Strategi Gapoktan Mojorayung Dalam Keberlanjutan Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (Puap)

Sanjaya, Shiella Marga (2019) Strategi Gapoktan Mojorayung Dalam Keberlanjutan Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (Puap). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

PUAP merupakan salah satu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri) yang diwujudkan dalam bentuk fasilitas bantuan modal usaha untuk petani anggota gapoktan. Dana PUAP disalurkan melalui Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) selaku kelembagaan tani yang berfungsi sebagai pelaksana PUAP. Program pemberdayaan masyarakat PNPM-Mandiri dinyatakan berhasil bila keberlanjutan program tersebut berada di tangan masyarakat sendiri. Artinya, masyarakat mampu mengelola program PUAP secara mandiri hingga tercapai tujuan seperti peningkatan kesejahteraan. Namun bantuan dana PUAP yang diberikan pemerintah kepada Gapoktan Mojorayung tidak dapat tersalurkan secara merata, hal tersebut dikarenakan keterbatasan modal dana PUAP. Selain penyaluran yang tidak merata tersebut, keterbatasan dana juga menyebabkan nominal pinjaman (plafon) yang ditawarkan Gapoktan Mojorayung kepada anggota tergolong rendah untuk mengembangkan usaha petani. Oleh karena itu Gapoktan Mojorayung perlu merumuskan alternatif strategi pengelolaan dan pengembangan program PUAP guna keberlanjutan program tersebut. Sehingga kedepannya program PUAP dapat diakses seluruh anggota dan melalui bantuan pijaman dana PUAP tersebut anggota gapoktan dapat mengembangkan usaha agribisnis yang dijalankannya. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor- faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, ancaman serta peluang bagi pengembangan program PUAP guna merumuskan alternatif strategi keberlanjutan program serta menentukan prioritas strategi terbaik untuk keberlanjutan program PUAP. Penelitian ini dilakukan di gapoktan Desa Mojorayung yang terletak di Desa Mojorayung, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun pada 26 Desember 2018 sampai dengan 14 Februari 2019. Data yang digunakan ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Metode analisis yang digunakan adalah Evaluasi Faktor Internal (IFE – Internal FactorEvaluation), Evaluasi Faktor Eksternal (EFE – Eksternal Factor Evaluation), Matriks Internal-External (Matriks IE), Analisis SWOT (Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats), dan Analisis Quantitative Strategies Planning Matrix (QSPM). Berdasarkan Analisis Internal FactorEvaluation (IFE) kekuatan utama yang dimiliki Gapoktan Mojorayung adalah pengembalian dana pinjaman dengan cara tanggung renteng. Sedangkan kelemahan utama Gapoktan Mojorayung adalah nominal pinjaman yang kecil sehingga sulit untuk menunjang pengembangan usahatani dalam skala yang lebih besar. Berdasarkan hasil Analisis Eksternal Factor Evaluation (EFE) yang menjadi peluang terbesar adalah adanya monitoring dan evaluasi (monev) dari PMT dan PPL sebagai kontrol jalannya dana PUAP dan ancaman utama adalah usahatani tergantung pada iklim. Matriks IFE menghasilkan skor sebesar 3,3256, sedangkan matriks EFE menghasilkan skor sebesar 3,0863. Berdasarkan matriks IE yang telah dihitung melalui matriks IFE dan EFE menunjukkan bahwa posisi Gapoktan Mojorayung berada pada sel I, dimana menggambarkan tumbuh dan kembangkan (growth and build).ii Analisis SWOT menghasilkan delapan alternatif strategi yang dapat diterapkan Gapoktan Mojorayung pada unit usaha mikro (simpan pinjam) ialah mengembangkan kios gapoktan dengan menyediakan saprodi lain, melakukan usahatani yang dikelola gapoktan, membuka peluang pemasaran hasil dengan membentuk unit usaha gapoktan, meningkatkan profesionalisme dan kinerja pengurus gapoktan serta LKM dengan program pembinaan dan pelatihan, meningkatkan kerja unit usaha mikro (simpan pinjam) dengan program pengembangan, melakukan pembaruan peraturan dan kesepakatan pinjaman dana PUAP dengan cara musyawarah bersama para anggota, melakukan rotasi nasabah penerima bantuan pinjaman dana PUAP dari hasil seleksi yang telah dilakukan sebelumnya, dan melakukan pengendalian kredit yang macet dengan pemberian sanksi/hukuman dan pemberian reward terhadap kredit lancar. Prioritas strategi alternatif yang terpilih dan tepat untuk direkomendasikan kepada Gapoktan Mojorayung berdasarkan hasil Analisis matriks QSP adalah meningkatkan kerja unit usaha mikro (simpan pinjam) melalui program pengembangan. Prioritas strategi alternatif berikutnya adalah meningkatkan profesionalisme dan kinerja pengurus gapoktan serta LKM dengan pembinaan dan pelatihan dan prioritas strategi alternatif yang terakhir adalah mengembangkan kios gapoktan dengan menyediakan saprodi lain. Guna meningkatkan efektifitas pelaksanaan strategi keberlanjutan PUAP pada Gapoktan Mojorayung, maka pengurus gapoktan diharapkan untuk berkontribusi dengan mejalankan tugas dan kewajiban sesuai dengan AD/ART yang berlaku. Selanjutnya anggota Gapoktan Mojorayung disarankan untuk turut berperan serta dalam menjaga keberlangsungan program PUAP dengan mentaati segala bentuk peraturan PUAP yang diberlakukan gapoktan. Pemerintah Kabupaten Madiun diharapkan menambah bantuan modal Gapoktan dengan menjadi perantara hubungan antara Gapoktan dengan perbankan untuk menjalin kerjasama berbagi keuntungan. Tidak lupa saran untuk Dinas Pertanian Kabupaten Madiun diharapkan melakukan kegiatan pembinaan melalui pelatihan guna meningkatkan profesionalisme dan kinerja pengurus gapoktan

English Abstract

PUAP one of the National Independent Community Empowerment Programs (PNPM-Mandiri) which is realized in the form of capital facilities for farmers who are the members of gapoktan. PUAP funds are channeled through a gapoktan as a farmer institution that functions as an executor of PUAP. The PNPM-Mandiri was declared successful if the sustainability of the program was in the hands of the community itself. That is, the community is able to manage the PUAP program independently until goals such as improving welfare are achieved. However PUAP fund assistance provided by the government to Mojorayung Gapoktan can not be distributed evenly, this is due to the limited capital of PUAP funds. In addition to the uneven distribution, the limited funds also caused the nominal loans (plafond) offered by Mojorayung Gapoktan to members is considered low to develop farmers' businesses. Therefore Mojorayung Gapoktan needs to formulate an alternative strategy for management and development of the PUAP program for the sustainability of the program. So that in the future the PUAP program can be accessed by all members and through the assistance of the PUAP fund, Gapoktan members can develop the agribusiness business that they run. This study aims to analyze internal and external factors that become strengths, weaknesses, threats, and opportunities for the development of the PUAP program in order to formulate alternative program sustainability strategies and determine the priorities of the best strategies for the sustainability of the PUAP program. This research was conducted in the Gapoktan of Mojorayung Village located in Mojorayung Village, Wungu District, Madiun Regency from December 26th, 2018 to February 14th, 2019. The data used consisted of primary data and secondary data. The analytical methods used are Internal Factor Evaluation (IFE), External Factor Evaluation (EFE - External Factor Evaluation), Internal-External Matrix (IE Matrix), SWOT Analysis (Strengths-Weaknesses-OpportunitiesThreats), and Quantitative Analysis Strategies Planning Matrix (QSPM). Based on the analysis of Internal Factor Evaluation (IFE) the main strength of Gapoktan Mojorayung is the return of loan funds by means of joint responsibility. While the main weakness of Gapoktan Mojorayung is a small loan nominal making it difficult to support the development of farming on a larger scale. Based on the results of the External Factor Evaluation (EFE) analysis, the biggest opportunity is the existence of monitoring and evaluation (monev) of PMT and PPL as control over the running of PUAP funds and the main threat is farming depends on the climate. The IFE matrix produces a score of 3,3256, while the EFE matrix produces a score of 3,0863. Based on the IE matrix which has been calculated through the IFE and EFE matrices, it shows that the position of Gapoktan Mojorayung is in the cell I, which describes growth and build. The SWOT analysis produced eight alternative strategies that can be implemented by Gapoktan Mojorayung in the micro business unit (savings and loans): developing gapoktan kiosks by providing other inputs, conducting farmsiv managed by gapoktan, opening up opportunities for marketing results by forming a gapoktan business unit, increasing professionalism and performance of gapoktan management and LKM with coaching and training programs, increasing the work of micro business units (savings and loans) with development programs, updating regulations and loan agreements with PUAP funds by deliberation with members, rotating customers receiving PUAP funds from the selection that has been made beforehand, and controlling bad credit with the provision of sanctions/penalties and giving rewards to smooth credit. The priority of selected and appropriate alternative strategies to be recommended to Gapoktan Mojorayung based on the results of the QSP matrix analysis is to increase the work of micro-enterprise units (savings and loans) with development programs. The next priority alternative strategy is to improve the professionalism and performance of gapoktan and LKM administrators with founding and training program, and the last priority alternative strategy is to develop a gapoktan kiosk by providing other inputs. In order to increase the effectiveness of the implementation of PUAP's sustainability strategy at Gapoktan Mojorayung, the gapoktan management is expected to contribute by carrying out their duties and obligations in accordance with the applicable AD/ART. Furthermore, Gapoktan Mojorayung members were advised to take part in maintaining the sustainability of the PUAP program by complying with all forms of PUAP regulations imposed by gapoktan. The Madiun Regency Government is expected to increase gapoktan capital assistance by becoming an intermediary between the gapoktan relationship and banks to establish profit sharing cooperation. Not to forget the advice for the Madiun District Agricultural Service is expected to carry out coaching activities through training to improve the professionalism and performance of gapoktan management.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2019/680/051907454
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 658 General management > 658.4 Executive management > 658.401 Planning, policy making, control, quality management > 658.401 2 Planning and policy making
Divisions: Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 24 Aug 2020 07:24
Last Modified: 24 Aug 2020 07:24
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/173814
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item