Pengaruh Perkuatan dengan Metode Retrofit (Concrete Jacketing) Bertulangan Bambu Terhadap Kapasitas Lentur Balok Beton Bertulang dengan Variasi Kerusakan Awal

Rizal, Achmad Rivaldy (2019) Pengaruh Perkuatan dengan Metode Retrofit (Concrete Jacketing) Bertulangan Bambu Terhadap Kapasitas Lentur Balok Beton Bertulang dengan Variasi Kerusakan Awal. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kegagalan struktur balok disebabkan oleh aksi lingkungan seperti serangan asam yang menyebabkan korosi pada tulangan baja, kondisi pembebanan yang melebihi kapasitas, kesalahan dalam metode konstruksi, umur kontruksi yang menyebabkan beton mengalami kelelahan (fatigue) hingga akibat beban gempa yang tejadi secara tiba-tiba. Tingkat kerusakan yang terjadi pada balok beton bertulang adalah berbeda-beda. Hal ini tergantung pada besarnya beban yang bekerja pada balok beton bertulang. Tingkat kerusakan yang terjadi bisa pada kondisi dimana balok mengalami retak, tulangan tarik mengalami leleh, balok mencapai beban puncak hingga balok mengalami keruntuhan (failure). Keruntuhan yang terjadi pada balok sama sekali tidak diharapkan terjadi pada struktur bangunan. Namun, apabila hal itu terjadi, maka harus ada penanganan lebih lanjut berupa perbaikan pada struktur balok. Dimensi balok eksisting adalah 15 x 20 cm dengan bentang 100 cm. Tulangan tarik dan tekan pada balok eksisting masing-masing menggunakan 2D13 dan tulangan sengkang menggunakan Ø10-100. Pada penelitian ini, sistem perbaikan yang digunakan adalah concrete jacketing menggunakan repair mortar dan tulangan bambu dimensi 10 x 10 mm dengan panjang 60 cm. Pengujian lentur dengan three point loaded untuk balok eksisting dan balok retrofit. Balok dengan kerusakan awal mencapai beban leleh yang diberikan perbaikan dengan empat tulangan bambu panjang 60 cm mengalami peningkatan beban leleh, rata-rata sebesar 9,79% dengan rentang antara 6,42% hingga 15,38% dari balok eksisting. Balok dengan kerusakan awal mencapai beban puncak yang diberikan perbaikan dengan empat tulangan bambu panjang 60 cm mengalami peningkatan beban puncak, rata-rata sebesar 0,11% dengan rentang antara -5,06% hingga 5,95% dari balok eksisting. Balok dengan kerusakan awal mencapai beban puncak yang diberikan perbaikan dengan dua tulangan bambu panjang 60 cm mengalami penurunan beban puncak, rata-rata sebesar 4,67% dengan rentang antara -14,64% hingga 4,49% dari balok eksisting. Hasil pengujian tersebut juga membandingkan dua variabel yaitu variasi kerusakan awal dan variasi jumlah tulangan bambu. Retak yang terjadi pada balok retrofit menunjukkan adanya bond slip pada tulangan bambu dan de-bonding antara beton lama dan beton baru.

English Abstract

The failure of the beam structure is caused by corrosion on the steel reinforcement, overloaded conditions, poor of construction methods, age of construction which causes the concrete experiences fatigue, until due to earthquake loads which occur suddenly. The level of damage that occurs in the reinforced concrete beams is varied. Damage occurs can be in conditions where the beam reaches the first crack, the tensile reinforcement reaches yield, the beam reaches the peak load until the beam reaches failure. This depends on the amount of the load that acting on reinforced concrete beams. The collapse that occurs in the beam is not expected to occur in the building structure. However, if that happens, then there must be further treatment. Dimension of existing beams are 15 x 20 cm with 100 cm of span. Tensile and compressive reinforcement on existing beam used 2D13 and stirrup used Ø10-100. From this study, repairing system was used concrete jacketing by repair mortar and bamboo reinforcement with dimension 10 x 10 mm and 60 cm of length. Flexural tested with three-point loaded for existing and retrofit beam. Beams with initial damage which reached the yield load, given repair with four bamboo reinforcement of 60 cm length have increased the yield load as much as 9.79% with range 6.42% to 15.38% from the existing beam yield load. Beams with initial damage reached the peak load, given repair with four bamboo reinforcement with length 60 cm have increased the peak load 0.11% with range -5.06% to 5.95% from the existing beams peak load. Beams with initial damage reached the peak load, given repair with two bamboo reinforcement with length 60 cm have decreased the peak load 4.67% with range -14.64% to 4.49% from the existing beams peak load. The result of testing also compare two variables are initial damage variation and amount of bamboo reinforcement variation. Cracks that occur on retrofit beams indicate the existence of bond slips on bamboo reinforcement and de-bonding between old and new concrete.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/624.183 41/RIZ/p/2019/041911446
Uncontrolled Keywords: REINFORCED CONCRETE
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 624 Civil engineering > 624.1 Structural engineering and underground construction > 624.18 Materials > 624.183 Masonry, cermic, allied materials > 624.183 4 Concrete > 624.183 41 Reinforced concrete (Ferroconcrete)
Divisions: S2/S3 > Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 07 Jan 2020 01:44
Last Modified: 07 Jan 2020 01:44
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/177593
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item