Keberlanjutan Perkebunan Kelapa Sawit Swadaya Pada Lahan Gambut (Studi Kasus Desa Tanjung Kapal Kecamatan Rupat)

Hidayat, Herman (2018) Keberlanjutan Perkebunan Kelapa Sawit Swadaya Pada Lahan Gambut (Studi Kasus Desa Tanjung Kapal Kecamatan Rupat). Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Perkebunan kelapa sawit dibagi menjadi tiga kategori yaitu: Perkebunan Besar Swasta (PBS), Perkebunan Negara dan Perkebunan Rakyat. Perkebunan rakyat memiliki peran penting dalam pengembangan perkebunan kelapa sawit. Luas perkebunan kelapa sawit rakyat mencapai 41.4% dari seluruh area perkebunan sawit Indonesia dengan produksi 36.6% dari total produksi minyak kelapa sawit Indonesia pada tahun 2016. Dengan total jumlah petani perkebunan rakyat yang mencapai 2.3 juta orang, perkebunan kelapa sawit rakyat diharapkan menjadi penggerak ekonomi pedesaan. Namun, petani perkebunan rakyat menghadapi masalah seperti kurangnya penguasaan teknologi, kurangnya tingkat pengetahuan tentang pengelolaan lahan gambut dan pembukaan dengan cara dibakar mengakibatkan rusaknya ekosistem gambut. Pemanfaatan lahan gambut untuk pengembangan perkebunan kelapa sawit diduga menjadi penyebab kerusakan lingkungan dan hilangnya fungsi ekonomi dan sosial pada lahan gambut. Hal ini memerlukan pendekatan multidisiplin yang mengintegrasikan aspek ekologi, sosial dan ekonomi dapat mengevaluasi keberlanjutan aktivitas perkebunan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai status keberlanjutan perkebunan kelapa sawit rakyat pada lahan gambut dengan mengintegrasikan dimensi lingkungan, ekonomi, sosial, teknologi infrastruktur dan kelembagaan. Penilaian status keberlanjutan perkebunan kelapa sawit penting dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat untuk menjamin keberlanjutan di masa yang akan datang. Penelitian ini dilakukan di Desa Tanjung Kapal Kecamatan Rupat Provinsi Riau selama 4 bulan dari bulan Mei 2018 sampai Agustus 2018. Lokasi ini dipilih karena merupakan salah satu areal pusat dari perkebunan kelapa sawit rakyat di Provinsi Riau (Populasi dari penelitian ini adalah petani kelapa sawit rakyat yang mengelola perkebunan pada lahan gambut sebanyak 631 petani. Sampel dari penelitian ini adalah 10% dari total populasi yaitu 63 petani sawit. pengumpulan data primer dilakukan dengan metode survei, kuisioner dan indepth interview. Kuisiner yang diberikan petani berisikan atribut dari lima dimensi keberlanjutan dari kajian literatur penelitian terdahulu. Atribut dalam penelitian ini berjumlah 36 atribut, setiap atribut akan diberikan skor 0-3, dimana „0‟ adalah sangat baik dan „3‟ adalah buruk. Analisis data menggunakan pendekatan Multidimensional Scaling (MDS) dengan teknik Rap-Sawit yang dimodifikasi dari RAPFISH (Rapid Assesment Technique for Fisheries). Aplikasi RAPFISH dijalankan pada add-in di Microsoft Excel. Skala indeks keberlanjutan disusun menjadi empat kategori keberlanjutan antara lain: (a) 0,00- 25,00 status keberlanjutan buruk, (b) 25,01-50,00 status keberlanjutan kurang, (c) 51,01-75,00 status keberlanjutan cukup dan (d) 75,01-100,00 status keberlanjutan baik. Atribut dari masing-masing dimensi dianalisis dengan menggunakan Leverage Analisis untuk mengetahui pengaruh masing-masing faktor kunci dari kelima dimensi keberlanjutan. Indeks dan status keberlanjutan tiap dimensi akan divisualkan dalam bentuk diagram layang-layang. Analisis Monte Carlo dilakukan untuk mengatahui tingkat kesalahan pada pada atribut yang dikaji. Dari analisis Rap-Sawit ditemukan nilai indeks keberlanjutan perkebunan kelapa sawit swadaya pada lahan gambut di Desa Tanjung Kapal sebesar 56.19% dengan status cukup berkelanjutan. Hasil analisis terhadap setiap dimensi menunjukkan bahwa dimensi hukum dan kelembagaan memiliki nilai indeks tertinggi yaitu 71.11% dengan status cukup berkelanjutan, kemudian diikuti oleh dimensi lingkungan dengan nilai indeks sebesar 67. 75% dengan status cukup berkelanjutan, dimensi ekonomi dengan nilai indeks sebesar 60.46% dengan status cukup berkelanjutan, dimensi teknologi infastruktur dengan nilai indeks 48.13% dengan status cukup berkelanjutan dan dengan nilai indeks terendah dimensi sosial budaya memiliki nilai indeks sebesar 33.50% dengan status kurang berkelanjutan. Terdapat 20 atribut sensitif yang mempengaruhi keberlanjutan perkebunan kelapa sawit rakyat pada lahan gambut. Analisis Monte Carlo menunjukkan tiap atribut dalam penggunaan Rap-SAWIT adalah valid dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga dapat dijadikan pedoman untuk mengevaluasi keberlanjutan perkebunan kelapa sawit rakyat pada lahan gambut.

English Abstract

Oil palm plantations are divided into three categories: Large Private Plantations, State Plantations and Smallholder Plantations. Smallholder plantations have an important role in the development of oil palm plantations. The area of smallholder oil palm plantations reached 41.4% of the total area of Indonesian oil palm plantations with a production of 36.6% of the total Indonesian palm oil production in 2016. With the total number of smallholder plantation farmers reaching 2.3 million, smallholder oil palm plantations are expected to be the driving force of the rural economy. However, smallholder plantation farmers face problems such as the lack of technology mastery, the lack of knowledge regarding peatland management and clearing by burning which causes damage to the peat ecosystem. The use of peatlands for the development of oil palm plantations is thought to be the cause of environmental damage and the loss of economic and social functions on peatlands. A multidisciplinary approach that integrates ecological, social and economic aspects can evaluate the sustainability of plantation activities. This study aims to assess the sustainability status of smallholder oil palm plantations on peatlands by integrating environmental, economic, social, technology infrastructure and institutional dimensions. The assessment of sustainability status of oil palm plantations is important to conduct in order to determine the right steps to ensure future sustainability. This research was conducted in Tanjung Kapal Village of Rupat District in Riau Province for 4 (four) months from May 2018 to August 2018. The location was chosen as it represents one of the central areas of smallholder oil palm plantations in Riau Province.The population of this research include 631 smallholders who manage plantations on peatland. The sample of this study consists of 10% of the total population, particularly 63 oil palm farmers. Primary data collection is done by survey, questionnaire and independent interview. The questionnaire provided contains attributes of the five dimensions of sustainability from literature review of prior studies. The attributes in this study amounted to 36; each attribute is given a score of 0-3, where „0‟ is very good and „3‟ is bad. Data of the study were analyzed using Multidimensional Scaling (MDS) approach with Rap-Sawit technique modified from RAPFISH (Rapid Assessment Technique for Fisheries). The RAPFISH application was run on an add-in of Microsoft Excel. The sustainability index scale is organized into four sustainability categories, namely: (a) 0.00-25.00 represents bad sustainability status, (b) 25.01- 50.00 indicates poor sustainability status, (c) 51.01-75.00 denotes fair sustainability status and (d) 75.01-100.00 indicates good sustainability status. The attributes of each dimension are analyzed using Leverage Analysis to determine the effect of each of the key factors of the five dimensions of sustainability. The index and sustainability status of each dimension is visualized in the form of a kite diagram. Monte Carlo analysis is done to determine the error rate (error) on the attributes under study. By using a multidimensional approach which was then analyzed using the RAPFISH application, it was found that the sustainability index value of independent palm oil plantations on peatland in Tanjung Kapal Village is 56.19% with fairly sustainable status. The results of the analysis of each dimension show that the legal and institutional dimensions have the highest index value of 71.11% with a fairly sustainable status, then subsequently followed by the environmental dimension with an index value of 67.75% with a fairly sustainable status, an economic dimension with index value of 60.46% with a fairly sustainable status, technology infrastructure dimension with index value of 48.13% with a fairly sustainable status and with the lowest index value of the socio-cultural dimension has an index value of 33.50% with a less sustainable status. and with the lowest index value, the socio-cultural dimension having index value of 33.50% with a less sustainable status. There are 20 sensitive attributes that affect the sustainability of smallholder oil palm plantations on peatlands. Monte Carlo analysis shows that each attribute in the use of Rap-SAWIT is valid and can be accounted for, hence it can be used as a guide to evaluate the sustainability of smallholder oil palm plantations on peatlands.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/633.851/HID/k/2018/041900500
Uncontrolled Keywords: PLANTATIONS--MANAGEMENT
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 633 Field and plantation crops > 633.8 Other crops grown for industrial processing > 633.85 Plants producing nonvolatile oils > 633.851 Oil palms
Divisions: Program Pascasarjana > Magister Pengelolaan Lingkungan, Program Pascasarjana
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 23 Dec 2019 01:52
Last Modified: 21 Oct 2021 02:47
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/177274
[thumbnail of Herman Hidayat (2).pdf]
Preview
Text
Herman Hidayat (2).pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item