Program Simantri Berbasis Lahan Sawah dan Lahan Kering. (Studi kasus di Desa Kelating Tabanan, dan Bugbug Karangasem Provinsi Bali)

Ananta, Dimas Yulio (2019) Program Simantri Berbasis Lahan Sawah dan Lahan Kering. (Studi kasus di Desa Kelating Tabanan, dan Bugbug Karangasem Provinsi Bali). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Penggunaan pupuk kimia pada lahan pertanian sudah sangat sering dilakukan, selain praktis pupuk kimia dapat memberikan efek yang baik dalam jangka waktu pendek. Melepas ketergantungan petani dari pupuk kimia harus dilakukan secara bertahap karena petani saat ini sudah terbiasa menggunakan pupuk kimia. Salah satu cara untuk menerapkan pertanian organik di pedesaan adalah dengan pengembangan pertanian terintegrasi. Sejak tahun 2009. Pemerintah Provinsi Bali sudah mencanangkan program (SIMANTRI) sistem pertanian terintegrasi. Kelompok tani yang telah melaksanakan program Simantri yang digagas oleh Pemerintah Provinsi Bali diantaranya Simantri 027 Desa Kelating Tabanan (lahan basah) dan Simantri 295 Desa Bugbug Karangasem. Adapun tujuan dari penelitan ini yaitu: 1) Mendeskripsikan kondisi sosial budaya dan ekonomi kelompok tani Simantri 027 Desa Kelating dan Simantri 295 Desa Bugbug. 2) Mendeskripskan Proses pelaksanaan program Simantri 027 Desa Kelating dan Simantri 295 Desa Bugbug. 3) Menganalisis kinerja program Simantri 027 Desa Kelating dan Simantri 295 Desa Bugbug. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus (case study). Penelitian ini dilakukan di Simantri 027 Desa Kelating Tabanan dan Simantri 295 Desa Bugbug Karangasem selama 2 bulan yaitu dari bulan Mei sampai Juni 2018. Teknik penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling. Penentuan informan berasal dari anggota kelompok Simantri. Sedangkan key informan yang berada di masing-masing lokasi penelitian adalah ketua Simantri. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan melakukan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Setelah data dikumpulkan lalu data dianalisis menggunakan model interaktif yang dikemukakan oleh Miles, Hubermen, dan Saldana. Analisisis terdiri dari tiga alur kegiatan yaitu kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian yaitu terdapat perbedaan kondisi sosial ekonomi dan budaya pada kedua lokasi penelitian. Kegiatan budidaya di Desa Kelating Tabanan petani menanam padi. Limbah pertanian tidak digunakan sebagai pakan ternak. Pengelolaan ternak dilakukan di kandang. Sedangkan di Desa Bugbug kelompok tani menanam kelapa dan pisang, pada musim hujan petani menanam jagung dan kacang tanah secara tumpangsari. Limbah hasil pertanian digunakan sebagai pakan ternak. Pengelolaan ternak dilakukan dengan cara digembalakan di sebidang lahan petani. Pelaksanaan program Simantri di kedua lokasi juga terdapat perbedaan mulai dari pengelolaan hewan ternak, cara memperoleh pakan, pengolahan limbah ternak dan tanaman, pengolahan instalasi Biogas, serta budidaya di lahan. Pelaksanaan program Simantri di Kelating Tabanan, pengelolaan ternak dilakukan di dalam kandang. Pakan ternak berasal dari rumput di lahan petani. Pengelolaan limbah ternak sudah berjalan yaitu pupuk padat dan biourine. Pengelolaan instalasi biogas tidak berjalan. Serta kegiatan budidaya di lahan, petani menanam padi, limbah hasil pertanian tidak dimanfaatkan sebagai pakan ternak, dan pupuk yang digunakan sebagian menggunakan pupuk organik dan sebagaian menggunakan pupuk kimia. Sedangkan di Desa Bugbug pengelolaan ternak digembalakan di sebidang lahan di samping kandang Simantri. Pakan berasal dari limbah pertanian berupa jerami padi. Pengelolaan limbah ternak dan biogas tidak berjalan. Serta kegiatan budidaya, petani menanam tahunan yaitu kelapa dan pisang. Saat musim hujan petani menanam jagung dan kacang tanah secara tumpangsari. Kinerja program Simantri di kedua lokasi lokasi juga berbeda, ada aspek yang berhasil di salah satu Simantri namun ada pula aspek yang tidak berhasil untuk dilaksanakan. Simantri 027 aspek yang berjalan dengan baik yaitu pengolahan limbah peternakan yang sudah diolah menjadi pupuk organik dan biourine. Sedangkan aspek pengelolaan ternak sapi pada Simantri 027 tidak berkembang dengan baik. Pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan ternak tidak dilakukan mengingat stok rumput hijauan di Desa Kelating jumlahnya sangat melimpah. Sedangkan kinerja Simantri 295 aspek yang berjalan dengan baik yaitu pengelolaan hewan ternak dan pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan ternak. Pemanfaatan limbah pertanian berupa jerami padi dilakukan karena disekitar wilayah Simantri 295 merupakan lahan kering sehingga pakan ternak menggunakan limbah hasil pertanian berupa jerami padi. Pengolahan limbah peternakan di Simantri 295 masih belum evektif, hal ini karena terbatasnya pengetahuan petani mengenai pengolahan limbah dan terbatasnya akses pemasaran pupuk organik yang dihasilkan. Pengelolaan instalasi biogas di kedua lokasi Simantri saat ini tidak berjalan. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat sisi positif dan negatif dari pelaksanaan Simantri pada lahan basah dan lahan kering di Provinsi Bali. Namun perlu adanya keberlanjutan pelaksanaan program Simantri baik untuk lahan basah dan lahan kering di provinsi Bali. Selain itu pendampingan mengenai pentingnya penggunaan pupuk organik perlu dilakukan karena selain untuk memperbaiki struktur tanah penggunaaan pupuk organik yang berasal dari ternak juga memiliki nilai ekonomis yang bisa meningkatkan pendapatan petani.

English Abstract

The use of chemical fertilizers on agricultural land is very often done, besides practical chemical fertilizers can have a good effect in the short term. Releasing the dependence of farmers from chemical fertilizers must be done gradually because farmers are now used to using chemical fertilizers. One way to implement organic farming in rural areas is with integrated agricultural development. Since 2009. The Provincial Government of Bali has launched an integrated farming system (SIMANTRI) program. Farmer groups that have implemented the Simantri program initiated by the Bali Provincial Government include Simantri 027 Kelating Tabanan Village (wetland) and Simantri 295 Bugbug Village Karangasem. The objectives of this research are: 1) Describe the socio-cultural and economic conditions of the Simantri farmer group 027 Kelating and Simantri Village 295 Bugbug Village. 2) Describe the implementation process of the Simantri 027 Village program Kelating and Simantri 295 Bugbug Village. 3) Analyzing the performance performance of the Simantri 027 Village program in Kelating and Simantri 295 Bugbug Village. This study uses a qualitative approach with case study design. This research was conducted in Simantri 027 Kelating Tabanan and Simantri Village 295 Bugbug Karangasem Village for 2 months from May to June 2018. The results of the study are different socio-economic and cultural conditions in the two study locations. Cultivation activities in Kelating Tabanan Village farmers grow rice. Agricultural waste is not used as animal feed. Livestock management is carried out at home. Whereas in Bugbug Village, farmer groups planted coconut and banana, in the rainy season farmers grow corn and peanuts in an intercropping manner. Agricultural waste is used as animal feed. Livestock management is carried out by grazing on a farmer's plot of land. The implementation of the Simantri program in both locations also has differences starting from the management of livestock, how to obtain feed, processing of livestock and plant waste, processing of biogas plants, and cultivation on land. The implementation of the Simantri program in Kelating Tabanan, livestock management is carried out in a cage. Animal feed comes from grass on the farmer's land. Livestock waste management is already running, namely solid fertilizer and biourine. Management of biogas installations does not work. As well as cultivation activities on land, farmers grow rice, agricultural waste is not used as animal feed, and fertilizers that are used in part use organic fertilizer and some use chemical fertilizers. While in Bugbug Village the management of livestock is grazed on a plot of land next to the Simantri cage. Feed comes from agricultural waste in the form of rice straw. Management of livestock waste and biogas does not work. As well as aquaculture activities, farmers plant annual crops of coconut and banana. During the rainy season farmers grow corn and peanuts in an intercropping manner. Performance of the Simantri program in both location locations is also different, there are aspects that succeed in one of Simantri but there are also aspects that are not successful to be implemented. Simantri 027 aspects that go well are processing farm waste that has been processed into organic and biourine fertilizers. While the aspect of managing cattle in Simantri 027 is not well developed. The utilization of agricultural waste as animal feed is not carried out considering that the amount of forage grass in Kelating Village is very abundant. While the performance of Simantri 295 aspects that are going well are livestock management and utilization of agricultural waste as animal feed. Utilization of agricultural waste in the form of rice straw is done because around Simantri 295 area is dry land so animal feed uses agricultural waste in the form of rice straw. Processing of livestock waste in Simantri 295 is still not effective, this is due to the limited knowledge of farmers regarding waste treatment and the limited access to marketing of organic fertilizers produced. Management of biogas installations in both Simantri locations is currently not running The conclusion of this study is that there are positive and negative sides of Simantri implementation on wetlands and dry land in Bali Province. However, there needs to be a continuation of the implementation of the Simantri program for both wetlands and dry land in the province of Bali. In addition, mentoring on the importance of using organic fertilizer needs to be done because in addition to improving soil structure, the use of organic fertilizer from livestock also has economic value that can increase farmers' income.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2019/622/051907396
Uncontrolled Keywords: -
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 631 Specific techniques; apparatus, equipment materials > 631.4 Soil science > 631.45 Soil erosion > 631.451 Conservation tillage
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 24 Aug 2020 07:23
Last Modified: 24 Aug 2020 07:23
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/173752
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item