap sebesar 19,79%; dan kadar karbon terikat sebesar 69,45%. Lebih jauh lagi, dilakukan uji XRF untuk mengetahui kadar mineral; BET untuk mengetahui luas permukaan, ukuran pori serta volume pori; dan FTIR untuk mengetahui gugus fungsi pada arang dan arang aktif. Aktivasi termal pada arang tempurung kelapa menghasilkan arang aktif dengan luas permukaan dan volume pori yang jauh lebih tinggi, yaitu peningkatan volume pori menjadi 0,06 cm3/gr dan peningkatan luas permukaan menjadi 70,8902 m2/gr. Persen penyisihan Cr(VI) paling baik pada rentang 50-150 ppm adalah 64,9% yang didapatkan pada parameter konsentrasi awal adsorbat sebesar 50 ppm.
English Abstract
Tanning industry generates wastewater that contains hexavalent chromium (Cr(VI)) with a concentration of about 100 ppm (Song, 2000). Cr(VI) waste is stable, extremely toxic, and potential cause of dermatitis, skin allergy and lung cancer (U.S. EPA, 2010). Therefore, according to Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 2006, quality standards for wastewater in surface waters for Cr(VI) is 0.6 ppm. Consequently, Cr(VI) removal is can be facilitated by adsorption method utilizing activated charcoal from cheap and abundant lignocellulosic material such as coconut husk. Activated charcoal is produced with activation of coconut husk at temperature of 600 oC for 120 minutes. Charcoal is finely grounded and sieved to 30-60 mesh. Synthetic Cr(VI) waste is made from K2Cr2O7 with initial concentration of 50 ppm, 75 ppm, 100 ppm, 125 ppm and 150 ppm. Adsorption is done at ambient temperature and agitation speed of 160 rpm for 15 minutes. After adsorption, Cr(VI) wastewater sample is measured using spectrophotometer. Characterization of charcoal and activated charcoal is done to inquire charcoal and activated charcoal characteristics according to SNI standards. Activated charcoal from coconut husk has moisture content of 2,2%, ash content of 8,56%, volatile matter content of 19,79, and fixed carbon content of 69,45%. Furthermore, XRF analysis is done to deduce mineral content, BET analysis to deduce surface area, pore size and pore volume, and FTIR to deduce existing functional groups in both charcoal and activated charcoal. After thermal activation, volatile matter content decreases and fixed carbon content increases, as a result, activated charcoal fulfills SNI 06- 3730-1995 criteria. Thermal activation of charcoal from coconut husk produces activated charcoal with a much higher surface area and pore volume, a steep incline of pore volume to 0,06 cm3/gr and surface area to 70,8902 m2/gr. The most efficient Cr(VI) removal of 64,9% is achieved with initial adsorbate concentration of 50 ppm.
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FT/2019/997/052000388 |
Uncontrolled Keywords: | adsorpsi, aktivasi termal, arang aktif, Cr(VI), tempurung kelapa, activated charcoal, adsorption, Cr(VI), coconut husk, thermal activation |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 628 Sanitary engineering > 628.4 Waste technology, public toilets, street cleaning > 628.43 Liquid wastes |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Kimia |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 08 Sep 2020 03:12 |
Last Modified: | 08 Sep 2020 03:12 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/178093 |
Actions (login required)
View Item |