Julianto, Nanok (2019) Pengaruh Biourin Sapi dan Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kemangi (Ocimum americanum L.). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Tanaman kemangi banyak digunakan masyarakat sebagai bahan pangan dan sebagai salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan obat tradisional. Rata-rata petani mengusahakan kemangi dengan proporsi lahan yang relatif kecil. Tanaman kemangi mempunyai potensi yang cukup baik untuk dikembangkan (Azmi, 2016). Maka dari itu, tanaman kemangi perlu dilakukan budidaya yang tepat dengan salah satu cara yaitu penyediaan unsur hara tanaman kemangi dengan penambahan biourin sapi yang terukur serta pengaturan jarak tanam yang sesuai dengan tanaman kemangi. Biourin ialah salah satu pupuk organik cair yang terdiri dari urin maupun feses (kotoran padat) sapi yang telah melalui proses fermentasi yang memiliki kandungan zat yang komplek seperti enzim, hormon, dan nutrisi yang baik untuk tanah serta tanaman (Rinanto, Azizah, dan Santoso, 2015). Tanaman kemangi ditanam pada lahan yang telah diolah dalam bentuk bedengan dengan menggunakan jarak tanam 30 cm x 30 cm. Jarak tanam ini adalah jarak tanam yang optimal yang biasanya digunakan dalam kegiatan budidaya tanaman kemangi (Sastro dan Lestari, 2012). Pemberian biourin sapi sebagai penyedia unsur hara bagi tanaman dan pengaturan jarak tanam dapat mempengaruhi serapan unsur hara pada tanaman. Sehingga pemberian biourin sapi dan juga pengaturan jarak tanam dapat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman kemangi. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian pemberian biourin sapi dan jarak tanam yang tepat pada tanaman kemangi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai April 2019 di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Jatimulyo, Universitas Brawijaya, Kecamatan Lowokwaru, Malang. Berada pada ketinggian 440-460 m (Badan Pusat Statistik, 2016). Alat yang digunakan dalam penelitian adalah meteran gulung, kamera, gembor, knapsack sprayer, oven, timbangan digital, dan alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan adalah benih tanaman kemangi dengan merk dagang Tidore dan biourin sapi. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF). Faktor I adalah dosis biourin sapi (BS) yang terdiri dari 5 taraf, yaitu: kontrol (tanpa biourin ), 11.000 L ha-1, 13000 L ha-1, 15.000 L ha-1 dan 17.000 L ha-1. Faktor II adalah jarak tanam yang terdiri dari 2 taraf, yaitu: 30 cm x 30 cm dan 15 cm x 15 cm. Dua faktor tersebut digabungkan maka diperoleh 10 kombinasi perlakuan dengan 3 kali ulangan sehingga didapatkan 30 satuan kombinasi percobaan. Berdasarkan hasil penelitian, interaksi jarak tanam dan dosis biourin sapi tidak berpengaruh nyata terhadap hasil tanaman kemangi. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat interaksi antara jarak tanam dan dosis biourin sapi terhadap beberapa parameter pertumbuhan seperti tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah cabang primer. Namun, tidak ada interaksi terhadap parameter hasil tanaman kemangi. Dosis biourin sapi yang ditingkatkan sampai dengan 17.000 L ha-1 memberikan pengaruh yang nyata terhadap beberapa parameter pertumbuhan seperti pada parameter tinggi, jumlah daun, jumlah cabang primer, dan luas daun tanaman serta pada parameter hasil yaitu berat segar total konsumsi per tanaman. Pengaturan jarak tanam 15 cm x 15 cm memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter pertumbuhan seperti tinggi tanaman dan luas daun. Namun, tidak berpengaruh nyata terhadap parameter hasil tanaman kemangi.
English Abstract
Basil plants are widely used by the consument as food ingredients and traditional medicine. Some of farmer cultivates basil with a relatively small proportion of land. Basil plants have good potential to be developed (Azmi, 2016). Therefore, basil plants need to be cultivated rightly with one methods, like nutrients supply from biourine addition and spacing management that are suitable with basil plants. Biourine is one of the liquid organic fertilizers which consists of urine and faeces (solid dung) that have further proccesed throught a fermentation that contains complex substances such as enzymes, hormones, and nutrients that are good for soil and plants (Rinanto, Azizah, and Santoso, 2015). Basil are planted on land cultivated on the beds using a spacing of 30 cm x 30 cm. This is the most optimal spacing which is usually used in basil cultivation (Sastro and Lestari, 2012). Giving cow biourine as a source of nutrients for plants and spacing management can affect nutrient uptake in plants. So the administration of cow biourine and also spacing can affect the growth and yield of basil plants. So, it is necessary to do research on the application of cow biourine and the space management of basil plants. The research was conducted from January to April 2019 at the Jatimulyo Faculty of Agriculture Experiment Field, Brawijaya University, Lowokwaru District, Malang. Located at an altitude of 440-460 m (Central Statistics Agency, 2016). The tools used in the research are roll meter, camera, string, knapsack sprayer, oven, digital scales, and stationery. While the substance used are basil plant seeds with the trademark Tidore and cow biourine. The design used in this study was a Factorial Randomized Block Design (RAKF). Factor I is the doses of cow biourine (BS) which consists of 5 levels, namely: control (without biourin), 11,000 L ha-1, 13000 L ha-1, 15,000 L ha-1 and 17,000 L ha-1. Factor II is a spacing consisting of 2 levels, namely: 30 cm x 30 cm and 15 cm x 15 cm. These two factors were combined, so that 10 combinations of treatments were obtained with 3 replications so that 30 combinations of experimental units were obtained. Based on the results of the study, the interaction of spacing and the doses of cow biourine did not significantly affect the yield of basil. Based on the results of the study, it can be concluded that there is an interaction between the spacing and doses of cow biourine to several growth parameters such as plant height, number of leaves and number of primary branches. However, there were no interactions with the parameters of the basil plant. Increased doses of cow biourine up to 17.000 L ha-1 gave a significant influence on several growth parameters such as the parameters of height, number of leaves, number of primary branches, and leaf area of plants as well as the yield parameters, there are the total fresh weight of consumption per plant. Planting 15 cm x 15 cm gives a significant influence on growth parameters such as plant height and leaf area. However, it has not affected the parameters of the basil plant.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2019/798/051909484 |
Uncontrolled Keywords: | - |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 635 Garden crops (Horticulture) > 635.4 Cooking greens and rhubarb > 635.41 Spinach > 635.418 Special cultivation methods; Fertilizers, soil conditioners, growth regulators |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | soegeng sugeng |
Date Deposited: | 24 Aug 2020 07:26 |
Last Modified: | 01 Mar 2022 07:23 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/174208 |
Preview |
Text
Nanok Julianto.pdf Download (1MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |