Vitalitas Bahasa Jawa dan Bahasa Madura Di Desa Rejoyoso, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang (Kajian Sosiolinguistik)

Wahyuni, Rera Astri (2019) Vitalitas Bahasa Jawa dan Bahasa Madura Di Desa Rejoyoso, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang (Kajian Sosiolinguistik). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Desa Rejoyoso merupakan desa yang terdiri atas dua etnis, yaitu Jawa dan Madura. Desa Rejoyoso dipilih sebagai daerah penelitian oleh alasan adanya bilingualisme pada 70% masyarakatnya. Bilingualisme yang dimaksud adalah penguasaan dua bahasa daerah sebagai bahasa pertama dan bahasa kedua (bahasa Jawa dan Madura). Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui ranah yang paling mempengaruhi vitalitas bahasa Jawa dan Madura di Desa Rejoyoso dan (2) mengetahui hasil vitalitas bahasa Jawa dan Madura di Desa Rejoyoso. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan instrumen kuisioner. Lokasi penelitian berada di Desa Rejoyoso dengan mengambil sampel dari masyarakat Desa Rejoyoso sesuai dengan dominasi bahasanya. Pengambilan sampel untuk bahasa Jawa dilakukan di Dusun Wotgalih dan Balong. Sementara itu, pengambilan sampel untuk bahasa Madura dilakukan di Dusun Sukosari dan Karangsuko. Data dalam penelitian ini adalah jawaban dari tanyaan yang terdapat dalam kuisioner pengukuran vitalitas bahasa. Ranah yang diukur dalam penelitian terdiri atas mobilitas, bilingualisme, ketetanggaan, keluarga, kekariban, ekspresi, ekspresi tulis, keagamaan, pemerintahan, pendidikan, dan sikap bahasa. Tolok ukur yang digunakan adalah usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan jenis pekerjaan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 80 orang. Hasil penelitian ini diperoleh rerata vitalitas bahasa Jawa sebesar 0,75. Penggunaan bahasa Jawa rendah pada ranah-ranah seperti mobilitas penduduk, ranah pemerintahan, pendidikan, transaksi, bilingualisme, kekariban, sikap bahasa, dan keagamaan. Ranah dengan kategori aman yaitu ranah keluarga, ranah ketetanggaan dan ranah ekspresi. Sementara itu, rerata vitalitas bahasa Madura sebesar 0,73 dan hanya terdapat satu ranah dengan kategori aman (safe), yaitu ranah kelurga dengan rerata 0,84. Berdasarkan rerata vitalitas bahasa Jawa dan Madura tidak berada pada skala aman (safe), melainkan pada skala rentan (stabil dan mantap, tetapi terancam punah) di Desa Rejoyoso. Pemertahanan bahasa pertama (bahasa Jawa dan bahasa Madura) rendah pada kategori remaja, perempuan, lulusan pendidikan tinggi, dan pekerjaan tinggi. Faktor yang mempengaruhi adalah mobilitas untuk menaikkan kelas sosial, tempat pendidikan di luar daerah asal, kurangnya pengajaran bahasa daerah (terutama bahasa Madura), pekerjaan yang menuntut penggunaan bahasa Indonesia, keterbukaan dan prestise masyarakat terhadap bahasa pertamanya.

English Abstract

Rejoyoso village has two ethnics, namely Java and Madura. As a research subject, Rejoyoso village was chosen due to its 70% of bilingualism. Bilingualism is two regional languages mastery as the first and second language (Javanese and Madurese). The purpose of this study are (1) exploring which aspect that most influences the vitality of regional languages (Javanese and Madurese languages) in Rejoyoso Village and (2) knowing the results of regional languages vitality (Javanese and Madurese languages) in Rejoyoso Village. This study is a quantitative descriptive research which used questionnaire as an instrument. The research was conducted in Rejoyoso Village by taking sample from each hamlet based on its language dominance. Sampling for Javanese language was conducted in Wotgalih and Balong Hamlets. Meanwhile, sampling for Madurese language was conducted in Sukosari and Karangsuko Hamlets. The data of this study were the questions’ answer in the mentioned questionnaire in measuring the language vitality. The domain measured in this study were mobility, bilingualism, neighborhood, family, friendship, expression, written expression, religion, government, education, and language attitude. The criteria used were age, gender, education level, and type of work. The participants of this study were 80 people. The result of this study showed 0.75 as a mean score of Javanese language vitality. The use of Javanese was low in some domains such as population mobility, governance, education, transactions, bilingualism, friendship, language attitudes, and religion. Family, neighborhood and expression were domains which categorized in safe category. Whereas, the mean score of Madurese language vitality was 0.73 and it had one domain which was categorized in safe category, namely family domain with 0.84 as the mean score. Based on the mean scores, the Javanese and Madurese language’s vitality in Rejoyoso Village were not in safe scale, yet in a vulnerable scare (stable and steady, but endangered). The first language’s defence (Javanese and Madurese language) was low in adolescents, women, graduates of tertiary education, and high employment categories, Some factors which influence such as mobility to increase social class, education’s place outside the area of origin, lack of regional language teaching (especially Madurese language), work that demands the use of Indonesian language, open-minded thinking and community’s prestige towards its first language.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FIB/2019/363/051908931
Uncontrolled Keywords: vitalitas bahasa, bahasa Jawa, bahasa Madura, Rejoyoso-language vitality, Javanese, Madurese language, Rejoyoso
Subjects: 400 Language > 408 Groups of people > 408.9 Treatment of language with respect to ethnic and national groups
Divisions: Fakultas Ilmu Budaya > Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 05 Aug 2020 07:36
Last Modified: 16 Feb 2024 06:56
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/174326
[thumbnail of Rera Astri Wahyuni.pdf] Text
Rera Astri Wahyuni.pdf

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item