Ardiyanti, Riza (2019) Manajemen Pemberian Rumput Odot Untuk Produksi Susu Sapi Perah Di Kecamatan Ngantang Malang Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kecamatan Ngantang merupakan salah satu wilayah pemasok susu di Indonesia yaitu kurang lebih sebanyak 60 ton/hari. Populasi sapi perah di Kecamatan Ngantang pada tahun 2014-2016 selalu mencapai kenaikan. Pemeliharaan sapi perah yang paling utama untuk diperhatikan adalah pakan ternak. Pakan utama sapi perah adalah hijauan. Hijauan pakan ternak yang mulai berkembang pada saat ini adalah rumput odot. Rumput odot mulai dikembangkan di daerah Kecamatan Ngantang dan sebagian peternak mulai menggunakan hijauan tersebut untuk pakan ternaknya khususnya ternak sapi perah. Keunggulan dari rumput odot ini yaitu hampir semua bagian dari tanaman tersebut dapat dimakan oleh ternak, sehingga tidak banyak bagian yang tertinggal atau terbuang. Diharapkan dengan pemberian hijauan yang baik akan menghasilkan susu yang bagus.viii Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji tentang menejemen pemberian rumput odot untuk produksi susu sapi perah. Manfaat Penelitian ini adalah memberikan informasi kepada peternak khususnya dan masyarakat pada umumnya, mengenai manajemen pemberian rumput odot untuk produksi susu sapi perah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder, data primer diperoleh dengan wawancara terhadap responden dan data sekunder yaitu produksi susu sapi perah yang diperoleh dari KUD Sumber Makmur di Kecamatan Ngantang, Malang, Jawa Timur. Responden sebanyak 16 peternak, penentuan responden peternak dilakukan menggunakan metode purposive sampling dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan bantuan grafik. Hasil penelitian menunjukan bahwa responden peternak memiliki tingkat pendidikan rendah yaitu tingkat SD sebanyak 69%. Beternak merupakan usaha utama bagi Masyarakat di Kecamatan Ngantang dan merupakan usaha turun temurun sehingga memiliki pengalaman beternak lebih dari 10 tahun. Kepemilikan ternak responden paling banyak adalah betina laktasi yaitu sebanyak 56%. Ternak di Kecamatan Ngantang mulai diperkenalkan rumput baru yaitu rumput odot dengan rata-rata penggunaan pakan hijauan rumput gajah sebanyak 21,4±9,32 kg rumput odot 19,5±12,46 kg. Hijauan diberikan dalam sehari 2-3 kali yaitu pada pagi dan sore hari atau pada siang dan sore hari. Hijauan tersebut dicoper terlebih dahulu menggunakan alat coper kemudian dicampur dan baru diberikan pada ternak. Hijauan yangix diberikan untuk pakan ternak rata-rata pada umur dua bulan sampai empat bulan untuk rumput gajah sedangkan rumput odot rata-rata pada umur satu setengah tahun sampai dengan empat bulan. Produksi susu sapi perah responden rata-rata mencapai 10,2-11,5 liter/ekor/hari dengan rata-rata 10,9±0,44 liter/ekor/hari. Uji korelasi antar variabel penelitian dengan produksi susu (liter/ekor/hari) yang berkorelasi signifikan adalah jumlah pemberian konsentrat. Pemberian jumlah hijauan pada campuran pakan hijauan memiliki korelasi tidak signifikan tetapi bernilai positif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa manajemen pemberian hijauan yang dilakukan responden tidak berhubungan terhadap produksi susu karena responden tidak membedakan manajemen pemberian hijauan berdasarkan keadaan fisiologi ternak. 50% responden memberikan hijauan dua kali sehari sedangkan 50% sisanya memberikan hjauan sebanyak tiga kali sehari. Pemberian rumput odot tidak dilakukan setiap hari, hal ini dikarenakan keterbatasan luas lahan yang dimiliki oleh responden. Manajemen pemberian hijauan yang dilakukan responden mampu menghasilkan susu rata-rata sebanyak 10,9±0,44 liter/ekor/hari. Peternak juga disarankan untuk menggunakan rumput odot sebagai pakan hijauan dengan frekuensi jumlah pemberian ditingkatkan secara bertahap agar produksi susu semakin meningkat. Hal ini ditunjang oleh penelitian Indira (2017) yang pernah dilakukan juga di Kecamatan Ngantang tentang produksi susu dengan menggunakan pakan hijauan rumput gajah saja menghasilkan jumlah produksi susu yang lebih rendah.
English Abstract
The purpose of this research was to study the management of dwarf elephant grass feeding by small holder dairy farmers at Ngantang Sub District, Malang Regency. Sixteen respondens were surveyed using a structured questionnaire to get informations about profile of the respondent, feeding management of and milk production of dairy cows. The data obtained were analyzed descriptively which were illustrated in the form of graphs, tables and diagrams the explained and compared with the teory of literature. The results showed that the use of dwarf elephant grass averaged 19.5±12.46 kg/head/day or 47.7% of the total forages mixture, but its use cannot be continuous every day. Cows given dwarf elephant grass as forages mixture produced milk production 10.9±0.44 litre/head/day. In this research, the variables that significantly correlated with milk production were the amount of concentrate that reached correlationvi coefficient of 0.498, indicating that the both variables had a strong enough correlation.
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FAPET/2019/136/051909902 |
Uncontrolled Keywords: | Management forage feeding, dwarf elephant grass, dairy milk production |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry > 636.2 Cattle and related animals > 636.21 Cattle for specific purposes > 636.214 2 Cattle milk |
Divisions: | Fakultas Peternakan > Peternakan |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 05 Aug 2020 07:56 |
Last Modified: | 24 Oct 2021 09:39 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/176414 |
![]() |
Text
Riza Ardiyanti_145050100111206_Skripsi (2).pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |