Efek Antifeedant Ekstrak Daun Dan Biji Kelor (Moringa oleifera Lam.) Terhadap Pertumbuhan, Aktivitas Makan, dan Perkembangan Larva Spodoptera litura Fabricius

Tridiptasari, Amelia (2019) Efek Antifeedant Ekstrak Daun Dan Biji Kelor (Moringa oleifera Lam.) Terhadap Pertumbuhan, Aktivitas Makan, dan Perkembangan Larva Spodoptera litura Fabricius. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pertanian merupakan salah satu sektor terbesar di perekonomian negara berkembang, termasuk Indonesia. Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai petani. Dalam meningkatkan kualitas dan kuanitas pertanian salah satu hal yang menjadi tantangan sampai hari ini adalah serangan hama. Serangan hama pada tanaman pertanian akan menurunkan produktivitas pertanian baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Salah satu hama yang banyak menyerang tanaman pertanian karena bersifat polifagus adalah Spodoptera litura. Spodoptera litura menyerang dengan memakan daun, batang, polong, dan buah. Pengendalian hama ini banyak dilakukan dengan berbagai cara, termasuk salah satunya adalah aplikasi pestisida. Penggunaan pestisida kimiawi secara berkepanjangan akan menurunkan kesehatan lingkungan, sehingga alternatif pengendalian hama dengan menggunakan pestisida nabati telah banyak dikembangkan. Tumbuhan yang mengandung senyawa metabolit sekunder, seperti alkaloid, flavonoid, dan saponin banyak digunakan sebagai pestisida nabati karena senyawa tersebut memiliki pengaruh terhadap biologi S. litura dan memberikan efek antifeedant. Salah satu tumbuhan yang mengandung senyawa tersebut adalah kelor (Moringa oleifera). Kelor diketahui memiliki banyak manfaat, seperti di bidang kesehatan dapat berfungsi sebagai obat pencahar, sakit tenggorokan, dan obat batuk. Namun dalam bidang pertanian belum dimanfaatkan khususnya sebagai pestisida nabati. Penelitian ini bertujuan mengetahui efek antifeedant ekstrak daun dan biji kelor terhdap pertumbuhan dan aktivitas makan larva S. litura. Daun dan biji diekstrak dengan metode maserasi dengan pelarut etanol 70%. Ekstrak daun dan biji kelor kemudian diperiksa kandungan alkaloid, flavonoid, dan saponinnya. Pengujian dilakukan pada larva S. litura instar ketiga. Larva S. litura diletakkan pada botol selai dan ditutup kain. Konsentrasi ekstrak daun dan biji kelor yang digunakan adalah 0%, 5%, 10%, 15%, dan 20%. Pengujian dilakukan dengan metode deeping methods yaitu dengan memberikan pakan berupa daun sawi yang direndam pada ekstrak selama 10 detik kemudian dikeringanginkan. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak daun dan biji kelor memberikan efek antifeedant terhadap pertumbuhan larva S. litura. Meningkatnya konsentrasi ektrak yang diberikan pada pakan S. litura menyebabkan penurunan panjang tubuh dan bobot tubuh larva pada berbagai instar. Hal ini disebabkan karena adanya kandungan alkaloid menjadi inhibitor pada beberapa metabolisme, salah satunya pada metabolisme pencernaan yang menghambat kerja sukrosa pada usus dan mempengaruhi pertumbuhan larva adanya gejala neurotoksisitas yang cepat mengakibatkan terhambatnya aktivitas makan larva sehingga menurunkan bobot larva. Menurunnya panjang dan bobot larva ini dikarenakan perubahan aktivitas makan larva. Tingkat konsumsi pakan larva juga mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat pada sisa pakan larva yang meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi ekstrak. Flavonoid pada tumbuhan dapat mengurangi kemampuan pencernaan atau bahkan dapat bersifat racun. Kandungan senyawa alkaloid, flavonoid, dan saponin bersifat anifeedant pada serangga. Senyawa antifeedant tersebut mempengaruhi perilaku makan melalui aksi langsung organ perasa serangga . Reaksi serangga tersebut berupa menolak makan atau memakan dalam jumlah sedikit. Selain meningkatnya jumlah sisa pakan, pemberian ekstrak daun dan biji kelor berpengaruh pada jam berhenti makan larva. Ekstrak daun dan biji kelor yang mengandung zat bioaktif dari metabolit sekunder yang dihasilkan menyebabkan aktivitas larva terhambat, sehingga larva mengalami tahapan berhenti makan (stop feeding). Perkembangan larva S. litura yang diberi ekstrak daun dan biji kelor lebih lama dibandingkan dengan kontrol. Saponin pada ekstrak menyebabkan terganggunya kerja hormon perkembangan pada larva. Selain memperpanjang waktu perkembangan, ekstrak juga menyebabkan kematian pada larva yang diberi ekstrak dengan konsentrasi 10%, 15%, dan 20%. Mortalitas terjadi sebelum memasuki tahap pra pupa. Nilai LC 50 pada ekstrak daun kelor sebesar 11,00 mg/kg dan 10,67 mg/kg pada ekstrak biji kelor. Hal ini menunjukkan 50% larva mengalami moratalitas pada pemberian ekstrak diatas 10%. Kematian tertinggi pada larva dengan pemberian ekstrak 15%. Mortalitas terjadi akibat kandungan metabolit sekunder diantaranya flavonoid yang menyerang organ vital dalam tubuh larva, sehingga terjadi pelemahan saraf, seperti saraf pada sistem pernafasan sehingga menyebabkan kematian. Flavonoid sebagai inhibitor pernafasan yang menghambat dan menurunkan laju reaksi kimia sehingga menyebabkan kematian.

English Abstract

Agriculture is one of the biggest sectors in the economy of developing countries, including Indonesia. Indonesia is known as an agricultural country because most of its population are farmers. In improving the quality and quality of agriculture, one of the challenges to this day is pest controls. Pest attacks on agricultural crops will reduce agricultural productivity both in terms of quality and quantity. One pest that attacks a lot of agricultural crops because of polyphagous is Spodoptera litura. Spodoptera litura attacks by eating leaves, stems, pods, and fruit. This pest control is mostly carried out in various ways, including one of them is application of pesticides. Prolonged use of chemical pesticides will reduce environmental health, so that alternative pest control using botanical pesticides has been developed. Plants that contain secondary metabolites, such as alkaloids, flavonoids, and saponins are widely used as botanical pesticides because it affected on the biology of S. litura and provide antifeedant effects. One of the plants containing these compounds is Moringa oleifera. Moringa is known to have many benefits, such as in the health sector it can function as a laxative, sore throat, and cough medicine. However, in the field of agriculture, it has not yet been utilized specifically as a botanical pesticide. This study aims to evaluate the antifeedant effect of leaf and seed of M. oleifera extract on growth, feeding activity, and development of S. litura larvae. The leaves and seeds were extracted by maceration with 70% ethanol. The content of alkaloids, flavonoids, and saponins of the extract then examined. Bioassay were carried out on the third instar S. litura larvae. The larvae were placed on jam bottles and then covered. Each extract were made concentrations 0%, 5%, 10%, 15%, and 20%. Bioassay was carried out by deeping methods by giving feed in the form of mustard leaves which were deep in extract for 10 seconds then dried. The results showed that both extracts of M. oleifera had an antifeedant effect on the growth of S. litura larvae. Increased extract concentration given to feed of S. litura caused shrink in body length and lose weight of larvae on various instars. This due to the content of alkaloids being inhibitors of several metabolism, one of which is digestive metabolism which inhibits the work of sucrose in the intestine and affects the growth of larvae. The decrease in length and weight of these larvae due to changes in larval feeding activity. The larval feed consumption levels has decreased. Food uptake of larval was declined along with increased of extract concentration. Flavonoids in plants can reduce digestive ability or can even be toxic. The content of alkaloid, flavonoids, and saponins compounds is anifeedant in insects. Antifeedant compounds affect eating behavior through direct action of insect taste organs. The insect's reaction is in the form of refusing to eat or eating in small amounts. In addition to increasing the amount of leftover feed, the administration of leaf and seeds of M. oleifera extracts influences on the hours of eating larvae. Leaf and seed of M. oleifera extract containing bioactive substances from secondary metabolites produced because inhibited larval activity, so the larvae stop to feeding. The development of S. litura larvae which were given both extract of M. oleifera was longer than the controls. Saponin in the extract causes disruption of the work of developmental hormones in the larvae. In addition prolongation on development stage of larval, the extract also caused deaths in larvae that were extracted with concentrations of 10%, 15%, and 20%. Mortality occurs before entering the pre-pupal stage. LC 50 on M. oleifera leaf extract was 11,00 mg/kg and 10,67 mg/kg in seed extract . It showed that 50% of larva died at thr extract above 10%. The highest mortality in larvae with 15% extract. It was occurs because of secondary metabolites such as flavonoids was attack vital organs in the larva's body, resulting in weakening of nerves, such as nerves in the respiratory system causing death. Flavonoids as respiratory inhibitors which inhibit and reduce the rate of chemical reactions that cause mortality.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/632.9/TRI/e/2019/041901448
Uncontrolled Keywords: INSECT ANTIFEEDANTS, MORINGA OLEIFERA, SPODOPTERA--CONTROL
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 632 Plant injuries, diseases, pests > 632.9 General topics of pest and disease control
Divisions: S2/S3 > Magister Biologi, Fakultas MIPA
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 06 Jan 2020 07:23
Last Modified: 21 Oct 2021 03:10
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/177569
[thumbnail of Amelia Tridiptasari (2).pdf]
Preview
Text
Amelia Tridiptasari (2).pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item