Mantra Gebyak Selapanan pada Ritual Kelahiran di Desa Bumiaji, Kota Batu: Kajian Antropolinguistik

Safitri, Retno Mardiono (2019) Mantra Gebyak Selapanan pada Ritual Kelahiran di Desa Bumiaji, Kota Batu: Kajian Antropolinguistik. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Gebyak Selapanan merupakan ritual kelahiran bayi yang dilaksanakan pada hari ke-35 kelahiran bayi. Ritual ini biasanya dilaksanakan pada sore hari dan dipimpin oleh seorang dukun bayi. Dukun bayi bertugas untuk memandikan, memotong rambut, merawat bayi, dan menggebyak bayi. Gebyak selapanan dipercaya dapat menolak balak dan membuat bayi tidak mudah kaget. Gebyak selapanan ini akan menjadi kajian dalam penelitian ini, hal itu didasarkan pada alasan (1) gebyak selapanan akan mengalami kepunahan mengingat saat ini dukun bayi sudah memasuki usia senja, (2) rendahnya minat orang tua muda terhadap ritual GS, (3) perkembangan Kota Batu yang cukup pesat perlahan membawa perubahan kebudayaan terutama ritual GS. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui struktur kalimat dan afiksasi yang terdapat di dalam mantra GS dan (2) untuk mengetahui keterkaitan struktur kalimat dan afiksasi dengan kebudayaan yang terdapat di dalam mantra GS. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Data dalam penelitian ini, yaitu mantra GS di Desa Bumiaji, Kota Batu. Sumber data dalam penelitian ini adalah ritual GS dan informan/ dukun bayi. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh 3 hasil, yaitu berdasarkan struktur kalimat, afiksasi, dan keterkaitan struktur kalimat dan afiksasi dengan aspek kebudayaan di dalam mantra GS. Dari segi struktur kalimat ditemukan sebanyak 34 kalimat dengan pola S-P (8), pola S-P-O (8), pola P-S (6), pola S/P-Ket. (6), pola P-O-S (1), pola S-O (1), pola S-P-O-K (2), dan pola ɸ-P (1). Dari segi afiksasi ditemukan sebanyak 21 kata yang mengalami proses afiksasi dengan pola D-e (6), N-D (2), D-o (2), di-D-ono (1), di-D-no (1), N-D-no (1), N-D-i (1), ke-D-an (2), dan sa-D-e (1). Dari segi keterkaitan struktur kalimat dan afiksasi dengan kebudayaan ditemukan adanya kalimat perintah di dalam mantra GS yang diperuntukkan untuk menolak balak pada bayi hal tersebut dapat diketahui melalui penggunaan verba imperatif di dalam kalimat tersebut. Selain itu, dalam ritual GS terdapat piranti yang digunakan untuk menunjang ritual GS, yaitu kembang dulur, kembang manten, kembang wangi, kembang metri, nini among jabang bayi, dan ketheng.

English Abstract

Gebyak selapanan is a birth ritual hold on the 35th day of birth the baby. This ritual is ussually carried out in the afternoon and is led by a dukun. The dukun is in charge of bathing, cutting hair, caring for the baby and pounding the baby. Gebyak selapanan is believed to be able to tolak balak and make babies not easily surprised. Gebyak selapanan will be studied in this study, it is based on reason (1) gebyak selapanan will extinct considering the currenty the dukun has entered old age, (2) low interest of young parents towards, (3) the rapid of the City of Batu slowly brought about the changes in culture especially ritual of GS. The purpose of this research is (1) to find out the sentence structure and affixation contained in the mantra GS, (2) to find out the relation between sentence structure and affixation contained in the mantra GS. This research uses descriptive qualitative research. Data in this research that is mantra of GS in the Bumiaji, City of Batu. Based on the result of the study, obtained 3 results, namely based on sentence structure, affixation, and relation between sentence structure and affixation with culture aspect in mantra of GS. In terms of sentence structure found 34 sentence with pattern S-P (8), S-P-O (8), P-S (6), S/P-Ket. (6), P-O-S (1), S-O (1), S-P-O-K (2), and -P (1). In the affixation found 22 words experience affixation process with pattern D+ne (8), N + D (2), D + o (2), di + D +ono (1), di + D + no (1), N + D + no (1), N + D + i (1), ke + D + an (2), sa + D + e (1), and sa + D. In terms of the relation sentence structure and affixation with culture it is found that there is a command sentence in the mantra, which is intended to tolak balak in babies. This can be known through in the use of imperative verbs in the sentences. Other than that in rituals, there are tools used to support the ritual of GS, namely kembang dulur, kembang kemanten, kembang wangi, kembang metri, nini among jabang bayi, and ketheng.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FIB/2019/295/051908795
Uncontrolled Keywords: Mantra, gebyak selapanan, Struktur Kalimat, Afiksasi-Mantra, Gebyak Selapanan, Sentence Structure, Affixation.
Subjects: 300 Social sciences > 306 Culture and institutions > 306.4 Spesific aspects of culture > 306.44 Language
Divisions: Fakultas Ilmu Budaya > Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 07 Oct 2020 17:08
Last Modified: 06 May 2024 01:39
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/175463
[thumbnail of Retno Mardiono Safitri.pdf] Text
Retno Mardiono Safitri.pdf

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item