Pengaruh Pemberian Pupuk Hayati untuk Mengurangi Dosis Pupuk Anorganik N dan P pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt)

Pamungkas, Georgius Vicky Kurnia Sateria (2019) Pengaruh Pemberian Pupuk Hayati untuk Mengurangi Dosis Pupuk Anorganik N dan P pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt) atau sweet corn merupakan tanaman dari Famili Gramineae. Jagung manis merupakan komoditas pertanian yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia karena kondisi iklim di Indonesia yang sangat mendukung untuk pertumbuhan tanaman jagung manis. Selain rasanya yang manis, jagung manis juga memiliki kandungan gizi yang baik untuk kesehatan. Menurut Badan Pusat Statistik (2014) produksi jagung di Indonesia tahun 2012 sebesar 19.387.022 ton dan mengalami penurunan produksi pada tahun 2013 sebesar 18.511.853 ton. Salah satu penyebab menurunnya produksi jagung saat ini ialah kesuburan tanah yang menurun dan bahan organik yang rendah. Penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus tanpa diimbangi dengan penggunaan pupuk organik akan dapat memberikan pengaruh buruk pada kondisi tanah. Pupuk anorganik dalam banyak konteks dianggap salah sebagai pengganti pupuk organik dan karenanya petani mengabaikan peran dari pupuk organik dalam pertanian selama tahap intensifikasi pertanian. Ketika kesadaran manusia meningkat akan dampak dari penggunaan pupuk anorganik, maka upaya yang dapat dilakukan ialah dengan pemberian pupuk hayati. Pupuk hayati adalah jenis pupuk yang memiliki kandungan mikroba tanah yang menguntungkan dalam kondisi hidup. Mikroba yang terdapat dalam pupuk hayati yang diaplikasikan pada tanah mampu mengikat senyawa nitrogen dari udara, meluruhkan unsur fosfat yang terikat di dalam tanah, memecah senyawa organik kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana dan dapat memacu pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu dalam budidaya tanaman jagung manis perlu adanya pemberian pupuk hayati agar dapat mengurangi pemberian dosis pupuk anorganik N dan P serta dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis yang optimal. Penelitian telah dilaksankan pada bulan April – Juni 2018 di Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kota Malang. Rancangan yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 12 kombinasi perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali dengan dua 2 faktor, yaitu: 1) Tanpa pupuk hayati (H0); Pupuk hayati 50 kg ha-1 (H50); Pupuk hayati 100 kg ha-1 (H100) dan 2) 100 % Pupuk Anorganik (300 N kg ha-1 + 150 P kg ha-1) (A100); 75% Pupuk Anorganik (225 N kg ha-1 + 112,5 P kg ha-1) (A75); 50% Pupuk Anorganik (150 N kg ha-1 + 75 P kg ha-1) (A50); 25% Pupuk Anorganik (75 N kg ha-1 + 37,5 P kg ha-1) (A25). Data hasil pengamatan selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan analisa ragam (ANOVA) dan dilakukan dengan uji F pada tingkat kesalahan 5%, untuk mengetahui pengaruh dari perlakuan yang diaplikasikan. Kemudian apabila terdapat perbedaan nyata dari perlakuan maka akan dilakukan uji lanjut BNT pada tingkat kesalahan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada komponen pertumbuhan tanaman jagung manis tidak terjadi interaksi antara perlakuan pupuk hayati dengan perlakuan pupuk anorganik. Pada perlakuan pupuk hayati 100 kg ha-1 (H100) dapat lebih meningkatkan tinggi tanaman dan jumlah daun jika dibandingkan dengan perlakuan tanpa pupuk hayati (H0), namun tidak berbeda nyata pada perlakuan pupuk hayati 50 kg ha-1 (H50). Pada luas daun, perlakuan pupuk hayati 100 kg ha-1 (H100) memiliki hasil yang lebih tinggi dan berbeda nyata jika dibandingkan dengan perlakuan tanpa pupuk hayati (H0) dan perlakuan pupuk hayati 50 kg ha-1 (H50). Pada perlakuan pupuk anorganik 300 N kg ha-1 + 150 P kg ha-1 (A100) dapat lebih meningkatkan tinggi tanaman serta luas daun dan berbeda nyata jika dibandingkan dengan perlakuan pupuk anorganik lainnya, serta perlakuan pupuk anorganik 300 N kg ha-1 + 150 P kg ha-1 (A100) dapat lebih meningkatkan jumlah daun jika dibandingkan dengan perlakuan pupuk anorganik 75 N kg ha-1 + 37,5 P kg ha-1 (A25) dan perlakuan pupuk anorganik 150 N kg ha-1 + 75 P kg ha-1 (A50), namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan pupuk anorganik 225 N kg ha-1 + 112,5 P kg ha-1 (A75). Pada komponen hasil tanaman jagung manis terjadi interaksi antara perlakuan pupuk hayati dengan perlakuan pupuk anorganik. Perlakuan pupuk hayati 100 kg ha-1 (H100) yang dikombinasikan dengan perlakuan pupuk anorganik 300 N kg ha-1 + 150 P kg ha-1 (A100) memiliki hasil panen yang lebih optimal dibandingkan dengan perlakuan lainnya, namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan pupuk hayati 100 kg ha-1 (H100) yang dikombinasikan dengan perlakuan pupuk anorganik 225 N kg ha-1 + 112,5 P kg ha-1 (A75). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk hayati 100 kg ha-1 (H100) yang dikombinasikan dengan perlakuan pupuk anorganik 225 N kg ha-1 + 112,5 P kg ha-1 (A75) selain dapat mengurangi penggunaan dosis pupuk anorganik juga dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis.

English Abstract

Sweet corn (Zea mays saccharata Sturt) is a plant from the grass family (gramineae). Sweet corn is a potential agricultural commodity to be developed in Indonesia due to climatic conditions in Indonesia which is very supportive for the growth of sweet corn crops. In addition to the sweet taste, sweet corn also has a good nutritional content for health. According to the Badan Pusat Statistik (2014), production of corn in Indonesia from 2012 amounted to 19,387,022 tons and production of corn in 2013 decreased to 18,511,853 tons. One of the causes of declined corn production is decreased of soil fertility and low organic matter. Continuous use of inorganic fertilizers without offset by the use of organic fertilizers will have a bad effect in soil conditions. Inorganic fertilizers in many contexts were considered incorrect as substitutes to organic fertilizers and hence farmers disregarded its role in farming during the agriculture intensification phase. As human awareness increases as a result of the use of inorganic fertilizers, the work that can be done is by the use of biological fertilizers. Biological fertilizer is a type of fertilizer that has a soil microbial content that is profitable in living conditions. Microbes contained in the biological fertilizer applied to the soil are able to bind the nitrogen compounds from the air, shed the phosphate element bonded in the soil, breaking the complex organic compounds into simpler compounds and can spur plant growth. Therefore, in the cultivation of sweet corn plants need the provision of biological fertilizer in order to reduce the dosage of inorganic fertilizers N and P and can increase the optimal growth and yield of sweet corn crops. The research has been done on April - June 2018 on Ngijo Village, Karangploso Sub-district, Malang City. The design used in this research was Factorial Randomized Block Design (RAK) with 12 treatment combinations and repeated 3 times with two factors: 1) No Biological Fertilizer (H0); Biological Fertilizer 50 kg ha-1 (H50); Biological Fertilizer 100 kg ha-1 (H100) and 2) 100% Inorganic Fertilizer (300 N kg ha-1 + 150 P kg ha-1) (A100); 75% Inorganic Fertilizer (225 N kg ha-1 + 112,5 P kg ha-1) (A75); 50% Inorganic Fertilizer (150 N kg ha-1 + 75 P kg ha-1) (A50); 25% Inorganic Fertilizer (75 N kg ha-1 + 37,5 P kg ha-1) (A25). The observed data was analyzed using a variety analysis (ANOVA) and performed by F test at a 5% error rate, to determined the effect of the treated treatment. Then if there was a real difference from the treatment then would be tested further BNT at 5% error rate. The results of this research showed that there were no interaction on the growth components of sweet corn plants between biological fertilizer treatment with inorganic fertilizer treatment. In the treatment of biological fertilizer 100 kg ha-1 (H100) can further increase plant height and number of leaves when compared with the treatment without biological fertilizer (H0), but not significantly different from the treatment of biological fertilizer 50 kg ha-1 (H50). On leaf area, 100 kg ha-1 (H100) biological fertilizer treatment had a higher yield and were significantly different compared to the treatment without biological fertilizer (H0) and 50 kg ha-1 (H50) biological fertilizer treatment. In the treatment of inorganic fertilizer 300 N kg ha-1 + 150 P kg ha-1 (A100) can further increase plant height and leaf area and significantly different when compared with other inorganic fertilizer treatments, and inorganic fertilizer treatment 300 N kg ha-1 + 150 P kg ha-1 (A100) can increase the number of leaves more than inorganic fertilizer 75 N kg ha-1 + 37.5 P kg ha-1 (A25) and inorganic fertilizer 150 N kg ha-1 + 75 P kg ha-1 (A50), but not significantly different from inorganic fertilizer treatment 225 N kg ha-1 + 112.5 P kg ha-1 (A75). On the yield components of sweet corn plant there were interaction between biological fertilizer treatment with inorganic fertilizer treatment. biological fertilizer treatment 100 kg ha-1 (H100) combined with inorganic fertilizer treatment 300 N kg ha-1 + 150 P kg ha-1 (A100) had more optimal yield compared to other treatments, but not significantly different with the biological fertilizer treatment 100 kg ha-1 (H100) combined with inorganic fertilizer treatment 225 N kg ha-1 + 112.5 P kg ha-1 (A75). The results showed that the biological fertilizer treatment of 100 kg ha-1 (H100) combined with inorganic fertilizer treatment 225 N kg ha-1 + 112.5 P kg ha-1 (A75) not only reduced the used of inorganic fertilizers, but also increased of growth and yield of sweet corn plants.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2019/574/051907348
Uncontrolled Keywords: -
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 635 Garden crops (Horticulture) > 635.6 Edible garden fruits and seeds > 635.67 Corn > 635.672 Sweet corn
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 24 Aug 2020 07:25
Last Modified: 24 Aug 2020 07:25
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/174078
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item