Fenologi Perkembangan Bunga dan Pembentukan Polong Tanaman Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus L.)

Gumilang, Praditya (2019) Fenologi Perkembangan Bunga dan Pembentukan Polong Tanaman Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus L.). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus L.) merupakan salah satu jenis sayuran polong yang termasuk dalam famili kacang-kacangan (Fabaceae). Keunggulan kecipir dibanding tanaman sayuran lainnya adalah seluruh bagian tanamannya dapat dimanfaatkan. Namun, tanaman kecipir lebih banyak dibudidayakan secara tradisional, sebagai tanaman pekarangan dan pemanfaatannya sebatas pada konsumsi rumah tangga, menyebabkan informasi mengenai budidaya dan produksi tanaman kecipir masih sangat jarang diperoleh dan minimnya pemanfaatan tanaman kecipir pada masyarakat luas. Salah satu cara untuk meningkatkan produksi kecipir yaitu melakukan persilangan dengan mengetahui fase-fase perkembangan bunga yang nantinya akan digunakan sebagai dasar informasi persilangan, sehingga didapatkan varietas tanaman kecipir dengan kualitas unggul. Tujuan dari penelitian ini untuk mempelajari dan mengetahui periode fase-fase perkembangan bunga dan perkembangan polong tanaman kecipir dari 21 galur lokal yang telah didapatkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Oktober 2018 di Desa Dadaprejo, Kecamatan Ngadirejo, Batu, Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 21 galur ditanam pada 3 blok secara baris tunggal, dimana dalam 1 galur terdapat 18 tanaman yang diamati. Variabel yang digunakan dalam proses pengamatan adalah waktu muncul kuncup bunga, perkembangan kuncup bunga hingga bunga mekar sempurna, lama fase kuncup hingga bunga mekar sempurna, waktu dari saat bunga mekar sempurna sampai bunga layu, waktu dari munculnya polong sampai polong segar, waktu dari munculnya polong segar sampai polong kering, sedangkan variabel pengamatan karakter kualitatif adalah warna calyx, warna corolla, dan warna polong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 2 pola perkembangan panjang dan lebar kuncup yaitu kuncup yang mengalami antesis pada hari ke-6 (galur MDM 1.2, PLB 1.1, SKB, MNN, BNN, PLB 2.3, KPJ, UB 1.2, KePM 2.5, KaPM 2.1, UB 1.1, MML, SWM, KPN 3.2.1, dan KePM 2.2) dan kuncup yang mengalami antesis pada hari ke-7 (KePM 1.2.3, DJB 2, DJB 1, CKM, NSM, PTL 2.1). Fenologi kecipir dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu dan lama penyinaran. Suhu optimal untuk pertumbuhan kuncup yaitu 21oC – 22,7oC, sedangkan suhu optimal untuk pertumbuhan polong yaitu 21,8oC – 23,9oC. Suhu yang terlalu tinggi dapat berpengaruh terhadap pembentukan polong karena membuat perkembangan serbuk sari terhambat. Seluruh galur yang diamati memiliki fase bunga mekar hingga layu yang seragam. Fase bunga mekar hingga layu ke-21 galur rata – rata membutuhkan waktu selama tujuh jam dikarenakan tanaman kecipir merupakan short day plant yang membutuhkan lama penyinaran kurang dari 12 jam.

English Abstract

Winged bean (Psophocarpus tetragonolobus L.) is one of the type of legume included in the family of beans (Fabaceae). The advantage of winged bean compared to other plants is all parts of the plant can be used. However, winged beans are more traditionally cultivated, as garden plants and their utilization are limited to household consumption, causing information about cultivation and production of winged beans are still very rarely obtained and the minimum utilization of winged beans in the wider community. Increasing the production of winged bean can be done by crossing, so we can find out the phases of flower development which will later be used as a basis for information on crossing, so that we can get winged bean varieties with superior quality.The aim of this study was to analyse and find out the period of flower phases and pod development of winged bean from 21 varieties that have been obtained. This research was conducted from June to October 2018 at Dadaprejo Village, Batu, East Java. This study used randomized block design (RBD) with 21 varieties planted on 3 block in a single row, where in 1 line there were 18 plants observed. Variables used in the observation process are the time when flower buds appear, the development of flower buds until the flowers bloom perfectly, the length of bud phase until the flowers bloom perfectly, period when the flowers bloom perfectly until the flowers wither, period of fresh pods, period of pods fresh to dry pods, while the qualitative character observation variables are calyx color, corolla color, and pod color. The results showed that there were 2 patterns of bud length and width developments such as bud with 6th day anthesis (MDM 1.2, PLB 1.1, SKB, MNN, BNN, PLB 2.3, KPJ, UB 1.2, KePM 2.5, KaPM 2.1, UB 1.1, MML, SWM, KPN 3.2.1, and KePM 2.2) and 7th day anthesis (KePM 1.2.3, DJB 2, DJB 1, CKM, NSM, PTL 2.1). Winged bean phenology was influenced by several factors such as temperature and duration of irradiation. The optimal temperature for bud growth is 21oC – 22,7oC, while the optimal temperature for pod growth is 21,8oC – 23,9oC. High temperatures can affect pod formation because it inhibits the development of pollen. The entire variety has the same blooming to wither phase. The average flower bloom to withers phase on 21 varieties takes seven hours because the winged beans are short day plants that require a long exposure time less than 12 hours.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2019/778/051907725
Uncontrolled Keywords: -
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 635 Garden crops (Horticulture) > 635.6 Edible garden fruits and seeds > 635.65 Garden legumes > 635.656 Peas
Divisions: Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 24 Aug 2020 07:25
Last Modified: 17 Jan 2022 07:58
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/173882
[thumbnail of Praditya Gumilang (2).pdf]
Preview
Text
Praditya Gumilang (2).pdf

Download (1MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item