Pratama, Rizqi Gilang (2019) Komodifikasi Budaya Malang dan Sejarah Ken Dedes sebagai Potensi Pariwisata dalam Pengembangan Wisata Budaya di Kampung Budaya Polowijen. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Perkembangan pariwisata di Kota Malang tidak terlepas dari keberhasilan Kampung Warna-warni Jodipan dalam menarik wisatawan. Melalui kesuksesan Jodipan Kota Malang membentuk sebelas desa wisata lain dengan memanfaatkan potensi masing-masing desa. Kampung Budaya Polowijen menjadi salah satu dari desa wisata tersebut. Mengoptimalkan potensi desa berupa budaya Malang dan sejarah Ken Dedes, memunculkan pertanyaan yang layak dibahas terkait bagaimana upaya komodifikasi yang dilakukan oleh masyarakat dalam membangun Kampung Budaya Polowijen. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana dinamika dalam masyarakat melakukan komodifikasi budaya Malang dan sejarah Ken Dedes dalam mengembangkan pariwisata di Kampung Budaya Polowijen. Penelitian ini dilaksanakan di Kampung Budaya Polowijen, Kelurahan Polowijen, Kota Malang. Menurut penuturan banyak pihak desa ini diduga sebagai desa dari Ken Dedes sekaligus menjadi tempat asal mula kesenian Topeng Malangan lahir dan berkembang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode etnografi, dengan proses pencarian data berupa observasi partisipasi, wawancara yang terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Pemilihan informan dilakukan dengan cara purposive sampling dengan tiga kategori informan yang berdasarkan masyarakat Kampung Budaya Polowijen, elit politik baik di tingkat desa dan kota, serta masyarakat non-elit politik dan non-masyarakat Kampung Budaya Polowijen. Hasil penelitian menunjukan bahwa komodifikasi yang terjadi di Kampung Budaya Polowijen terbagi ke dalam tiga bentuk. Komodifikasi isi yang membuat substansi dari arsitektur, kesenian tari Topeng Malangan, bentuk topeng, dan sejarah Ken Dedes mendapat sentuhan masyarakat agar terkesan bisa dinikmati dalam pariwisata. Ke dua komodifikasi audiens yang membuat Kampung Budaya Polowijen semakin dikenal dengan adanya audiens. Ke tiga komodifikasi pekerja yang membuat adanya aturan bagi masyarakat Kampung Budaya Polowijen untuk tampil seperti pekerja pariwisata dengan perilaku dan pakaian yang sudah diatur.
English Abstract
The development of tourism in Malang City is inseparable from the success of Jodipan Colorful Village in attracting tourists. Through the success of Jodipan Malang City formed eleven other tourism villages by utilizing the potential of each village. The Polowijen Cultural Village is one of the tourist villages. Optimizing village potential in the form of Malang culture and the history of Ken Dedes, raising questions that are worthy of discussion are related to how the commodification efforts carried out by the community in developing the Polowijen Cultural Village. Therefore this study aims to see how the dynamics in the community are commodifying Malang culture and Ken Dedes history in developing tourism in the Kampung Budaya Polowijen. This research was carried out in the Kampung Budaya Polowijen, Polowijen Village, Malang City. According to many people, this village is thought to be the village of Ken Dedes and at the same time it was the place of origin for the art of Malangan Mask born and developed. The research method used is ethnographic method, with the data search process in the form of participatory observation, interviews divided into structured and unstructured interviews. The selection of informants was done by purposive sampling with three categories of informants based on the Kampung Budaya Polowijen community, political elites at both the village and city levels, as well as the non-political and non-community communities of the Kampung Budaya Polowijen. The results showed that the commodification that occurred in the Kampung Budaya Polowijen was divided into three forms. Commodification of the contents that make the substance of the architecture, the mask art of Malangan dance, the form of masks, and the history of Ken Dedes get a touch of society so that they can be enjoyed in tourism. The second is the commodification of the audience that makes the Kampung Budaya Polowijen increasingly known for its audience. The three commodification of workers made a rule for the people of the Kampung Budaya Polowijen to look like tourism workers with behavior and clothing that had been arranged.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FIB/2019/228/051908686 |
Uncontrolled Keywords: | Komodifikasi, Pariwisata, Budaya Malang, Sejarah Ken Dedes, Polowijen-Commodification, Tourisme, Malang’s Culture, The History of Ken Dedes, Polowijen. |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.4 Secondary industries and services > 338.47 Services and specific products > 338.479 1 Services and specific products (Geography and travel) |
Divisions: | Fakultas Ilmu Budaya > Antropologi Budaya |
Depositing User: | soegeng sugeng |
Date Deposited: | 05 Aug 2020 07:40 |
Last Modified: | 19 Jan 2022 01:43 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/175208 |
Preview |
Text
Rizqi Gilang Pratama.pdf Download (4MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |