Pengaruh Penambahan Kultur Mikroba Azotobacter pada Feses Sapi sebagai Media Tanam Jagung Manis (Zea mays saccharata).

A’yun, Siti Khurrotul (2019) Pengaruh Penambahan Kultur Mikroba Azotobacter pada Feses Sapi sebagai Media Tanam Jagung Manis (Zea mays saccharata). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Limbah peternakan berupa feses sapi, dapat mencemari lingkungan apabila dibuang begitu saja atau dibiarkan menumpuk di sekitar kandang tanpa ada penanganan. Feses sapi juga tidak dapat diaplikasikan langsung pada tanaman karena dapat menyebabkan perebutan unsur N antara mikroba pembusuk dengan tanaman, sehingga dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman tidak maksimal. Pengolahan feses sapi dapat dilakukan dengan cara mengolahnya menjadi kompos. Penambahan kultur mikroba Azotobacter dapat mempercepat proses pengomposan karena Azotobacter merupakan salah satu aktivator yang dapat membantu mempercepat proses fermentasi karena dibantu oleh mikroorganisme yang dapat menguraikan bahan organik dalam bahan kompos. Selain itu, kompos dengan penambahan kultur mikroba Azotobacter dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan ketersediaan N, P, dan K serta senyawa-senyawa organik yang dibutuhkan oleh tanaman, sehingga penggunaan kompos ini dapat memperbaiki pertumbuhan dan produksi tanaman. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 November 2018 - 20 Februari 2019 di peternakan sapi perah milik bapak Tio yang terletak di desa Bumiaji, Batu, Malang. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan kultur mikroba Azotobacter pada pembuatan kompos feses sapi sebagai media tanam jagung manis (Zea mays saccharata) serta mengetahui proporsi yang terbaik yang dapat mempercepat pengomposan dan meningkatkan kandungan unsur hara pada kompos. Penelitian ini diharapkan berguna sebagai sumber informasi dalam pembuatan kompos dari feses sapi dengan penambahan kultur mikroba Azotobacter dan pemilihan proporsi yang tepat untuk menghasilkan kompos yang baik. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah feses sapi perah yang dikomposkan dengan penambahan kultur mikroba Azotobacter. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Legkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 6 ulangan. Perlakuan yang dilakukan antara lain: P0 (90 kg feses sapi + 5 kg sekam + 5 kg bekatul + tanpa Azotobacter), P1 (90 kg feses sapi + 5 kg sekam + 5 kg bekatul + 150 cc Azotobacter), P2 (90 kg feses sapi + 5 kg sekam + 5 kg bekatul + 250 cc Azotobacter), dan P3 (90 kg feses sapi + 5 kg sekam + 5 kg bekatul + 350 cc Azotobacter). pengamatan pertumbuhan tanaman jagung manis dilakukan selama 8 minggu dengan variabel yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, dan lebar daun. Data yang sudah didapatkan dianalisis menggunakan analisis ragam ANOVA (Analysis of Varience) dan apabila terdapat perbedaan yang nyata dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pengomposan feses sapi dengan penambahan kultur mikroba Azotobacter dapat berjalan lebih cepat daripada perlakuan tanpa penambahan kultur mikroba Azotobacter serta memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap tinggi tanaman jagung manis dengan hasil rata-rata tinggi tanaman yaitu P0 (81,24 ± 5,25), P1 (90,17 ± 4,59), P2 (86,70 ± 2,26), dan P3 (86,98 ± 5,51). Namun, penambahan kultur mikroba Azotobacter tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap jumlah daun dan lebar daun pada tanaman jagung manis. Hasil rata-rata jumlah daun pada tanaman jagung manis diantaranya sebagai berikut: P0 (9,11 ± 0,42), P1 (9,34 ± 0,48), P2 (9,26 ± 0,18), dan P3 (9,38 ± 0,45), sedangkan rata-rata lebar daun pada tanaman jagung manis diantaranya adalah sebagai berikut: P0 (6,64 ± 0,36), P1 (7,02 ± 0,36), P2 (7,00 ± 0,20), dan P3 (7,05 ± 0,24). Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penambahan kultur mikroba Azotobacter dengan proporsi yang berbeda dapat memberikan pengaruh yang berbeda terhadap kecepatan pengomposan dan hasil pertumbuhan tanaman jagung manis. Hasil yang optimum didapatkan dari penambahan 150 cc kultur mikroba Azotobacter pada 90 kg feses sapi + 5 kg sekam + 5 kg bekatul, tetapi kondisi lingkungan seperti suhu, panas, dan curah hujan juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Saran dari penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dalam pembuatan kompos menggunakan feses ternak yang berbeda dengan proporsi penambahan kultur mikroba Azotobacter yang lebih banyak serta pengaplikasian pada jenis tanaman yang lainnya.

English Abstract

The purposes of this research were to determine the effect of addition of Azotobacter microbial culture on cow fecces as a media for planting sweet corn (Zea mays saccharata), and also to examine the best proportion of Azotobacter microbial culture addition to accelerate composting and increase nutrient. The materials used for this experiment were cow fecces, husks, bran and Azotobacter microbial culture. Addition of Azotobacter microbial culture was divided into 4 treatments, there were T0 (without Azotobacter), T1 (150 cc Azotobacter), T2 (250 cc Azotobacter), and T3 (350 cc Azotobacter). The variables that analize were plant height, number of leaves, and leaf width. The method used in this research was field experimental and Completely Randomized Design (CRD) with 4 treatments and 6 replications and each replication consisted of 3 units, data were analyzed using Analysis of Variance (ANOVA) and if there were differences then continued with Duncans's Multiple Range Test (DMRT). The results showed that the addition of Azotobacter microbial culture had a significant effect on plant height (P<0.05) with the average value of plant height was T0 (81.24 ± 5.25a), T1 (90.17 ± 4, 59b), T2 (86.70 ± 2.26ab) and T3 (86.98 ± 5.51ab), while the number of leaves and width of leaves did not have a significant effect (P>0.05). The average number of leaves was T0 (9.11 ± 0.42), T1 (9.34 ± 0.48), T2 (9.26 ± 0.18) and T3 (9.38 ± 0.45). The average value of leaf width was T0 (6.64 ± 0.36), T1 (7.02 ± 0.36), T2 (7.00 ± 0.20) and T3 (7.05 ± 0.24). Based on these results it can be concluded that the addition of Azotobacter microbial culture with the proportion of 150 cc/100 kg ingrediends gave more optimal results to accelerate composting and increase the production of sweet corn plants (Zea mays saccharata).

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FAPET/2019/444/051910217
Uncontrolled Keywords: Azotobacter microbial culture, compost, cow fecces, sweet corn (Zea mays saccharata).
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry > 636.08 Specific topics in animal husbandry > 636.083 Care, maintenance, training > 636.083 8 Animal waste management / Animal waste--Management / Animal waste--Environmental aspects
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: soegeng Moelyono
Date Deposited: 02 Oct 2020 02:08
Last Modified: 02 Oct 2020 02:08
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/176523
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item