Ramadhani, Citra Amelia (2019) Uji Daya Hasil Pendahuluan 30 Genotipe Harapan Kedelai (Glycine Max (L.) Merr.) Berdaya Hasil Tinggi. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) merupakan komoditas tanaman pangan terpenting di Indonesia setelah beras dan jagung sehingga komoditas ini mendapatkan perhatian yang tinggi dari pemerintah dalam kebijakan pangan nasional. Peningkatan konsumsi kedelai sangat signifikan terjadi tahun 2016 sebesar 59,02%, dari tahun 2015 sebesar 1,56 juta ton meningkat menjadi 2,49 juta ton. Sedangkan rata-rata produksi kedelai dalam negeri pada tahun 2016 turun 7,85% menjadi 887,540 ton, dari produksi tahun 2015 sebesar 963.183 ton (BPS, 2016). Perkiraan konsumsi kedelai nasional pada tahun 2016-2020 akan terus meningkat, rata-rata per tahun meningkat 14,79%. Pada tahun 2020 konsumsi nasional kedelai diperkirakan akan mendekati 3 juta ton, yakni sebesar 2,87 juta ton (Deptan, 2016). Perbedaan tingkat konsumsi dan produksi kedelai di Indonesia menjadikan impor sebagai salah satu cara untuk tetap memenuhi kebutuhan kedelai di indonesia. Namun impor yang dilakukan dalam jangka waktu lama akan menyebabkan Indonesia terus bergantung kepada negara lain sehingga harus diperlukan usaha lain untuk menyelesaikan masalah ini, dimana salah satu usaha untuk memenuhi kebutuhan kedelai di Indonesia yaitu melalui intensifikasi. Usaha intensifikasi dilakukan dengan cara penerapan teknologi tepat guna berupa penggunaan varietas unggul, dan perbaikan mutu benih. Salah satu cara untuk mendapatkan varietas unggul adalah dengan program pemuliaan tanaman yang tepat. Varietas unggul kedelai pada umumnya dipilih secara empiris berdasarkan keunggulan daya hasil pada uji daya hasil dan uji adaptasi. Dalam mendukung program pemuliaan varietas unggul yang memiliki sifat-sifat tersebut perlu dilakukan identifikasi plasma nutfah kedelai yang memiliki sifat-sifat yang unggul. Pengetahuan mengenai karakter kualitatif dan kuantitatif tanaman kedelai yang dapat mendukung perbaikan sistem pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai penting dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi 30 genotipe hasil persilangan kedelai generasi F5 berdasarkan karakter kualitatif; mempelajari karakter kuantitatif dari 30 genotipe hasil persilangan kedelai generasi F5 untuk mengetahui daya hasilnya dan menentukan karakter utama yang mendukung komponen hasil dari 30 genotipe hasil persilangan kedelai generasi F5. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Universitas Brawijaya, yang berlokasi di Agro Techno Park, Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Malang. Pada bulan Juli 2018 - Oktober 2018.Alat yang digunakan adalah sabit, cangkul, gembor, tali rafia, rol meter, jerigen, knapsack sprayer, ember, papan keterangan, penggaris, kamera, timbangan analitik, leaf area meter, klorofilmeter, oven dan alat tulis. Bahan penelitian terdiri dari benih F5 hasil pengembangan galur populasi bersegresi dari 6 tetua varietas kedelai yaitu (Varietas Anjasmoro (AJM), Varietas Argopuro (AGP), Varietas Grobogan (GBG), Galur Murni Brawijaya 2 (Argopuro X UB 1) (UB2) dan Galur Murni Brawijaya 1 (UB1). Bahan lain yangdigunakan adalah pupuk kandang sapi dengan dosis 3 ton/ha, pupuk NPK serta pupuk Urea. Selain itu digunakan juga pupuk Gandasil D sebagai pupuk daun dan Decis untuk pencegahan hama penyakit tanaman kedelai. Penelitian ini dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 30 genotipe F5 hasil persilangan 6 tetua yang akan diuji dengan masing-masing perlakuan sebanyak 3 kali. Pengamatan dilakukan terhadap karakter kualitatif dan kuantitatif. Karakter-karakter kualitatif yang diamati yaitu warna hipokotil, warna bunga, bentuk daun, tekstur permukaan daun, tipe pertumbuhan, warna bulu batang, warna polong masak, warna biji, dan warna hilum. Pada pengamatan karakter kuantitatif, parameter yang diamati yaitu luas daun, berat segar dan berat kering tanaman, kadar klorofil , tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah buku subur, panjang akar, waktu berbunga, jumlah cabang, jumlah polong isi per tanaman, jumlah polong hampa per tanaman, bobot biji per petak, bobot 100 biji, bobot biji per tanaman, waktu panen dan waktu masak polong. Data kualitatif dianalisis berdasarkan panduan International Union for the Protection of New Varieties of Plants (UPOV) (2015) sedangkan data kuantitatif yang diperoleh dianalisis menggunakan analisissidik ragam (ANOVA) yaitu dengan uji F pada taraf nyata 5% (Steel dan Torrie, 1993). Perlakuan yang menunjukkan perbedaan nyata (F hitung > F table 5%), maka akan diuji lanjut dengan uji Duncan pada taraf nyata 5% untuk melihat perbedaan diantara perlakuan. Data kuantitatif selanjutnya di analisis menggunakan cluster analysis untuk menggetahui kesamaan karakter utama yang mendukung daya hasil pada 30 genotipe hasil persilangan. Hasil karakterisasi menunujukan bahwa pada parameter kualitatif terdapat keragaman antar genotipe terutama pada karakter warna polong masak, warna hilum, bentuk daun dan bentuk biji. Pada parameter kuantitatif didapatkan genotipe-genotipe hasil persilangan yang berpotensi berdaya hasil tinggi berdasarkan umur berbunga terpendek antara lain: Genotipe (1) UB2 XAJM (30 hst), Genotipe (25) UB1 X TGM (31 hst) danGenotipe (30) TGM X UB1 (31 hst) serta yang memiliki produksi tinggi yakni Genotipe (7) AGP X UB2 (1,66 ton/ha) dan Genotipe (12) UB2 X AGP (1,80 ton/ha). Seluruh parameter pada karakter kuantitatif menunjukan perbedaan yang nyata antar genotipe kecuali pada parameter tinggi tanaman, luas daun dan bobot segar tanaman yang menunjukan perbedaan yang tidak nyata.
English Abstract
Soybean (Glycine max (L.) Merr.) is the most important food crop in Indonesia after rice and corn and make this commodity had a high concernby the government in national food policy. The increase of soybean consumption was very significant in 2016 to 59.02%, from 2015 to1.56 million tons, increasing to 2.49 million tons in 2016. while the average domestic soybean production in 2016 fell 7.85% to 887,540 tons, from 2015 productionto 963,183 tons (BPS, 2016).Estimates of national soybean consumption in 2016-2020 will continue to increase, the average per year increases to 14.79%.In 2020 the national consumption of soybeans is expected to approach 3 million tons, which is equal to 2.87 million tons (Ministry of Agriculture, 2016), The different level of soybean consumption and soybean production make imports as a way to keep supply soybean in Indonesia without realizedthe other way to keep supply soybean in Indonesia is by increasing production with intensification. The intensification is carried out by applying appropriate technology in the form of using superior varieties and improving seed quality. One way to get superior varieties is by plant breeding program. The soybean superior varieties are generally chosen empirically based on the yield superiority in the yield test and adaptation test. In supporting high yielding varieties in breeding programs that have characteristics, it is necessary to identify or characterize the soybean germplasm that has superior characteristics. Knowledge of the qualitative and quantitative characteristics of soybean plants that can support the improvement of the system of growth and production of soybean crops is important. The purpose in this research is characterizing 30 genotypes from F5 generation of soybean crosses based on qualitative characters; studying quantitative characters from 30 genotypes from F5 generation of soybeans to find out the yield potency and determine the main character that supports the yield component of 30 genotypes of F5 generation of soybean crosses. The research was conducted at the UB Experimental Garden, in Agro Techno Park, Malang in July 2018 - October 2018. The equipments used are crescent, hoe, string, raffia, rollers, jerry can, knapsack sprayer, buckets, information board, ruler, camera, analytical scales, leaf area meter, clorophyl meter SPAD 502, oven and stationery. The research material consisted of F5 seeds as a result of the development of a population strain of 6 parental of soybean varieties namely (Anjasmoro Varieties (AJM),Argopuro Varieties (AGP), Grobogan Varieties (GBG), (Argopuro X UB 1) (UB 2) and (UB 1). Another materials used are cow manure with a dose of 3 tons / ha, NPK fertilizer, Urea fertilizer, also used Gandasil D fertilizer and Decisive insecticidefor prevention of pest. This research was conducted using Randomized Block Design (RBD) with 30 genotypes F5 from crossing of 6 parental soybeans. Each treatment repeated 3 times.Observations were made on qualitative and quantitative characters. Qualitative characters observed consist ofhypocotyl color, flower color, leafshape, leaf color, leaf texture, growth type, stem hair color, ripe pod color, seed color, and hilum color. On quantitative character observations, the parameters observed consist ofleaf area, fresh weight and dry weight of plants, chlorophyll content, plant height, number of leaves, number of fertile nodes, root length, flowering time, number of branches, number of pods per plant, number of empty pods per plant, seed weight per plot, weight 100 seeds, seed weight per plant, harvest time and determination of physiological seed maturity. Qualitative data analyzed based on the International Union for the Protection of New Varieties of Plants (UPOV, 2015) while the quantitative data analyzed using the analysis of variance Anova (F Tabel) on 5% level that aims to find out the real difference between genotype. If there is any real difference, it continued with the Duncan Multiple Range Test (DMRT) on 5% level. The quantitative parameters continued analyze by cluster analysis to classify 30 genotype based on the similarity of the main characters that support high yield. The characterization results show that in The qualitative parameters show the diversity between genotype especially in the character of ripe pods color, hilum color, leaf shape and seeds shape. The quantitative parameters show the genotypes in this research that have a high yield potential based on the shortest flowering time are, Genotype (1) UB2 X AJM (30 days), Genotype (25) UB1 X TGM (31 days) and Genotype (30) TGM X UB1 (31 days) and those with high production, namely Genotype (7) AGP X UB2 (1.66 tons / ha) and Genotype (12) UB2 X AGP (1.80 tons / ha). All parameters in quantitative characters showed significant differences between genotypes while the 30 genotypes in this research has not significantly different on the parameters of plant height, leaf area and fresh weight of plants.
Other obstract
-
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | SKR/FP/2019/703/051907477 |
| Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 633 Field and plantation crops > 633.3 Legumes, forage crops other than grasses and legumes > 633.34 Soybeans |
| Divisions: | Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian |
| Depositing User: | Nur Cholis |
| Date Deposited: | 18 Aug 2020 03:03 |
| Last Modified: | 18 Aug 2020 03:03 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/173736 |
Actions (login required)
 |
View Item |