Partisipasi Masyarakat Dalam Proses Perencanaan Pembangunan Desa (Studi Kasus Budaya Mamfatin Ukunrai di Desa ‘Naran’ Kecamatan Raimanuk Kabupaten Belu)

Nahak, Imelda (2019) Partisipasi Masyarakat Dalam Proses Perencanaan Pembangunan Desa (Studi Kasus Budaya Mamfatin Ukunrai di Desa ‘Naran’ Kecamatan Raimanuk Kabupaten Belu). Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Studi kasus kualitatif ini bertujuan untuk mengkaji kondisi partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan desa, mengidentifikasi faktor-faktor yang mendorong dan menghambat partisipasi masyarakat, menjelaskan keterkaitan antara budaya mamfatin ukunrai dan partisipasi masyarakat serta menjelaskan upaya yang dapat ditempuh untuk mereduksi dampak dari budaya mamfatin ukunrai terhadap partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat sangat penting karena bisa menjamin efektivitas program pembangunan. Dalam praktiknya, terdapat sejumlah kendala partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan. Beberapa kendala yang berhasil diidentifikasi, yaitu tidak adanya dukungan hukum (Rumensten, 2012), kurangnya kesadaran masyarakat, rendahnya kualitas SDM, lama tinggal dan jenis pekerjaan yang menyita waktu luang (Wijaksono, 2013), kurangnya sosialisasi dari pemerintah (Sagita, 2016), kemiskinan dan keterbatasan akses yang diberikan pemerintah (Ompusunggu, 2017), dan adanya kepentingan birokrasi (Mbeche, 2017). Studi-studi tersebut belum mempertimbangkan faktor budaya yang menyebabkan rendahnya partisipasi masyarakat. Studi kasus kualitatif ini memperluas studi-studi sebelumnya dengan mengungkap budaya mamfatin ukunrai yang mendorong rendahnya partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan di Desa Naran (samaran) Kecamatan Raimanuk Kabupaten Belu. Budaya mamfatin ukunrai merupakan kebiasaan masyarakat yang menganggap perencanaan pembangunan sebagai tugas dan tanggung jawab pemerintah. Masyarakat hanya berperan sebagai pelaksana program pembangunan yang ditetapkan pemerintah. Kebiasaan ini merupakan warisan sistem pemerintahan kerajaan dan mendominasi pola pikir masyarakat. Kebiasaan sangat menghargai pemerintah tanpa disadari menciptakan jarak tak kelihatan antara pemerintah dan masyarakat dan menyebabkan masyarakat enggan untuk berpartisipasi. Data penelitian ini diperoleh melalui wawancara secara mendalam dengan 12 orang informan yang dipilih dengan teknik snowball sampling, observasi partisipan terhadap musrenbangdes, pelatihan aparatur desa, sosialisasi kesehatan ibu dan anak serta musyawarah pembentukan struktur dan penyusunan program kerja PKK Desa Naran tahun 2019. Studi dokumen juga dilakukan terhadap dokumendokumen perencanaan seperti daftar hadir musrenbangdes, foto-foto kegiatan, notulen, RPJMDes dan RKPDes.

English Abstract

This qualitative case study aims to examine condition of community participation in village development planning, to identification driving factor and obstacles in participation, to explain relevance between culture of mamfatin ukunrai and village participation and how to reduct the negative impact of mamfatin ukunrai culture in development planning process . Participation is central since it can assure the effectiveness of development programs. There are a number of obstacles to community participation in development planning. Some identified barriers are the absence of legal support (Rumensten, 2012), lack of public awareness, low quality of human resources, length of stay and hours employment type (Wijaksono, 2013), lack of socialization from the government (Sagita, 2016), poverty and limited access provided by the government (Ompusunggu, 2017), and interest of bureaucracy in planning (Mbeche, 2017). These studies, indeed, have not considered yet cultural factor leading to disinvolvement. This qualitative case study extends previous studies by revealing the culture of mamfatin ukunrai discouraging community participation in development planning in Naran Village (pseudonym), Raimanuk Subdistrict, Belu Regency. Mamfatin ukunrai is a custom considering development planning is government's duties and responsibilities. Villagers are merely the executor of development programs. This custom is a legacy of royal government system and dominates the mindset of villagers. The tradition of highly appreciating the government unwittingly creates an invisible distance between government and society. It has discouraged villagers’ participation. Data has been collected by deep through interview with 12 informant, participant observation in village development palnning discussion, training village officials, dissemination of maternal and child health, and deliberation formation structure of “PKK” of Naran Village in 2019. Also document study that consists of list of attendees, photos, minutes and planning documents in village development planning discussion.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/302.14/NAH/p/2019/041907611
Uncontrolled Keywords: SOCIAL PARTICIPATION, SOCIAL DEVELOPMENT PLANNING
Subjects: 300 Social sciences > 302 Social interaction > 302.1 General topics of social interaction > 302.14 Social participation
Divisions: S2/S3 > Magister Ilmu Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 19 Dec 2019 03:45
Last Modified: 19 Dec 2019 03:45
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/177162
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item