Pengaruh Pupuk Anorganik dan Pupuk Hayati pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mayssaccharata Sturt.)

Ardianti, Desi (2019) Pengaruh Pupuk Anorganik dan Pupuk Hayati pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mayssaccharata Sturt.). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.) ialah salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki peran penting sebagai bahan pangan disamping beras dan gandum. Jagung manis memiliki rasa yang enak sehingga digemari oleh masyarakat dan mengandung nilai gizi yang cukup tinggi terutama karbohidrat. Tanaman jagung manis memiliki prospek yang baik untuk dibudidayakan karena memiliki harga jual yang lebih tinggi dan umur panen yang relatif singkat. Produktivitas jagung tahun 2016 sebesar 53,05 ku/ha, mengalami kenaikan 1,27 ku/ha dibandingkan tahun 2015. Pada tahun 2017 angka ramalan sementara 52,00 ku/ha. Penggunaan pupuk terutama urea menjadi komponen utama sarana produksi dalam budidaya tanaman jagung. Penggunaan pupuk anorganik secara terus-menerus serta melebihi dosis yang dianjurkan dan tanpa disertai aplikasi pupuk organik dapat menyebabkan ketidakseimbangan unsur hara di dalam tanah, menurunnya sifat fisik, kimia serta biologi tanah. Upaya yang dilakukan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah serta meningkatkan serapan unsur hara ialah penambahan pupuk hayati. Pupuk hayati ialah pupuk yang mengandung bahan aktif mikroba yang mampu menghasilkan senyawa sehingga berperan dalam proses penyediaan unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh aplikasi pupuk anorganik dan pupuk hayati terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung. Mendapatkan dosis yang tepat dari kombinasi pupuk anorganik dan pupuk hayati untuk pertumbuhan dan hasil tanaman jagung yang optimal. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Mei hingga Agustus 2018 di Desa Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Alat yang digunakan dalam penelitian ini ialah cangkul, gembor, tugal, meteran, timbangan analitik, oven, jangka sorong, Leaf Area Meter (LAM) dan kamera. Bahan yang akan digunakan ialah benih jagung manis varietas bonanza, pupuk kompos, pupuk urea, pupuk NPK, pupuk hayati dan insektisida berbahan aktif Deltamethrin untuk mengendalikan hama. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), terdiri atas 10 perlakuan dan masing-masing perlakuan diulang 3 kali. Perlakuan yang diuji meliputi P0 = Tanpa pupuk anorganik dan tanpa pupuk hayati (kontrol); PS = Pupuk Standar (Urea 200 kg/ha + NPK 300 kg/ha); PH = 60 kg/ha pupuk hayati; P1 = (Urea 200 kg/ha + NPK 300 kg/ha) + 20 kg/ha pupuk hayati; P2 = (Urea 200 kg/ha + NPK 300 kg/ha) + 40 kg/ha pupuk hayati; P3 = (Urea 200 kg/ha + NPK 300 kg/ha) + 60 kg/ha pupuk hayati; P4 = (Urea 150 kg/ha + NPK 225 kg/ha) + 20 kg/ha-1 pupuk hayati; P5 = (Urea 150 kg/ha + NPK 225 kg/ha) + 40 kg/ha-1 pupuk hayati; P6 = (Urea 150 kg/ha + NPK 225 kg/ha) + 60 kg/ha pupuk hayati; P7 = (Urea 100 kg/ha + NPK 150 kg/ha) + 60 kg/ha pupuk hayati. Parameter pengamatan yang digunakan ialah tinggi tanaman, luas daun, bobot kering tanaman, bobot segar tongkol tanpa kelobot,panjang tongkol tanpa klobot, diameter tongkol tanpa klobot, kadar gula (brix), bobot hasil. Analisa pertumbuhan tanaman meliputi indeks luas daun (ILD). Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (Uji F) dengan taraf 5% untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Apabila terdapat hasil berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) dengan taraf 5% untuk mengetahui perbedaan diantara perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk anorganik dan pupuk hayatiberpengaruh nyata pada komponen pertumbuhan yang diamati, meliputi tinggi tanaman, luas daun dan bobot kering total tanaman, juga pengaruh nyata terjadi pada komponen hasil, meliputi bobot segar tongkol tanpa kelobot,panjang tongkol tanpa klobot, diameter tongkol tanpa klobot, kadar gula (brix) dan bobot hasil. Penggunaan pupuk urea 200 kg/ha + NPK 300 kg/ha dan 60 kg/ha pupuk hayati menghasilkan komponen pertumbuhan dan hasil yang lebih tinggi 44,23% dibandingkan dengan kontrol. Pada perlakuan tersebut menghasikan 21,58 t ha-1 jagung manis nyata lebih tinggi jika dibandingkan dengan perlakuan kontrol.

English Abstract

Sweet corn (Zea mays saccharata Sturt.) is a type of cereal plants that have an important role as food besides rice and wheat. Sweet corn has a good taste that is popular with the society and contains high nutrional value, especially carbohydrates. Sweet corn have a good prospects to be cultivated because they have a higher selling price and relatively short harvest life. The productivity of sweet corn in 2016 was 53.05 ku/ha, an increase of 1.27 ku /ha compared to 2015. In 2017 the provisional figure was 52.00 ku/ ha.The use of fertilizers, especially urea, is the main component of production facilities in sweet corn cultivation.The use of inorganic fertilizers continuously and exceeds the recommended dosage and without the application of organic fertilizers can cause nutrient imbalance in the soil, decreasing physical, chemical and biological properties of the soil. Efforts made to improve the physical, chemical and biological properties of the soil and increase nutrient uptake are the addition of biological fertilizers. Biofertilizers are fertilizers which contain active ingredients of microbes which are capable of producing compounds, which play a role in the process of providing nutrients that can be absorbed by plants.The purpose of research is studying the effect of inorganic fertilizer and biofertilizer application on growth and yield of sweet corn. Getting the right dosage from a combination of inorganic fertilizer and biofertilizer on growth and yield of sweet corn. The research was conducted from May to August 2018 in Dadaprejo Village, Junrejo Sub-District, Batu City.The tools to be used in this research are hoe, gembor, tugal, meter, analytical scale, oven, sliding, Leaf Area Meter (LAM) and camera. The materials to be used are sweet corn seeds of Bonanza variety, compost, urea fertilizer, NPK fertilizer, biofertilizer of kayoka BS and insecticide with active ingredient of Deltamethrin to control of pests. The research used Randomized Complete Block Design (RCBD), 10 treatments and each treatment was repeated 3 times. The treatments wereP0 = Without inorganic fertilizer and without biofertilizer (control), PS = Standard Fertilizer (Urea 200 kg/ha-1 + NPK 300 kg/ha-1); PH = 60 kg/ha-1 of biofertilizer; P1 = (Urea 200 kg/ ha + NPK 300 kg / ha) + 20 kg/ha biofertilizer; P2 = (Urea 200 kg/ha-1 + NPK 300 kg/ha-1) + 40 kg/ha-1 biofertilizer; P3 = (Urea 200 kg/ha-1 + NPK 300 kg/ha-1) + 60 kg/ha-1 biofertilizer; P4 = (Urea 150 kg/ha-1 + NPK 225 kg/ha-1) + 20 kg /ha-1 biofertilizer; P5 = (Urea 150 kg/ha-1 + NPK 225 kg/ha-1) + 40 kg/ha-1 biofertilizer; P6 = (Urea 150 kg/ha-1 + NPK 225 kg/ha-1) + 60 kg/ha-1 biofertilizer; P7 = (Urea 100 kg/ha-1 + NPK 150 kg/ha-1) + 60 kg/ha-1 biofertilizer. Observation parameters used were plant height, leaf area, dry weight of crop, weight of ear without husk, length of cobwithout husk, diameter of cobwithout husk, sugar content (brix), yield weight. Plant growth analysis covers leaf area index (LAI).Data of experimental were analysis with analysis of varience (ANNOVA) used F test with 5% to determined interaction and significantly effect of the treatment and to find significantly different from each other treatments usedLeast Significant Different (LSD) with 5% level. The results showed that the treatment of inorganic fertilizers and biofertilizers had a significant effect on the observed growth components, including plant height, leaf area and dry weight of plants, as well as tangible effects on yield components, including fresh weight of cob without husk, length of cob without husk, diameter of cob without husk, sugar content (brix) and yield weight. The use of urea fertilizer 200 kg/ha-1 + NPK 300 kg/ha-1 and 60 kg/ha-1 of biofertilizer produced higher growth and yield components 44,23% compared to controls. In the treatment yielded 21,58 t ha-1 sweet corn was significantly higher when compared to the control treatment.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2019/430/051907173
Uncontrolled Keywords: -
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 635 Garden crops (Horticulture) > 635.6 Edible garden fruits and seeds > 635.67 Corn > 635.672 Sweet corn
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 24 Aug 2020 07:25
Last Modified: 24 Aug 2020 07:25
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/173905
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item