Karakterisasi Penyakit Bercak Daun Cengkih dan Efektifitas Pengendaliannya dengan Bakteri Antagonis Actinomycetes

Syafira, Dewina Nur (2019) Karakterisasi Penyakit Bercak Daun Cengkih dan Efektifitas Pengendaliannya dengan Bakteri Antagonis Actinomycetes. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Cengkih (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perr) merupakan salah satu komoditas pertanian yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Perhitungan Dinas Perkebunan Jawa Timur, total kebutuhan cengkih sebesar 120 ribu ton/tahun. Namun, hasil produksi cengkih lokal hanya memenuhi hingga 80 ribu ton/tahun dan dibutuhkan cengkih impor sekitar 40 ribu ton. Permasalahan yang dapat menurunkan produksi cengkih salah satunya adalah penyakit. Penyakit bercak daun menyerang beberapa tanaman, salah satunya menyerang tanaman cengkih. Gejala penyakit bercak daun pada daun cengkih berupa adanya bercak bulat kecil bewarna kuning tembus cahaya yang dapat dilihat di kedua permukaan daun, bercak membesar, bentuknya bulat, warnanya lambat laun berubah menjadi coklat muda dan pusat bercak tampak mengendap atau melekuk. Diduga penyebab penyakit tersebut ialah Curvularia sp. Serangan dari penyakit bercak daun ini tidak menimbulkan kerugian yang berarti, namun pada serangan berat bercak daun akan menurunkan produksi. Salah satu pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan mikroorganisme. Mikroorganisme yang digunakan sebagai pengendali hayati dalam penelitian ini adalah Actinomycetes. Actinomycetes merupakan kelompok mikroba yang paling banyak menghasilkan senyawa bioaktif antibiotika, antifungi dan antibakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari penyebab penyakit bercak daun cengkih dan potensi Actinomycetes dalam menghambat pertumbuhan jamur Curvularia sp. Penelitian dilaksanakan di Desa Badran, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, serta Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan (HPT), Fakultas Pertanian (FP), Universitas Brawijaya (UB), pada bulan April - November 2018. Penelitian ini dilakukan dengan menentukan lokasi penelitian berdasarkan ketersediaan tanaman cengkih di lahan. Pengambilan contoh daun cengkih menggunakan metode acak. Pada lahan pengamatan tanaman cengkih yang ditetapkan sebagai tanaman contoh dipilih 5 tanaman, setiap 1 tanaman contoh diambil masing-masing 1 daun contoh yang menunjukkan gejala serangan penyakit berdasarkan pengamatan gejala dan tanda serangan penyakit. Selanjutnya daun contoh yang menunjukkan bergejala disimpan dalam kantung plastik dan dibawa menggunakan boks pendingin ke laboratorium. Perhitungan intensitas penyakit dilakukan sebanyak 3 kali selama pengamatan dilapang. Pengukuran suhu dan kelembaban diukur menggunakan alat termohigrometer setiap 3 hari sekali selama 4 minggu. Media PDA digunakan sebagai media biakan pada penelitian ini karena kemampuannya dalam mendukung pertumbuhan jamur. Isolasi dilakukan dengan memotong bagian daun cengkih yang diduga terinfeksi patogen menggunakan gunting dengan ukuran 1cm dan mengikutsertakan sedikit bagian daun yang sehat. Selanjutnya daun yang telah dipotong direndam dalam alkohol 70%, aquades steril, klorox dan aquades steril masing-masing selama 3 menit. Setelah itu dikeringkan di atas tisu steril. Setiap bagian daun yang telah disterilkan ditanam dalam cawan petri yang telah berisi media PDA. Pengamatan dilakukan 4-7 hari setelah isolasi yaitu: warna koloni, bentuk koloni (lingkaran atau tidak), tekstur koloni, dan arah pertumbuhan koloni. Purifikasi dilakukan pada setiap isolat koloni jamur yang dianggap berbeda, dipisahkan menggunakan corck borer dan jarum Ose kemudian ditumbuhkan pada media baru dalam cawan Petri. Pembuatan preparat jamur dilakukan dengan mengambil koloni jamur kemudian diletakkan pada object glass dan ditutup dengan cover glass yang kemudian dimasukkan dalam kotak penyimpanan yang didalamnya sudah terdapat tisu yang dilembabkan dengan aquades. Pengamatan hasil identifikasi jamur dilakukan dibawah mikroskop. Uji kisaran suhu koloni jamur Curvularia sp. dilakukan untuk melihat pertumbuhan koloni dari jamur Curvularia sp. pada rentang suhu 20-35ºC. Uji antagonis Actinomycetes dengan jamur Curvularia sp. secara in vitro dilakukan untuk mengetahui potensi Actinomycetes dalam menghambat pertumbuhan koloni jamur Curvularia sp. Data panjang koloni jamur Curvularia sp. dan uji antagonis Actinomycetes dengan koloni jamur Curvularia sp. yang diperoleh dianalisis menggunakan Uji BNT pada taraf kesalahan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa patogen penyebab penyakit bercak daun pada tanaman cengkih adalah Curvularia sp. Pada uji pengaruh suhu terhadap pertumbuhan koloni jamur patogen Curvularia sp. diketahui suhu optimum yaitu 25⁰C. Pada uji antagonisme yang dilakukan secara in vitro, bahwa Actinomycetes Nocardia daya hambatnya lebih besar dari Actinomycetes Microcoocus terhadap pertumbuhan jamur patogen Curvularia sp.

English Abstract

Cloves (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perr) is one of the agricultural commodities that have a high economic value. The calculation of the Service Estate in East Java, the total needs 120 thousand tons of clove/year. However, the results of local clove production only meets up to 80 thousand tons/year and it takes approximately 40 import clove thousand tons. Problems that can lower the production of cloves, one of which is a disease. Leaf spotting diseases attack some plants, one of which attack the plant the cloves. Leaf spot disease symptoms on the leaves and cloves in the form of existence of small round patches of yellow translucent creature that can be seen on both the surface of the leaf, enlarged, bulbous shape patches, the colour gradually turns into light brown and Center spot looks settles. The cause of the disease is suspected of Curvularia sp. Leaf spot disease of attack this poses no harm meant, but leaves patches of heavy attacks will lower production. One of the controls that can be done is by using microorganisms. Microorganisms are used as controller of biodiversity in this research is the Actinomycetes. Actinomycetes is the most numerous group of microbes that produce bioaktif antibiotic, antibacterial and antifungi. The purpose of this research was to study the causes of disease and potential clove leaf spots of Actinomycetes in the yeast inhibits the growth of Curvularia sp. The research was carried out in the village of Badran, Kecamatan Wlingi, Blitar, East Java, as well as plant disease Laboratory, Department of Plant Pests and diseases, Faculty of agriculture, University of Brawijaya Malang, in April-November 2018. This research is done by determining the location of research based on the availability of clove plants on land. Clove leaf sampling using random methods. On land observations of clove plants defined as a plant sample selected 5 plants, each sample taken 1 plant each 1 leaf example showing symptoms of the disease attacks based on observation of the symptoms and signs of disease attack. The next example shows the bergejala leaves stored in a plastic pouch and carried using the cooling box to the lab. Calculation of the intensity of the disease carried out by as much as 3 times during the observation dilapang. Measurements of the temperature and humidity are measured using termohigrometer every 3 days for 4 weeks. Media PDA used as media culture in this research because of its ability to support the growth of mold. Insulation is done by cutting the clove leaf part that allegedly infected with the pathogen using scissors with a size of 1 cm and includes a little part of healthy leaves. The leaves have been cut further immersed in alcohol 70%, aquades sterile, sterile klorox and aquades each for 3 minutes. After that dried over sterile wipes. Each part of the leaf that has been planted in sterilized petri dish that already contain media PDA. The observation is done the day after the isolation of 4-7 IE: color, form colony colony (circle or not), the texture of the colony, and the direction of the growth of the colony. Purification was performed on each colony isolate fungi that are considered different, separated using corck borer and needles Ose then grown on new media in Petri dish. Making yeast preparations done by taking the fungus colonies were then placed on the object glass and covered with a cover glass that is then inserted in the boxes containing moistened wipes there with aquades. Observation on the results of the identification of the fungus is carried out under a microscope. Test temperature range Curvularia sp. fungal colonies do to see the growth of a colony of Curvularia sp. fungus on the temperature range 20-35 °C. Test of antagonistic Actinomycetes by fungus Curvularia sp. in vitro is performed to find out the potential of Actinomycetes in inhibiting the growth of fungal colonies Curvularia sp. fungal colony long Curvularia sp. antagonistic Actinomycetes and test with Curvularia sp. fungal colonies obtained were analyzed using Test BNT on levels 5% error. The results showed that the disease-causing pathogen of leaf spots on plants cloves is Curvularia sp. test temperature influence On the growth of yeast colonies against pathogens Curvularia sp. known optimum temperature i.e. 25 ⁰C. On the antagonism test carried out in vitro, that Nocardia Actinomycetes power greater than Microcoocus Actinomycetes against pathogenic fungus growth of Curvularia sp.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2019/629/051907403
Uncontrolled Keywords: -
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 648 Housekeeping > 648.7 Pest control
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 24 Aug 2020 07:24
Last Modified: 24 Aug 2020 07:24
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/173819
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item