Pemodelan Interaksi Persepsi Masyarakat Dan Kualitas Vegetasi Ruang Terbuka Hijau Untuk Mendukung Ekosistem Perumahan Ramah Lingkungan Kota Malang

Rizkiaditama, Dian (2019) Pemodelan Interaksi Persepsi Masyarakat Dan Kualitas Vegetasi Ruang Terbuka Hijau Untuk Mendukung Ekosistem Perumahan Ramah Lingkungan Kota Malang. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kota Malang merupakan kota pendidikan, pariwisata dan nyaman sebagai tempat peristirahatan. Hal ini menjadi alasan utama pagi pengunjung untuk singgah ataupun menetap di wilayah tersebut, sehingga kebutuhan untuk tempat tinggal menjadi semakin meningkat. Fenomena ini ditandai dengan perluasan area perumahan yang mengurangi kuantitas dan kualitas kawasan ruang terbuka hijau (RTH) dan pola hunian yang tidak nyaman. Integrasi RTH berkualitas dalam kawan hunian perlu diupayakan oleh semua pihak agar diperoleh kenyamanan, keamanan, keasrian dan jaminan kesehatan lingkungan, sesuai dengan salah satu misi pemerintah Kota Malang, yaitu untuk meningkatkan peran masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan ramah lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan evaluasi kualitas vegetasi RTH, iklim mikro, kenyamanan, jasa lingkungan serta interaksinya dengan persepsi masyarakat pada berbagai kawasan perumahan di Kota Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas vegetasi, iklim mikro, kenyamanan, geografi, jasa lingkungan dan persepsi masyarakat untuk mewujudkan perumahan ramah lingkungan. Penelitian lapang dilakukan bulan Januari hingga September 2019 di seluruh kecamatan di Kota Malang, yaitu Klojen, Lowokwaru, Sukun, Blimbing dan Kedungkandang. Pengamatan dilakukan pada tiga tipe kepadatan perumahan yaitu enam perumahan di kepadatan tinggi, 10 perumahan di kepadatan sedang dan kepadatan rendah sebanyak tujuh perumahan. Selanjutnya, lima perkampungan dipilih sebagai reference site negatif dan satu perumahan sebagai reference site positif. Variabel yang diamati meliputi kualitas vegetasi (kekayaan stratifikasi, biomassa pohon dan penutupan vegatsi), iklim mikro (suhu udara, kelembaban udara, kecepatan angin, intensitas cahaya), geografi (ketinggian, kemiringan, kepadatan perumhan), kenyamanan lingkungan (indeks THI), persepsi masyarakat (pengetahuan masyarakat, tingkat keteduhan, aliran udara, kondisi aliran air saat musim hujan, frekuensi penyakit DB, keindahan RTH di perumahan dan komposisi vegetasi) dan jasa lingkungan (debu, kebisingan, kepadatan tanah, nilai estetika, sense of place, dan keberagaman burung liar). Pengambilan data penelitian menggunakan metode purposive sampling yang dilakukan saat kondisi cuaca cerah, diulang tiga kali dan dilakukan wawancara semi terstruktur pada masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut. Data yang didapat dianalisis statistik deskriptif, uji beda, regresi secara univariat, analisis multivariat cluster dan PCA, serta pemodelan struktural. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luasan area vegetasi RTH di kawasan perumahan Kota Malang sudah memenuhi standar yang ditetapkan Pemerintah Kota Malang, yaitu 10%, 20% dan 30% sesuai tipe perumahan. Penyebaran vegetasi RTH beragam, yaitu di tepi, tengah, atau merata dan memberikan sense of place di setiap sudut perumahan. Komposisi vegetasi pohon cukup beragam dan sebagian besar didominasi jenis pohon non-native dengan stratifikasi C dan D. Vegetasi RTH yang beragam mendukung konservasi burung liar dan tanah. Selain itu, vegetasi RTH efektif dalam mereduksi debu dan meredam kebisingan yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. Akan tetapi, vegetasi RTH belum mampu mengendalikan iklim mikro pada kawasan perumahan, sehingga di mayoritas perumahan terasa tidak nyaman terutama pada siang hari. Berdasarkan analisis PCA, perumahan dengan kepadatan sedang yaitu GRA dan kepadatan rendah ARA menjadi tempat yang ideal sebagai perumahan yang ramah lingkungan, namun masih perlu menanam pohon jenis native, yang memberikan jasa layanan lingkungan lebih besar dibandingkan dengan pohon jenis non-native. Berdasarkan pemodelan struktural diketahui bahwa variabel geografi, persepsi masyarakat dan kenyamanan lingkungan berinteraksi nyata pada jasa layanan lingkungan perumahan, sebaliknya variabel kualitas vegetasi dan iklim mikro tidak berpengaruh langsung. Dalam penelitian ini, dibuktikan bahwa kualitas vegetasi pohon RTH dari jenis non-native tidak memberikan pengaruh nyata pada variabel kenyamanan dan mereduksi kebisingan, debu dan kepadatan tanah. Untuk mendukung perumahan yang ramah lingkungan diperlukan upaya untuk mengelola vegetasi pohon RTH dari jenis native, peningkatan persepsi masyarakat dan indeks kenyamanan terutama pada siang hari.

English Abstract

Malang is known as a city of education and tourism that provides comfort for resting. This is the reason for visitors to stay or to settle in the region, so the need for residential areas increases. It is followed by the growing residential areas, while the quantity and quality of green open space (GOS) and comfortable of the residences decrease. To promote a better comfort, safety, beauty, and environmental healthy in the residential areas, a qualified GOS should be established and integrated by all stakeholders. Besides, it will also support the mission of Malang City government to increase the community role in establishing eco-friendly development. Therefore, it is necessary to evaluate the quality of GOS vegetation, microclimate, comfort, geography, ecological services and people perception in various residences of Malang City. Thus this research aims to evaluate those variables in the residential ecosystem and to determine interaction among them of Malang City to support establishment of eco-friendly residences. The field research was conducted from January to September 2019 in all districts, such as Klojen, Lowokwaru, Sukun, Blimbing, and Kedungkandang. Observations were held on three levels of residence based on its density: six high density, 10 moderate density, and seven low density residences. Besides, we also evaluated five informal residences as negative reference sites and a residence as positive reference site. Observed variables included vegetation quality (tree richness, stratification, biomass, and coverage), microclimate (air temperature, relative humidity, wind speed, and light intensity) geography (altitude, slope, and residence density), comfort level (THI index), people perception (knowledge, shade level, airflow, water flow, conditions during the rainy season, frequency of DB disease, beauty of GOS, vegetation composition, and participation) and ecosystem services (dust, noise, bulk density, esthetic, sense of place, and wild birds diversity). A purposive sampling method was conducted at sunny weather, using three replications and semi-structural interviews with the local people who stayed in the study site. The data obtained were analyzed by a descriptive statistics, inferential tests, univariate regression analysis, multivariate analysis of cluster and PCA, and a structural modeling. The result, the GOS coverage of all residences had met the standards set by the Malang City government, i.e. 10%, 20% and 30% based on the residence type. The GOS distributions varied: inside, middle or widely distributed and provided a sense of place in every point of residences. The GOS tree vegetation composition was variable and mostly dominated by non-native tree species with C and D stratification. The divers GOS supported wild birds and soil conservation, effectively reduced dust and noise. However, it was not able to control the residence microclimate, especially at noon in the most residential areas, so it became the uncomfortable area. PCA analyzed revealed that in GRA of the moderate density residence and in ARA of the low density residence were closed to be considered as eco-friendly residences by planting more native tree species, which provides more ecosystem services rather than non-native tree. Based on the structural modeling, it was shown that three variables, such as geography, people’s perceptions and comfortable level significantly influenced to residential ecosystem services. Whereas the rest variables included GOS vegetation quality and microclimate did not show a direct effect. Moreover, it was proven that the GOS vegetation composed by non-native species did not show a significant effect to the variables of comfort and reducing noise, dust and soil bulk density. To support the eco-friendly residences, efforts are needed to better manage GOS tree vegetation by planting native species and improving people's perception and even comfort index, especially at noon.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/333.72/RIZ/p/2019/041911402
Uncontrolled Keywords: OPEN SPACES--ENVIRONMENTAL ASPECTS, OPEN SPACES--PUBLIC OPINION
Subjects: 300 Social sciences > 333 Economics of land and energy > 333.7 Land, recreational and wilderness areas, energy > 333.72 Conservation and protection
Divisions: S2/S3 > Magister Biologi, Fakultas MIPA
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 07 Jan 2020 07:04
Last Modified: 25 Oct 2021 04:00
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/177623
[thumbnail of Dian Rizkiaditama (2).pdf]
Preview
Text
Dian Rizkiaditama (2).pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item