Kepastian Hukum Hak Waris Anak Angkat Perempuan Yang Tidak Mempunyai Saudara Laki-Laki Dalam Hukum Waris Adat Masyarakat Batak Toba Perantauan Di Kota Pontianak

Simamora, Christina Bintaria (2018) Kepastian Hukum Hak Waris Anak Angkat Perempuan Yang Tidak Mempunyai Saudara Laki-Laki Dalam Hukum Waris Adat Masyarakat Batak Toba Perantauan Di Kota Pontianak. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Sistem garis keturunan masyarakat Batak Toba yaitu patrilineal dengan prinsip mengakui garis keturunan laki-laki. Berkaitan dengan pewarisan, menimbulkan permasalahan khususnya bagi keluarga Batak Toba yang mengangkat anak perempuan yang tidak mempunyai saudara laki-laki dan tinggal di perantauan seperti Kota Pontianak. Berkaitan dengan ini, maka penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui dan menganalisis kedudukan anak angkat perempuan yang tidak mempunyai saudara laki-laki dalam hukum waris adat Batak Toba perantauan di kota Pontianak; (2) Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang menentukan anak angkat perempuan yang tidak mempunyai saudara laki-laki sebagai ahli waris dalam hukum waris adat Batak Toba perantauan di Kota Pontianak. Metode penelitiаn ini menggunakan pendekаtаn penelitiаn empiris (empiricаl legаl reseаrch аtаu nondoktrionаl). Sumber data adalah data primer yang diperoleh melalui studi lapangan, dan data sekunder (bahan hukum) yang diperoleh dengan studi pustaka. Teknik analisis data adalah preskriptif, yang dimaksudkan untuk memberikan argumentasi atas hasil penelitian yang telah dilakukannya. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: (1) Anak angkat perempuan yang tidak mempunyai saudara laki-laki pada masyarakat Batak Toba perantauan di Kota Pontianak berkedudukan sebagai ahli waris. Hal ini berbeda dengan hukum waris yang berlaku di tanah Batak, dimana anak angkat perempuan bukan berkedudukan sebagai ahli waris. Oleh karena itu, anak angkat perempuan yang tidak mempunyai saudara laki-laki pada keluarga Batak Toba perantauan di Kota Pontianak mewarisi seluruh harta orang tuanya. Hal ini sesuai Putusan Mahkamah Agung Nomor 179K/Sip/1961 yang memberi kesamaan derajat antara anak laki- dan anak perempuan untuk mendapatkan hak waris yang sama, sehingga sistem pewarisan seperti ini sudah menuju kearah sistem parental; (2) Faktor-faktor yang menentukan anak angkat perempuan yang tidak mempunyai saudara laki-laki sebagai ahli waris dalam hukum waris adat Batak Toba perantauan di Kota Pontianak, antara lain: (a) Persamaan Gender; (b) Faktor Pendidikan; (c) Faktor Perantauan/Migrasi; (d) Faktor Ekonomi; (e) Faktor Sosial; (f) Yurisprudensi; (g) Kesadaran Hukum; dan (h) Kebangkitan Individu.

English Abstract

Batak Toba community has referred to patrilineal system where it generally accepts the line coming from males. Concerning inheritance, this acceptance sparks problem to Batak Toba families that adopt a girl having no male siblings and living in a different region such as Pontianak. To study this issue, this research is aimed to know and analyse the position of an adopted daughter who has no male sibling in relation to adat inheritance law of Batak Toba people living in Pontianak and to know and analyse what factors determine an adopted girl as an heir according to adat inheritance law of Batak Toba people living in Pontianak. The research method referred to empirical and non-doctrinal legal research. The data obtained involved primary materials which were obtained from field observation and secondary materials from literature review. The analysis of the data is based on prescriptive technique where argumentation on the research result was presented. The research result concludes that (1) an adopted girl who has no male siblings and lives in different region such as in Pontianak can be regarded as an heir. This provision is different from that applying in the region of Batak in which an adopted girl cannot be an heir. Therefore, an adopted daughter residing in Pontianak is entitled to all assets of her parents. This is in line with the Decision of Supreme Court Number 179K/Sip/1961 that acknowledges the equity between a man and woman in terms of receiving equal inheritance, so that this system leans more to parental system, while the factors determining an adopted girl with no male siblings to deserve to become an heir comprises gender equality, education, migration, economy, social factor, jurisprudence, legal awareness, and individual revival.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/346.052/SIM/k/2018/041811150
Uncontrolled Keywords: INHERITANCE LAW
Subjects: 300 Social sciences > 346 Private law > 346.05 Inheritance, succession, fiduciary trusts, trustees > 346.052 Inheritance and succession
Divisions: S2/S3 > Magister Kenotariatan, Fakultas Hukum
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 20 Jan 2020 01:51
Last Modified: 20 Jan 2020 01:51
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/178082
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item