Setyo, Didiek Darmadi Tri (2016) Efek Propolis Terhadap Peningkatan Jumlah Osteoblas, Kondrosit, Dan Penurunan Jumlah Osteoklas Pada Tikus Wistar (Rattus Novergicus) Yang Mengalami Perlakuan Patah Tulang Femur. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Frakturtulangadalahterputusnyakontinuitasjaringantulang, baik yang bersifat total maupunparsial.Proses penyembuhan tulang dapat terhambat akibat adanya radikal bebas pada setiap tahapannya. Propolisadalahsuatuzat yang dihasilkanolehlebahmaduyang memilikiefekantioksidan, anti-inflamasi, dan regenerasijaringantulang. Propolismengandunglebihdari 300 kandungankimiawi yang berbeda-beda, flavonoid merupakankandungan yang utama (25%). Flavonoid adalahsuatucampuranpolifenol yang berperansebagaiantioksidanmelaluiinhibisiperoksidasi lipid.Quercetinadalahsuatuflavonoldanfitoestrogen yang cukupbanyakditemukandalampropolisdimanaquercetinmeningkatkanaktivitasalkalinfosfat asedanmembantuformasitulangbarupadamatrikskolagen. Ipriflavone (7- isopoxyisoflavone), suatuderivatisoflavonoidsintetik, terbuktidapatmerangsangosteogenesisdanberpotensimenjadisaranaterapiuntukmenduku ngpenyembuhanfrakturtulang.Ditemukanjugacaffeic acid phenethyl ester (CAPE) sebagai anti-inflamasi, pada IL‐1 β, menurunkan produksi NO dan GAG. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian propolis dalam proses penyembuhan tulang. Dengan mengetahui pengaruh pemberian propolis terhadappeningkatanjumlahosteoblasdalam proses penyembuhantulang.Mengetahui pengaruh pemberian propolis terhadap peningkatan jumlah kondrosit dalam proses penyembuhan tulang.Mengetahui pengaruh pemberian propolis terhadap penurunan jumlah osteoklas dalam proses penyembuhan tulang. Penelitianmenggunakan24 tikusWistar (Rattusnovergicus)jantan.Tikus diberi perlakuan patah tulang, kemudian dilakukan reposisi dan long leg cast. Kemudian dibagi acak dalam 4 kelompok.Kelompok perlakuan1 (KP1) mendapatkanterapipropolispadahari ke-3 hinggahari ke-7 post fraktur; Kelompokperlakuan 2(KP2) mendapatkanterapipropolispadahari ke-0 hinggahari ke-7 post fraktur; Kelompokperlakuan 3(KP3) mendapatkanterapipropolispadahari ke-0 hinggahari ke-14 post fraktur; danKelompokkontrol (KK) tidakmendapatkanterapipropolis. Sampel diambil padahari ke-15 untukmelihatjumlahosteoblas, osteoklas, dankondrosit di tempatpatahtulang. Analisis data dilakukandengan One-way ANOVA. Dengan hasil perbedaanjumlahosteoblasantarkelompokmenunjukkanbahwareratajumlahosteoblasantar kelompok KP1, KP2, dan KP3 berbedasecarasignifikandengan KK. Kelompok KP1 dan KP2 tidakberbedasignifikan (p = 0.594). Reratajumlahosteoklasantarkelompok KP1, KP2, dan KP3 berbedasecarasignifikandengan KK. Kelompok KP2 dan KP3 tidakberbedasignifikan (p = 0.936).Reratajumlahkondrositantarkelompok KP1, KP2, dan KP3 tidakberbedasecarasignifikan (p>0.05), dan KK berbedasecarasignifikanterhadapKP1, KP2, danKP3. Kelompok KP3 memilikijumlahosteoblasdan kondrosit yang paling banyak. Hal inimenunjukkanbahwapemberianpropolismeningkatkanjumlahosteoblas dan kondrositsecaratime-dependent.KP2 dan KP3 memilikijumlahosteoklas yang paling sedikit dimana tidak berbeda secara signifikan. Propolisterbuktimenghambatformasidanmaturasiosteoklas. viii Semakin dini dan lama pemberian propolis menghasilkan peningkatan osteoblas, kondrosit dan penurunan osteoklas tanpa menimbulkan efek samping pada tikus Rattus Novergicus var Wistar secara in vivo. Dan dapat digunakan sebagai terapi tambahan pada patah tulang untuk mempercepat penyembuhan patah tulang dan memperkuat tulang.
English Abstract
Bone fracture is the discontinuation of bone, totally or partially. The process of bone healing can be inhibited by the presence of free radicals on each of its stages. Propolis is a substance produced by honeybees, that have antioxidant, anti-inflammation, and bone regenerative properties. Propolis contains of 300 various chemical compounds. Flavonoid is the main component (25%). Flavonoid is a compound of polyphenol that exert its antioxidant effect through the inhibition of lipid peroxidation. Quercetin is a flavonol and phytoestrogen that is abundantly found in propolis, where it increases the activity of alkaline phosphatase and support the formation of new bone on the collagen matrix. Ipriflavone (7- isopoxyisoflavone), is a derivate of synthetic isoflavonoids that is proved to stimulate osteogenesis and has the potency to support bone fracture healing. Propolis also contains caffeic acid phenethyl ester (CAPE) as an anti inflammationon IL‐1 β, decreasing the productioon of NO and GAG. The purpose of this study is to evaluate the effect pfpropolis on the bone healing process, by examining the number of osteoblasts, chondrocytes, and osteoclasts. This study used 24 male Wistar(Rattusnovergicus). The femoral bone was fractured, and long leg cast was applied. The rats were randomly grouped into 4 groups. Intervention group 1 (IG1) was given propolis on the 3rd-7th day post fracture; intervention group 2 (IG2) was given propolis on the 0-7th day post fracture; intervention group 3 (IG3) was given propolis on the 0-14th day post fracture. Control group was not given propolis (CG). Samples were collected on the 15th day to examine the number of osteoblasts, osteoclasts, and chondrocytes on the bone fracture sites. Data analysis was done using One-way ANOVA. The result showed a significantly different mean osteoblast count between IG1, IG2, IG3, and the control group. IG1 and IG2 do not differ significantly (p = 0.594). The mean osteoclast count between IG1, IG2, IG3, and CG differed significantly. The level in IG2 and IG 3 was not significantly different (p= 0.936).IG3 had the most osteoblast and chondrocytes; this means that propolis increased the osteoblast and chondrocyte counts in a timedependent manner. IG2 and IG3 have the least counts, which is not significantly different. Propolis is proved to inhibit the formation and maturation of osteoclasts. The earlier and the longer propolis was given,the greater the increase of osteoblasts, chondrocytes, and the decrease of osteoclasts without any side effects on rats in vivo. Propolis can be used as a supplemental therapy in bone fracture to fasten the bone healing process and to strengthen the new bone.
Other obstract
-
| Item Type: | Thesis (Magister) |
|---|---|
| Identification Number: | TES/611.71/SET/e/2016/041802313 |
| Uncontrolled Keywords: | BONES |
| Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 611 Human anatomy, cytology, histology > 611.7 Musculoskeletal system, integument > 611.71 Bones |
| Divisions: | Profesi Kedokteran > Spesialis Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran |
| Depositing User: | Endang Susworini |
| Date Deposited: | 19 Dec 2019 02:36 |
| Last Modified: | 19 Dec 2019 02:36 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/177136 |
Actions (login required)
 |
View Item |