Uji Bioaktif Esktrak Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura F.)

Eswarani, Nindia (2019) Uji Bioaktif Esktrak Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura F.). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Indonesia merupakan negara agraris yang terdapat berbagai macam tanaman budidaya. Tanaman budidaya memegang peranan penting untuk kelangsungan hidup sehingga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Akan tetapi, terdapat berbagai permasalahan yang dapat menyebabkan terganggunya budidaya tanaman. Salah satu faktor yang menyebabkan gangguan terhadap tanaman budidaya yaitu adanya organisme pengganggu tanaman ( OPT ). OPT yang menyebabkan kerusakan pada tanaman budidaya salah satunya adalah hama. Serangan hama dapat mengakibatkan penurunan jumlah produksi pada tanaman budidaya. Salah satu bagian tanaman yang sering terkena serangan hama adalah bagian daun. Hama yang menyerang bagian daun salah satunya yaitu ulat. Ulat dapat menyebabkan kerusakan yang besar pada daun dengan cara memakan bagian daun dan hanya menyisakan bagian tulang daun. Ulat grayak (Spodoptera litura F.) termasuk dalam ordo Lepidoptera, merupakan hama yang menyebabkan kerusakan serius pada tanaman budidaya. Kehilangan hasil akibat serangan S. litura dapat mencapai 80% bahkan menyebabkan gagal panen apabila tidak dikendalikan. Pengendalian terhadap hama ini umumnya masih menggunakan insektisida kimia sehingga peluang terbentuknya hama baru yang lebih resisten akan semakin besar. Salah satu pengendalian alternatif yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan insektisida nabati. Tanaman belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) berpotensi sebagai insektisida nabati mengandung alkaloid, saponin dan flavonoid yang beracun bagi hama. Penelitian dilakukan di Laboratorium Toksikologi Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang. Penelitian dilakukan pada bulan Maret hingga Juni 2019. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 6 perlakuan dengan 4 ulangan. Serangga uji yang digunakan yaitu ulat grayak (Spodoptera litura F.) yang diperoleh dari koleksi Balai Penelitian ii Tanaman Pemanis dan Serat (BALITTAS) Malang. Bahan baku utama yang digunakan adalah buah belimbing wuluh. Metode ekstraksi yang digunakan yaitu metode maserasi. Pembuatan ekstrak diawali dengan pembuatan simplisia. Simplisia dibuat dengan cara mengeringkan buah belimbing wuluh yang telah dipotong dengan menjemur di bawah sinar matahari selama 2 – 3 hari, kemudian diblender sampai berbentuk serbuk. Setelah itu yaitu merendam 100 gram serbuk buah belimbing wuluh dengan 500 ml etanol. Dan dilakukan perendaman simplisia dilakukan selama 24 jam dan diaduk. Hasil perendaman disaring untuk memperoleh filtrat hasil perendaman, selanjutnya filtrat dipisahkan dengan suhu 780C selama 2 jam untuk memisahkan dari pelarut etanol 96%. Setelah itu dilakukan pengenceran dengan aquades sesuai konsentrasi masing – masing perlakuan. Ekstrak diaplikasikan menggunakan metode kontaminasi pakan dengan konsentrasi ekstrak yaitu 5000 ppm, 10000 ppm, 15000 ppm, 20000 ppm dan 25000 ppm. Hasil uji mortalitas dianalisa menggunakan analisis Probit Hsin Chi (1997) untuk mengetahui LC50 dan LT50 yang kemudian dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT dengan taraf kesalahan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak buah belimbing wuluh mempunyai pengaruh yang nyata terhadap mortalitas larva S. litura, pada konsentrasi tertinggi ekstrak buah belimbing wuluh mengakibatkan mortalitas sebesar 88,8%. Nilai LC50 diperoleh sebesar 13735,6 ppm dan nilai LT50 yaitu 50,81 jam setelah aplikasi (JSA). Pada pengamatan aktivitas makan larva, persentase bobot sisa pakan pada konsentrasi tertinggi yaitu 95,7%, sehingga dapat disimpulkan bahwa larva S. litura telah mengalami penurunan aktivitas makan akibat daun yang terpapar oleh ekstrak buah belimbing wuluh.

English Abstract

Indonesia was an agricultural country that had a variety of cultivation plants. Cultivation plants played an important role for survival so it expected to fulfilled people's food needs. However, there were various problems that could cause disruption to crop cultivation. One of the factors that cause disturbance to cultivation plants was the presence of plant pests (OPT). Pest that caused damage to cultivated plants one of which was pests. Pest’s attack could cause a decrease in the amount of production in cultivated plants. Parts of the plant that often affected by pests was leaves. One of the pests that attacked the leaf was the caterpillar. Caterpillars could cause great damage to the leaves by eating leaves and leaving the bones of the leaf. Armyworms (Spodoptera litura F.) included in Lepidoptera, a pest that caused serious damage to cultivated plants. Loss of yield due to the attack of S. litura can reach 80% and even cause crop failure if do not controlled. Control of these pests generally still use chemical insecticides so that the chances of the formation of new, more resistant pests will increase. One alternative control that can be done was by using botanical insecticides. Wuluh starfruit (Averrhoa bilimbi Linn.) had a potential as a botanical insecticide because of the containing alkaloids, saponins and flavonoids which were toxic to pests. The research was conducted at the Toxicology Laboratory of the Plant Pests and Diseases Department, Faculty of Agriculture, Brawijaya University, Malang on March to June 2019. The design was Completely Randomized Design (CRD) which consisting of 6 treatments and repeated in 4 times. The insects that used was armyworm (Spodoptera litura F.) which obtained from the collection of Research Institute for Sweeteners and Fiber Plants (BALITTAS) Malang. The main raw material was starfruit fruit. The extraction method was the maceration method. The extracts began with the manufacture of simplicia. Simplisia was made by drying starfruit fruit that had been cut by drying in the sun for 2 - 3 days, then blended to powder. After that was soaked 100 grams of starfruit fruit powder with 500 ml of ethanol. And simplicia was done for 24 hours and stirred. The iv results were filtered to obtain the filtrate from the immersion, then the filtrate was separated with a temperature of 780C for 2 hours to separate from 96% ethanol solvent. After that, diluted with distilled water in order to the concentration of each treatment. The extract was applied using the feed contamination method with extract concentrations of 5000 ppm, 10000 ppm, 15000 ppm, 20000 ppm and 25000 ppm. Mortality test results were analyzed using the analysis of Probit Hsin Chi (1997) to determine the LC50 and LT50 which then carried out further tests using DMRT with an error level of 5%. The results showed that the wuluh starfruit extract had a significant effect on the mortality of larvae S. litura, at the highest concentration of wuluh starfruit extract resulted in 88.8% mortality. The LC50 was obtained at 13735.6 ppm and the LT50 was 60.02 hours after application (JSA). In observed of larval feeding activity, the percentage of weight of the remaining feed at the highest concentration was 95.7%, so it can be concluded that the larval of S. litura had decreased eating activity due to leaves exposed by extract of wuluh starfruit.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2019/773/051907720
Uncontrolled Keywords: -
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 632 Plant injuries, diseases, pests > 632.9 General topics of pest and disease control
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 24 Aug 2020 07:24
Last Modified: 24 Aug 2020 07:24
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/173856
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item