Lazuardi, Naufal Luthfi (2019) Tinjаuаn Yuridis Terhаdаp Tindаkаn Pengаlihwujudаn Kаryа Fotogrаfi Ditinjau Dari Doktrin Fair Dealing Dаlаm Perspektif Hаk Ciptа Indonesiа Dаn Kаnаdа. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Pada penelitian ini, penulis mengangkat permasalahan berupa terdapatnya grey area dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. Dikatakan grey area karena menurut penulis didalam undang-undang ini tidak terdapat aturan maupun batasan yang jelas dalam tindakan pengalihwujudan. Kurangnya batasan-batasan dalam melakukan tindakan pengalihwujudan dengan tindakan penggandaan dapat membuat masyarakat bingung, terutama mereka yang memang bergelut dalam bidang seni karena tidak dapat dipungkiri bahwasanya sekarang setiap karya cipta akan sulit diciptakan apabila tidak ada karya cipta lain, karena karya cipta bersifat memberikan inspirasi, memberikan ide dan terobosanterobosan baru. Maka berdasarkan hal tersebut, rumusan masalah dalam skripsi ini adalah apakah pengaturan tindakan pengalihwujudan karya fotografi sudah tepat apabila ditinjau dari doktrin fair dealing dalam Pasal 44 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dan bаgаimаnаkаh perbandingan pengаturаn tindаkаn pengаlihwujudаn menurut Undаng-Undаng Nomor 28 Tаhun 2014 tentаng Hаk Ciptа dаn Cаnаdа Copyright Аct? Untuk menjawab permasalahan diatas, jenis penelitian yang digunakan penulis yaitu penelitian hukum normatif yang menggunakan pendekatan perundang-undangan dan pendekatan perbandingan. Bahan hukum yang telah diperoleh dianalisis menggunakan metode interpretasi sistematis yang didasari atas pengaturan hukum antar pasal dan huruf dari permasalahan hukum itu sendiri. Berdasarkan pembahasan, maka penulis berkesimpulan bahwa Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta ternyata kurang tepat atau memiliki kelemahan dalam bagian tindakan pengalihwujudan. Tetapi, jika pertanyaannya adalah sudah benarkah undang-undang tersebut maka jawabannya adalah sudah benar.
English Abstract
In this study, the author raised the issue in the form of the gray area in Law Number 28 of 2014 concerning Copyright. Said gray area because according to the author in this law there are no clear rules or limits in the act of transferring. The lack of boundaries in the act of transferring with duplication can make people confused, especially those who are struggling in the art field because it is undeniable that now every copyrighted work will be difficult to create if there are no other copyrighted works, because copyright works are inspiring. giving new ideas and breakthroughs. So based on this, the formulation of the problem in this thesis is whether the regulation of the fair dealing doctrine in Article 44 of the Copyright Act related to the act of transferring the work of photography is correct and the comparision Indonesia Copyright Law and Canada Copyright Act about derivative works. To answer the above problems, the type of research used by the author is normative legal research that uses a legislative approach and a comparative approach. The legal material that has been obtained is analyzed using a method of systematic interpretation based on legal arrangements between articles and letters of the legal problem itself. Based on the discussion, the authors conclude that Law No. 28 of 2014 concerning Copyright turns out to be inaccurate or has a weakness in the part of the act of transfer. However, if the question is that the law is correct, then the answer is correct.
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | SKR/FH/2019/268/051908365 |
| Uncontrolled Keywords: | - |
| Subjects: | 300 Social sciences > 346 Private law > 346.04 Property > 346.048 Intangible property > 346.048 2 Copyright |
| Divisions: | Fakultas Hukum > Ilmu Hukum |
| Depositing User: | Endang Susworini |
| Date Deposited: | 10 Jul 2020 17:10 |
| Last Modified: | 25 Sep 2020 14:52 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/174490 |
Actions (login required)
 |
View Item |