Produktivitas Kambing Peranakan Etawa Galur Senduro di Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang

Salim, Ridaka (2019) Produktivitas Kambing Peranakan Etawa Galur Senduro di Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Usaha peternakan kambing di Indonesia mengalami peningkatan, salah satunya kambing Peranakan Etawa yang merupakan kambing persilangan kambing Jamnapari dan kambing Menggolo. Hasil persilangan ini menghasilkan kambing Ettawa galur Senduro, galur Senduro hanya memilki warna dominan putih. Kambing ini dikenal memiliki sifat dwiguna atau sebagai penghasil susu dan daging. Keunggulan dari galur Senduro karena kambing ini memiliki sifat prolifik atau mampu melahirkan anak lebih dari satu setiap kelahiran, adaptasi lingkungan yang baik terhadap lingkungan tropis dan tahan terhadap penyakit. Penelitian ini dilaksanakan di tiga desa yaitu Desa Kandangan, Desa Kandangtepus dan Desa Burno Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang. Pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal 1 September sampai 1 Oktober 2018. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji penampilan produktivitas kambing PE galur Senduro melalui performan produksi meliputi berdasarkan litter size, kid crop, dan mortalitas di Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pemerintah daerah dalam mengembangkan peternakan kambing khususnya berkaitan dengan upaya pelestarian plasma nutfah. Materi penelitian yang digunakan adalah 1822 ekor kambing Peranakan Etawa. Lokasi penelitian dipilih secara purposive sampling dan penentuan responden di setiap desa dilakukan berdasarkan kepadatan ternak. Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling. Variabel yang diamati adalah struktur populasi, karakteristik ternak, litter size, mortalitas dan kid crop. Data yang diperoleh berupa data primer dengan pengamatan secara langsung pada ternak kambing PE galur Senduro menggunakan kuisioner dan data sekunder didapatkan terkait untuk mengetahui jumlah populasi dan jumlah peternak yang memelihara kambing PE galur Senduro di Kecamatan Lumajang, kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar kambing jantan dengan telinga terpilin adalah 77,2%, tidak terpilin 22,8 %. Kambing betina dengan telinga terpilin 79,2% dan tidak terpilin 20,8%, menunjukkan bahwa didapat bahwa bentuk telinga dengan terpilin atau membentuk lipatan-lipatan sangat mendominasi. Menurut Kementan No. 1055 tahun 2014 bahwa karakteristik kambing PE galur Senduro bertanduk dan tidak bertanduk. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan kambing jantan bertanduk adalah 58%, tidak bertanduk 42%. Kambing betina bertanduk 48,4% dan tidak bertanduk 51,6%. Litter size di Desa Kandangan adalah 1,49, Desa Kandangtepus 1,59 dan Desa Burno 1,20, dan rataannya adalah 1,45. Mortalitas anak kambing di Desa Kandangan adalah 16,96%, Desa Kandangtepus 11,83% dan Desa Burno 14,94% dengan rataan 14,13%. Desa Kandangan mengalami mortalitas yang tinggi hal ini diduga dipengaruhi oleh faktor kesulitan induk dalam melahirkan, jumlah anak yang dilahirkan, serta kemampuan induk merawat anaknya. Rataannya dari ketiga Desa tersebut adalah 14,13%. Rataan panen anak penelitian ini sebesar 127,18%. Angka panen anak untuk Desa Kandangtepus sebesar 139,66% lebih tinggi dibandingkan angka panen anak di Desa Kandangan dan Desa Burno yang masing-masing sebesar 131,76% dan 110,12%. Disarankan untuk mengontrol pengeluaran ternak kambing jantan dan melakukan program pencatatan (recording) agar tidak terjadi perkawinan sedarah (inbreeding). Peternak tidak melakukan perkawinan beda galur antara galur Kaligesing dan Senduro agar menghasilkan ternak yang murni dari hasil kawin silang.

English Abstract

The aim of this study was to find the productivity of Senduro goat farming. Senduro goat was known to have both high produce of milk and meat. The litter size of Senduro giat in this study were 1.49 at Kandangan Village, 1.59 at Kandangtepus Village and 1.20 at Burno Village, with the average 1.45. The mortality were in 16.96% Kandangan Village, 11.83% at Kandangtepus Village and 14.94% at Burno Village with average. The goat harvest rate for Kandangtepus Village is 139.66% higher than Kandangan and Burno Villages which were 131.76% and 110.12%. The average harvest of this of this study was 127.18%. Senduro goat has been in accordance with the Decision of Ministry of Agriculture No. 1055 of 2014 which had the dominant color white, twisted ear shape, had horns and no horns.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FAPET/2019/452/051910225
Uncontrolled Keywords: Productivity, Senduro Goat
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry > 636.3 Sheep and goats > 636.39 Goats > 636.392 Specific breeds of goats
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 02 Oct 2020 02:11
Last Modified: 02 Oct 2020 02:11
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/176704
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item