Evaluasi Kesesuaian Penggunaan Lahan Aktual dan RTRW Kabupaten Mojokerto Berbasis Kemampuan Lahan

Firdaus, Zuhri (2018) Evaluasi Kesesuaian Penggunaan Lahan Aktual dan RTRW Kabupaten Mojokerto Berbasis Kemampuan Lahan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kabupaten Mojokerto telah mengalami pertumbuhan jumlah penduduk dan pembangunan yang pesat sehingga berdampak pada terjadinya alih fungsi lahan. Alih fungsi guna lahan ini dapat menambah kerusakan lahan yang ada jika penggunaan lahannya tidak sesuai dengan peruntukannya. Besarnya faktor pembatas seperti kemiringan lereng, erosi, drainase, dan kedalaman efektif dapat menimbulkan kerusakan lahan apabila lahan digunakan tidak sesuai dengan daya dukung lingkungannya. Oleh sebab itu perlu adanya evaluasi penggunaan lahan berbasis kemampuan lahannya untuk mendukung perencanaan pembangunan yang berkelanjutan di Kabupaten Mojokerto. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi alih guna lahan tahun 1994-2002, tahun 2002-2010 dan tahun 2010-2018 di Kabupaten Mojokerto. Selain itu untuk mengevaluasi kesesuaian penggunaan lahan aktual maupun pola ruang dalam RTRW berbasis kemampuan lahannya serta menentukan rekomendasi sebagai wujud konservasi lahan dan arahan penggunaan lahan yang tepat agar besarnya kerusakan lahan dapat diminimalisir. Penggunaan lahan didapatkan dengan menggunakan metode klasifikasi supervised likelihood pada Citra Landsat. Citra landsat yang digunakan yaitu Citra Landsat 5 TM untuk tahun 1994, Citra Landsat 7 ETM+ untuk tahun 2002 dan 2010, dan Citra Landsat 8 OLI TIRS untuk tahun 2018. Penentuan klasifikasi kemampuan lahan menggunakan metode perbandingan dengan analisis tabularis pada kriteria kelas kemampuan lahan. Kelas kemampuan lahan ini didapatkan dengan memperhitungkan kriteria faktor pembatas lahan meliputi kemiringan lereng, tingkat erosi, kedalam efektif tanah, tekstur dan drainase. Kesesuaian penggunaan lahan aktual maupun RTRW berbasis kemampuan lahan diperoleh dengan cara overlay antara peta penggunaan lahan aktual dengan kemampuan lahan, dan peta RTRW dengan kemampuan lahan. Hasil analisis overlay tersebut, ditentukan kategori kesesuaiannya berdasarkan faktor-faktor pembatas pada kemampuan lahannya menjadi (1) Sesuai, penggunaan lahan sudah sesuai dengan kemampuan lahan, (2) Tidak sesuai, penggunaan lahan tidak sesuai kemampuan lahannya, tidak dianjurkan, (3) Sesuai Bersyarat, lahan masih dapat digunakan asalkan diberi tindakan perlakuan. Data-data penelitian didapatkan dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, kecuali data Citra Landsat dan DEM didapatkan dari laman Earth Explorer, USGS. Penggunaan lahan diklasifikasikan menjadi kelompok jenis penggunaan lahan antara lain pemukiman, industri, ladang, sawah, perkebunan, hutan produksi, hutan lindung, badan air, dan taman hutan raya. Alih guna lahan pada Kabupaten Mojokerto tahun 1994, 2002, 2010 dan 2018 menunjukkan hasil beragam. Peningkatan alih guna lahan paling luas di Kabupaten Mojokerto terjadi pada ladang yaitu sebesar 9281 Ha, yang diikuti oleh peruntukan sebagai permukiman yang meningkat seluas 7000 Ha. Sedangkan penggunaan lahan yang mengalami penurunan paling siginifikan terjadi pada Hutan Produksi seluas 9453 Ha, diikuti oleh lahan hutan lindung sebesar 4552 Ha.Perubahan penggunaan lahan ini dipicu oleh adanya kebutuhan masyarakat yang besar terhadap lahan. Kabupaten Mojokerto memiliki kemampuan lahan yang bervariasi, yaitu lahan kelas I sampai kelas VIII, dimana lahan kelas I merupakan lahan terbaik tanpa pembatas lahan. Lahan kelas II sampai kelas VIII di Kabupaten Mojokerto merupakan lahan yang dibatasi oleh drainase, lereng, erosi dan kedalaman efektif. Lahan kelas I sampai lahan kelas IV merupakan lahan yang memiliki kelas kemampuan tinggi sampai sedang yang dapat mendukung usaha pertanian, lahan kelas V dan kelas VI dapat dipertimbangkan untuk berbagai penggunaan lainnya, lahan kelas VII dan kelas VIII sebagai fungsi konservasi. Di Kabupaten Mojokerto lahan paling luas ditempati oleh lahan kelas IV dengan luas 35776 Ha, sedangkan paling sempit yaitu lahan yang menempati kelas V seluas 407 Ha. Penggunaan lahan aktual di Kabupaten Mojokerto telah digunakan sesuai dengan kemampuan lahannya seluas 95314 Ha dan lahan yang tidak sesuai seluas 2079 Ha. Besarnya perbandingan kesesuaian menunjukkan bahwa penggunaan lahan aktual di Kabupaten Mojokerto selama ini masih digunakan sesuai dengan peruntukannya. Sedangkan kesesuaian pola ruang dalam RTRW lahan seluas 76260 Ha telah sesuai diperuntukan dengan kemampuan lahannya, dan lahan seluas 835 merupakan lahan yang tidak sesuai atau tidak dianjurkan, kemudian seluas 18884 Ha merupakan lahan sesuai bersyarat, dan sisanya badan air pada penelitian ini merupakan lahan tidak dinilai kesesuaianya. Penggunaan lahan aktual dan alokasi lahan pada RTRW yang tidak sesuai di Kabupaten Mojokerto mayoritas dipengaruhi oleh lahan yang dibatasi lereng curam dan erosi. Rekomendasi arahan penggunaan lahan yang dapat dibuat yaitu dengan peninjauan ulang alokasi lahan menjadi lahan-lahan yang disesuaikan dengan kemampuan lahannya, contohnya lahan ditanami dengan tanaman yang memiliki perakaran dalam maupun tanaman keras seperti lahan penggembalaan maupun hutan. Sedangkan lahan dalam kategori sesuai bersyarat dapat ditangani dengan melakukan konservasi lahan seperti pembuatan dan perbaikan saluran drainase, penimbunan dan pemadatan tanah, pembuatan terasering seperti guludan, teras bangku, teras saluran, pergiliran tanaman yang ditunjang dengan cara-cara vegetatif sebagai konservasi tanah.

English Abstract

Mojokerto Regency has experienced population growth and rapid development, which has an impact on the occurrence of land conversion. The conversion of this land can increase the damage to existing land if the land use is not in accordance with its designation. The amount of limiting factors such as slope, erosion, drainage, and effective depth can cause fatal land damage if the land is used is not in accordance with the carrying capacity of the environment. Therefore, it is necessary to evaluate land use based on land capability to support optimal and sustainable development planning in Mojokerto Regency. This study aims to analyze the conditions of land use change from 1994, 2002, 2010 and 2018 in Mojokerto Regency. In addition to evaluating the suitability of actual land use and spatial patterns of RTRW based on land capability and determining recommendations as a form of land conservation and appropriate land use directions so the amount of land damage can be minimized. Land use was obtained using the supervised likelihood classification method on Landsat Imagey. Landsat imagery used is Landsat 5 TM for 1994, Landsat 7 ETM + for 2002 and 2010, and Landsat 8 OLI TIRS for 2018. Determination of land capability classification using a comparison method with tabularis analysis on the criteria of land capability class. This land capability class is obtained by taking into account the criteria for land boundary factors including slope, erosion rate, into effective soil, texture and drainage. The suitability of actual land use and land-based RTRW is obtained by overlaying between actual land use maps with land capability, and RTRW maps with land capability. The results of the overlay analysis determine the suitability category based on the limiting factors on the ability of the land to be (1) Appropriate, land use is suitable with the land capability, (2) Not suitable, land use is not suitable for the land, not recommended, (3) Conditionally, land can still be used as long as it is given treatment measures. The research data was obtained from the Center for Agricultural Land Research and Development, except for Landsat Image and DEM data obtained from the Earth Explorer, USGS page. The results of the research obtained are land use classified as a type of land use, including settlements, industries, fields, rice fields, plantations, production forests, protected forests, water bodies, and forest parks. Land use Change in Mojokerto Regency in 1994, 2002, 2010 and 2018 showed mixed results. The most extensive increase of land use in Mojokerto Regency occurs in fields which is 9281 Ha, it is followed by designation as settlements which increase by 7000 Ha. While the land use which experienced the most significant decline occurred in Production Forests covering an area of 9453 Ha, followed by protected forest land of 4552 Ha. This change in land use is triggered by the existence of people need for land that are very high. The results of the land capability class in Mojokerto Regency are 8 land capability classes, where class I land is the best land without land boundaries. Class II to class VIII land in Mojokerto Regency is land that is limited by drainage, slope, erosion and effective depth. Class I to class IV land is land that has high to moderate capability classes that can support agricultural business. Class V and class VI land can be considered for various other uses, class VII and class VIII land as conservation functions. In Mojokerto Regency the most extensive land is occupied by class IV land with an area of 35776.32 Ha, while the narrowest is land that occupies class V covering an area of 406.53 Ha. The actual land use suitability in Mojokerto Regency has been used appropite in accordance with the capability of the land area of 95314.33 Ha and non-compliant land area of 2078.67 Ha. The magnitude of the comparison of suitability shows that the actual land use in Mojokerto Regency is still being used in accordance with its designation. Whereas the suitability of the space pattern in the RTRW of land is 76259.48 Ha according to the capacity of the land, and an area of 834.63 is land that is not suitable or recommended, then an area of 18884.18 Ha is land according to conditional, and the rest of the water body in this study is land not assessed suitability. Land use that is not suitable in Mojokerto Regency is mostly influenced by land which is restricted by steep slopes and erosion. Recommendations for these non-compliant lands are by reviewing the allocation of land into lands that are adapted to their designation, for example, land planted with plants that have deep roots and perennials such as grazing land and forests. While the land in the conditional appropriate category can be handled by land conservation such as the construction and repair of drainage canals, landfilling and compaction of land, making terraces such as mounds, bench terraces, garden terraces, crop rotation supported by vegetative methods as soil conservation besides fertilization.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: TES/041900497/FIR/p/2018/041900497
Uncontrolled Keywords: LAND USE, LAND USE—MANAGEMENT, LAND USE SURVEYS
Subjects: 300 Social sciences > 333 Economics of land and energy > 333.7 Land, recreational and wilderness areas, energy > 333.73 Land > 333.731 General topics of land > 333.731 3 General topics of land (Consumption)
Divisions: Program Pascasarjana > Magister Pengelolaan Lingkungan, Program Pascasarjana
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 20 Dec 2019 02:04
Last Modified: 21 Oct 2021 02:44
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/177211
[thumbnail of Zuhri Firdaus (2).pdf]
Preview
Text
Zuhri Firdaus (2).pdf

Download (7MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item